Pagi itu di sekolah Sekang tengah ramai, entah apa yang tengah terjadi tapi teriakan itu membuat Yerin penasaran. Namun rasa penasarannya ia urungkan dan memilih berjalan pergi menuju lokernya. "Kau dengarkan, jika tunangan Taehyung tiba tiba menjadi siswi di sekolah ini"
"Tapi yang aku dengar ia telat masuk karena sebelumnya ia berada di America"
"Dia sangat cantik bukan"
"Oh, dia sangat cantik" kedua orang yang tengah berbicara di samping loker Yerin melihatnya "Dibandingkan wanita yang menggoda Taehyung dengan cara tak tau malu itu membuatku jijik""Taakk" Yerin menutup lokernya dengan keras "Ups, sepertinya dia mendengarnya"
"Ayo pergi" mereka berdua lantas berjalan pergi "Siapa yang menggodanya, dasar tukang gosip" ucap Yerin, ia lantas berjalan pergi dari sana. "Ahk" ringis Yerin saat ia tak sengaja menabrak seseorang begitu ia hendak berbelok "Maafkan aku, kau baik baik saja""Aku baik baik sa__" Yerin menghentikan ucapannya saat ia melihat wajah seorang pria yang ia lihat semalam, Cha Eun Woo, kakak dari So Hyeon. "Mengapa kau berhenti" ucapan itu membuat manik mata Yerin melirik ke arah kanan dimana Taehyung tengah berjalan menghampiri Eun Woo dari arah belakang. "Aku mencarimu bisakah kau da__" Yerin berbalik dan berlalu pergi "YAA, AKU BELUM SELESAI BICARA" teriak Taehyung
Yerin menghela napas lega saat ia sudah pergi dari hadapan kedua pria itu, namun kini manik matanya melihat So Hyun tengah berdiri di hadapannya sambil melipat kedua tangan di dada. "Ya minggir kau menghalangi jalan So Hyun" ucap seorang siswi yang berjalan bersamaan dengan So Hyun.
"Tidak apa apa" ucap So Hyun, ia berjalan mendekat ke arah Yerin "So Hyun, jangan dekat dekat dengannya" mereka berhenti berjalan "Kau tau dia gadis yang mendapatkan kartu merah"
"Yaahh walaupun Taehyung baru saja mencabutnya" jelasnya"Mencabutnya?" gadis itu berdehem membenarkan "Kalau begitu, aku akan memberikannya lagi nanti"
"Benarkah, aku menantikannya" So Hyun pun berjalan melewati Yerin dengan gadis yang mengikutinya. Yerin hanya bisa diam sambil menatap ke arah bawah "Kehidupan sekolahku tidak aman lagi sekarang" ucapnya dan berjalan pergi. Awalnya bahkan ia ingin menghajar Taehyung agar ia bisa tenang bersekolah di sini, karena bagaimana pun semua terjadi karena pria itu. Dan kini ia sudah mulai aman karena tiba tiba saja pria itu mencabut kartu bodoh itu. Namun kini, ia harus berhadapan dengan So Hyun, saudara kembar dari temannya, bahkan kakaknya yang juga berada di satu sekolah dengannya. "Setelah apa yang terjadi pada adiknya"
"Apa ini karma?"
"Atau mungkin ini akan dinamakan balas dendam""Balas dendam? Siapa?" Yerin berbalik dan melihat Jungkook di sana "Pura pura saja kau tak dengar" ucap Yerin yang hendak kembali berjalan namun tangannya di tahan "Bisa temani aku sebentar"
"Kenapa harus aku"
"Aku akan pura pura tak mendengarnya jika kau menemaniku" Yerin melihatnya sesaat dan menghela napas setelahnya "Baiklah baiklah" Jungkook tersenyum kecil dan mereka lantas berjalan pergi dari sana menuju atap.
Yerin masih diam mengikuti langkah pria itu, dan terlihat sebuah kain yang menutupi sesuatu di hadapannya, Jungkook membukanya "Uwahh.. lukisan yang indah" kagum Yerin saat ia melihat sebuah lukisan yang pria itu buat. "Ini bahkan belum jadi" jelas Jungkook
"Kalau begitu, apa yang harus aku lakukan?" tanya Yerin
"Bisa temani aku menyelesaikannya"
"Hah?" bingung Yerin
"Aku hanya sedang butuh seseorang untuk menemaniku, sampai bel masuk saja.. tak bisa"
"Kekanak kanakkan sekali"
"Baiklah, lakukan yang kau mau, aku akan diam disini" ucap Yerin, ia lantas berjalan ke arah kursi kosong tak jauh dari sana. Jungkook juga duduk dan mulai menggambar. Yerin melirik ke arah lukisan itu, tangan pria itu benar benar bergerak dengan cepat seperti ia sudah mengetahui apa yang harus ia lakukan. "Sebenarnya untuk apa aku harus menemanimu disini""Ketahuannya"
"Apa? Jadi kau berbohong dengan alasan seperti ini"
"Maaf, tapi aku harus menahan mu sebentar disini"
"Menahan ku? Untuk apa kau melakukannya" manik mata Yerin melirik ke arah pintu atap yang terbuka, Yerin berdiri saat ia melihat Shu Hua tengah datang berjalan ke arah mereka, bahkan Jungkook juga menghentikan aktifitasnya. "Akhirnya aku bisa bertemu denganmu, Yerin" ucap Shu Hua yang saat ini sudah berada di hadapan Yerin. "Jika ka Shu Hua kemari untuk menagih pakaia__"
"Untuk apa aku menagihnya, aku sudah memberikannya padamu saat kau memakainya__"
"Jadi benar kata nyonya Kim, pakaian itu sudah menjadi sampah saat aku menggunakannya"
"Bukan seperti itu mak__"
"Tenang saja ka, aku akan mengganti biaya pakaiannya" Yerin berjalan pergi setelah berbicara seperti itu, namun Jungkook menghadangnya "Kau salah paham Yerin, ka Shu Hua tidak pernah berfikir seperti itu" ucap Jungkook, Shu Hua berjalan menghampiri mereka "Yerin, aku memberikannya padamu itu karena__" Shu Hua mengehentikan ucapannya, ia berfikir awalnya ia membantunya karena kasian melihat bagaimana ia di perlakukan, ia membantunya dan memberikan pakaian itu hanya karena ia ingin menolongnya. Tapi saat ini bahkan ia tidak tau apa yang harus ia jelaskan pada gadis di hadapannya ini. "Anda bahkan tidak bisa melanjutkannya" Yerin lantas berjalan pergi "Yerin tunggu" ucap Jungkook, namun saat ia hendak mengejarnya ia mengurungkan niatnya saat Shu Hua hanya diam "Ka Shu Hua"
"Maafnya Jungkook, aku bahkan tidak bisa menjelaskannya"
"Karena pada awalnya aku hanya merasa kasihan padanya karena di perlakukan seperti itu""Ka Shu Hua__"
"Makasih telah membantuku, aku harus pulang sekarang" ucap Shu Hua yang lantas berjalan pergi meninggalkan Jungkook disana.
Yerin berjalan ke arah kelasnya, langkahnya masuk kedalam kelas secara perlahan saat manik matanya tengah melihat So Hyun berada di kelasnya, atau mungkin ia satu kelas dengannya. Dan saat ini hampir semua siswa siswi di kelasnya tengah berkumpul di dekatnya, Yerin hanya memilih untuk tidak peduli dan duduk di kursinya.
"Hai" Yerin melirik malas saat manik matanya melihat So Hyun tengah datang dan menyapanya "Ahk" ringis Yerin saat seseorang tengah menjambak rambutnya dari belakang "Kau harus menjawabnya bodoh" setelah ucapan itu gadis itu melepaskan kasar jambakkannya. "Hai" malas Yerin
So Hyun tersenyum kecil dan duduk di atas meja Yerin, kepalanya melihat ke arah Yerin, Yerin juga ikut melihatnya dengan tatapan dingin. "Aku dengar ada jalang yang menggoda tunanganku"
"Apa setelah kau membuang adikku, sekarang kau ingin mengambil tunanganku""Membuang" bola mata Yerin melirik ke arah kanan dimana anak anak lain tengah berbisik "Apa yang ingin kau katakan sebenarnya?" ucap Yerin pada So Hyun, So Hyun mendekatkan wajahnya mendekat ke arah telinga Yerin "Aku hanya ingin kau lebih menderita"
"Setelah karirmu hancur sebagai atlit, aku menginginkan hal yang lebih hancur lagi"
"Tenang saja, aku tidak akan membalasnya dengan nyawa"
"Cukup melihatmu menderita itu sudah membuatku senang" Yerin mengepalkan kedua tangannya, So Hyun juga memundurkan kembali kepalanya "Ah.. aku dengar kau punya teman"
"Aku melihatnya keluar sambil menangis barusan" Yerin langsung beranjak dari kursinya dan berlari keluar tanpa bertanya apapun. So Hyun tertawa dengan kebohongan yang ia buat.Yerin mencarinya ke toilet wanita karena ia pikir jika gadis itu akan bersembunyi di sana, namun ia tak bisa menemukannya. Ia lantas mengadah sakunya untuk mendapatkan ponselnya dan menelphone temannya itu.
"Oh, Yerin ada ap__"
"Dimana kau, aku mencarimu, kau baik baik saja bukan"
"Aku baik baik saja, memangnya ada apa, dan juga mengapa kau mencariku"
"Kau baik baik saja?" Umji berdehem "Aku baik baik saja, ah.. aku lupa bilang, hari ini aku tidak masuk sekolah karena urusan keluarga"
"Oh begitunya"
"Yerin.. aku tutupnya, aku di panggil" Yerin mematikan ponselnya dan menyimpannya di saku, ia sangat kesal saat ini, bagaimana bisa ia mempercayai ucapan So Hyun, dan sialnya ia juga tak melihat meja Umji, ia masuk atau tidak. Tak ingin berfikir lagi ia lantas berjalan kembali ke kelasnya.
Yerin membuka pintu kelasnya dan membungkuk sopan saat bel masuk sudah berbunyi sedari tadi. "Keluar dari kelasku"
"Dan sebagai hukumannya, bersihkan seluruh kamar mandi wanita di lantai ini" Yerin pun keluar dan berjalan pergi menuju kamar mandi untuk mendapatkan hukumannya. Ia juga hanya bisa menghela napas pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
F4 : 4 Pria Tampan ✓
FanfictionUang, tahta, kekuasaan menjadi kekuatan di sekolah tinggi Sekang. Tak hanya kekayaan yang menjamin mereka masuk ke sekolah ini. Tak hanya biaya yang tinggi, bahkan hanya orang orang terpilih yang bisa masuk ke sekolah ini. Walaupun seseorang sudah...