seven; the antagonist.

611 132 12
                                    

Aroma teh menyebar ke penciuman [N]. Di dalam perpustakaan ini, ditemani satu buku dan satu meja, [N] menikmati waktu luang seperti biasanya. Teko dan cangkir teh tersebut berwarna putih, dengan sisi-sisi emas. Sedangkan orang yang setia menemani siangnya ini tak lain adalah salah satu pelayan pribadinya.

"Yang Mulia. Saya punya kabar untuk Anda."

Amber yang daritadi diam, tiba-tiba bersuara. Namun tak menghentikan [N] untuk tetap fokus pada bacaannya. "Ada apa? Apa buku berjudul "Euphoria" sudah kembali?" tanya sang putri, mengingat satu novel yang ia kirimkan ke tukang perbaikan buku karena sampulnya terkelupas.

"Bukan, Putri. Melainkan ..." Amber menoleh kanan kiri terlebih dahulu, dan berbisik, "para menteri tengah menunggu laporan Anda. Penasaran dengan rencana Anda yang berhasil atau tidak."

Dia pun berhenti membaca.

"Para menteri?"

"Ya. Sudah hampir satu bulan Anda berada dalam istana ini, tetapi Anda belum mengabari mereka apa-apa."

[N] terdiam.

Ia mencium bau mencurigakan.

"Mengabari, ya ..." [N] menghela napas sejenak, "maaf, aku lupa soal itu. Baiklah, nanti akan kukirimkan surat pada mereka."

Padahal bisa saja dirinya ceplas-ceplos bilang tak tahu apa-apa, mengakui ia bukanlah dari dunia ini, tetapi kata "para menteri" dan "rencana" seketika menyalakan insting waspada [N]. Dia tidak tahu masa lalu gadis ini, apalagi alur cerita selanjutnya. Namun kalau dipikir-pikir ....

"Ah, iya. Aku beneran lupa. Apa saja yang harus kulaporkan pada mereka?"

Amber menggeleng dan tersenyum. "Tidak perlu rinci, Yang Mulia. Cukup beritahu kondisi Pangeran dan proses rencana yang telah disepakati. Apakah racun Yang Mulia berhasil atau tidak."

Racun?

Ingatan [N] melesat ke beberapa hari lalu.

"Kau meracuniku dengan sihir."

Jadi begitu.

Ternyata lebih rumit dari kelihatannya.

[N] mulai meragukan fanfic yang ia masuki tidaklah bergenre romansa.

Mengapa tokoh utama, bekerja sama dengan orang lain, mencoba menjatuhkan Pangeran Abyss? Jangan-jangan dunia ini mengangkat tema perang dan politik yang berat? Baru pertama kali [N] menemukan fanfic langka seperti itu.

Atau ....

Male lead-nya ternyata bukan Aether?

[N] telah mendengar beberapa hal dari pelayan, bahwa dirinya berasal dari sebuah desa. Dipilih oleh para menteri untuk menjadi pasangan sang pangeran. Awalnya [N] tidak peduli pada informasi yang ia dapatkan cuma-cuma itu, tetapi semua mulai terasa penting sekarang.

Sang tokoh utama bekerja sama pada Sembilan Menteri untuk menjatuhkan Abyss. Sang tokoh utama mencoba membunuh Aether dengan racun, tetapi gagal. Selanjutnya, ia akan terus mencoba aksi membunuh suaminya itu sampai selesai. Biasanya di kisah begitu pasti ada male lead yang membantu aksi si heroine.

Dengan kata lain, Aether sebenarnya antagonis?

"Apa ini? Kenapa rasanya jadi kayak manhwa-manhwa kerajaan?" batin [N] tak percaya. Kalau dia menamai fanfic yang dia masuki ini, mungkin akan seperti "Aku Membunuh Suamiku Yang Merupakan Tirani Kejam".

Tapi semuanya jadi sungguh jelas.

Pantas Aether bertingkah cuek padanya, dan tak ada hal romantis yang terjadi antara mereka berdua. Percakapan singkat, pertukaran ucapan irit, interaksi-interaksi kecil-lah yang sesekali menemani hari [N]. Kakak dari Lumine itu pun nampak tak tertarik padanya.

In Your Epoch | Abyss! AetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang