Semua mahasiswa baru sudah berkumpul di aula sekolah sesuai dengan intruksi dari kating pembimbing mereka masing masing.
Semua orang sibuk untuk mempersiapkan kegiatan ospek pagi ini. Ada yang sibuk mengobrol, ada yang sibuk cari perhatian pada kating mereka dan ada juga yang sejak tadi hanya terus terusan menghela nafas panjang terlihat malas atau bahkan enggan mengikuti kegiatan ini.
"Ren. Kau baik baik saja kan?" Suara seseorang di samping renjun berhasil membuat renjun menoleh dan menatap orang itu dengan mata sayu nya.
"Aku baik baik saja yangie. Hanya saja perasaanku sedikit tidak enak." Jawab renjun dengan nada suara yang sangat rendah.
"Tenang saja. Mungkin kau terlalu gugup karena ini hari pertama kita melakukan ospek. Lebih baik sekarang fokus untuk mendengarkan misi pertama kita. Kalau tidak kita bisa kena hukuman." Ujar yangyang sambil menepuk pelan pundak renjun mencoba untuk menenangkan sahabatnya itu.
Ya.. Renjun dan yangyang sudah berteman sejak mereka di sekolah menengah. Hingga akhirnya keduanya memilih untuk kuliah di universitas yang sama juga.
Acara pun akhirnya dimulai. Hingga saat pembukaan acara di persilakan pada ketua BEM untuk memberi sambutan. Saat itu juga mata yangyang membelalak seketika dan langsung menoleh ke arah renjun yang ternyata sedang menundukan kepalanya.
"Ren.. Ren.. Ren.. Angkat kepala mu dan lihat lah siapa yang ada di depan sana." Titah yangyang dengan terburu buru sambil terus menyikut lengan renjun.
"Aww.. Sakit yangie." Protes renjun yang tak terima lengannya di sikut oleh yangyang beberapa kali.
"Aku yakin jika kau melihat orang di depan sana rasanya akan lebih sakit dari itu ren." Ujar yangyang sambil menunjuk seseorang di depan sana menggunakan dagu nya.
Dengan perlahan renjun pun mulai mengikuti arah tunjuk yangyang dan benar saja, luka di hatinya yang sudah sekian lama ia coba untuk sembuhkan kini sedikit kembali terbuka saat melihat seseorang di depan sana yang sedang bersiap untuk memberi penyambutan pada semua mahasiswa baru.
"Kak Jaehyun." Gumam renjun dengan suara tertahan.
"Terkutuklah kau huang renjun, orang yang selama ini mati matian ingin kau lupakan kini malah muncul lagi di hidupmu dan justru sekarang kau akan melihatnya setiap hari." Yangyang berucap dengan penuh ledekan di setiap katanya. Ia tau betul kalau sahabatnya itu kini sedang dalam masalah besar, namun entah kenapa yangyang justru menyukai renjun yang terlihat panik seperti saat ini.
"Astaga.. Kenapa harus ada dia di sini. Kalau aku tau dia kuliah di sini, sampai mati aku tidak mau masuk ke universitas ini." Renjun terdengar sangat frustasi dan kini ia langsung menyembunyikan tubuh kecil nya di belakang yangyang berharap kalau jaehyun tidak akan bisa melihat nya.
Yangyang hanya tertawa puas melihat tingkah renjun yang seperti cacing kepanasan.
"Sial sial sial." Umpat renjun.
Beberpa menit kemudian, jaehyun yang sudah memberikan sambutan pun langsung turun dari podium dan pergi entah kemana. Dan itu sedikit membuat renjun merasa sangat lega. Kemudian ia pun keluar dari punggung yangyang dan berdiri di samping yangyang.
"Mukamu merah sekali ren seperti pantat babon." Ledek yangyang dengan senyuman jahil nya.
"Sialan kau." Omel renjun sambil sedikit menjitak kepala yangyang.
"Aku harap, akut tidak akan pernah bertatap muka dengannya sampai wisuda nanti." Lanjut renjun.
Lagi lagi yangyang hanya tertawa pelan melihat tingkah renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Crush | Jaeren
Novela JuvenilAku membencimu. Aku harap kita tidak akan pernah bertemu lagi baik di dunia ini ataupun di kehidupan selanjutnya.