Together

557 62 8
                                    


Jaehyun terusik saat udara dingin mulai menusuk kulit tubuhnya yang tadi tertidur tanpa selimut.

Ia meregangkan otot otot nya yang terasa sangat kaku. Pasalnya tempat tidur yang ia tempati saat ini tidak seperti tempat tidur nya di rumah yang empuk dan sangat nyaman.

"Badanku terasa remuk." Parau jaehyun.

Seketika itu ia langsung teringat pada pria kecil yang tadi tidur di dalam pelukannya.

Dengan cepat jaehyun mengedarkan pandangannya untuk mencari renjun namun ternyata renjun tidak ada di sana. Jam menunjukan pukul 01.20 dini hari dan kemana renjun di jam jam ini. Jaehyun yang merasa aneh kemudian beringsut dari tempat tidur dan keluar dari kamar itu.

Ruang tamu. Dapur. Belakang rumah. Semuanya sudah jaehyun telusuri namun hasilnya nihil.
Pria kecil nya tak terlihat di mana pun dan itu membuat jaehyun mulai panik.

Jaehyun segera berlari untuk mengambil ponsel nya yang ada di kamar renjun dan setelah itu ia pun langsung menghubungi nomor renjun.

"Angkat ren. Aku mohon."

Beberapa kali jaehyun terus menghubungi renjun namun tak ada jawaban. Hingga saat jaehyun kembali menelfon, saat itu juga suara operator terdengar yang menandakan kalau panggilan jaehyun di tolak dan itu semakin membuat jaehyun tidak karuan.

"Sial.. Kenapa kau menolak panggilanku ren!" Umpat jaehyun semakin dibuat frustasi.

"Karena aku ada di belakangmu, jadi untuk apa menelfon."

Dengan cepat jaehyun membalikan badannya dan kini ia bisa bernafas lega saat melihat renjun ada di depan nya.

Dengan nafas ter engah dan wajah yang terlihat memerah, jaehyun segera melangkah lalu memeluk erat tubuh mungil renjun yang membuat renjun sedikit terkejut hingga belanjaan yang dia bawa pun tak sengaja terlepas dari tangan nya.

"Kau kemana saja ren? Aku mencarimu kemana mana tapi kau tidak ada. Aku fikir kau meninggalkanku lagi." Ujar jaehyun dengan suara yang bergetar.

Tanpa perlu melihatnya, renjun sudah tau kalau saat ini pria itu tengah menangis. Di tambah renjun dapat merasakan pundaknya yang menjadi tumpuan wajah pria itu pun terasa basah.

"Jae, kau menangis?" Tanya renjun dengan suara yang sangat rendah.

Jaehyun tak menjawab, ia malah semakin mengeratkan pelukan nya pada tubuh renjun.

Dengan sedikit tenaga renjun menjauhkan tubuh jaehyun darinya hanya untuk melihat keadaan pria jangkung berlesung pipi itu.

Dan benar saja, saat renjun berhasil menjauhkan jaehyun, ia dapat dengan jelas melihat jejak air mata di pipi pria itu. Bahkan renjun juga melihat air mata yang menggenang di matanya dan siap jatuh kapan saja.

"Jae." Lirih renjun.

Rasanya hati renjun begitu sakit saat melihat keadaan orang yang ia cintai seperti saat ini dan itu karena dirinya. Sungguh, renjun benar benar ikut merasa sakit.

"Aku benar benar takut saat tak melihatmu dimana pun ren. Aku takut. Aku mohon.... Jangan tinggalkan aku lagi ren. Aku tidak yakin apa aku kali ini bisa bertahan jika kau pergi lagi dari hidupku."

Tak terasa air mata renjun pun jatuh begitu saja saat mendengar nada lirih dan penuh ketulusan yang keluar dari mulut jaehyun. Namun detik berikutnya, se ulas senyuman terlukis indah di wajah cantik milik renjun.

Perlahan tangan renjun mulai terangkat dan menghapus air mata yang sedaritadi kembali jatuh di pipi jaehyun menggunakan ibu jarinya.

"Kau bodoh yah. Bagaimana mungkin aku bisa meninggalkan mu lagi. Di saat aku tau kalau kau bisa hancur jika itu terjadi. Benarkan?"

Ex Crush  |  JaerenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang