Happy Reading
•••
Asep duduk bersandar di kursi depan teras. Memandang ke depan rumah, tampak orang berlalu lalang. Pikirannya berkelana memikirkan nasibnya ke depan.
Mau kerja apa disini? Sungguh ia tak punya perencanaan sama sekali. Uang sisa upah dia bekerja hanya mampu untuk bertahan untuk satu, atau dua bulan saja."Mas ..." Sebuah suara menyadarkan Asep dari lamunannya.
"Eh ... Kamu ngapain keluar? Entar orang tanya saya harus jawab apa?" Asep bangkit berdiri hendak mengajak Amira masuk.
"Aku bosan di kurung di dalam terus Mas." Keluh Amira
"Iya, tapi saya nanti harus jawab apa kalo ada orang nanya siapa kamu?"
Amira menunduk, ia sedih. Ternyata dimana mana orang tak ingin menganggapnya ada.
"Maaf jika aku ini menyusahkan mu dan membuatmu malu." Ucap Amira dengan mata yang sudah berembun. Dia berbalik dan kembali ke kamar dengan hati yang sedih.
"Tunggu, Saya ga bermaksud seperti itu." Asep mengejar Amira ke kamar.
Amira tengah duduk terisak diatas ranjang, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Asep berjongkok di hadapan Amira.
"Maaf, saya ga bermaksud menyakiti kamu. Hanya saja, saya masih bingung jika ada yang menanyakan siapa kamu?" Ucap Asep lembut.
Amira membuka penutup wajahnya, pipinya nampak basah.
"Kamu ga salah Mas, aku yang justru bersalah karena telah membuatmu berada dalam posisi yang sulit."
"Maaf." Ucap Asep. Ia kalut, entah harus berbuat apa. Dia sendiri heran kenapa bisa selalu merasa kasihan dan tak enak hati pada wanita yang tak di kenalnya itu.
"Aa Asep, katanya aa udah pulaaang yaaa ...? Eh, maaf. Sok atuh mangga di lanjut." Ucap Asti, adik Asep. Ia beringsut mundur perlahan dari depan pintu.
"Itu siapa?" Tanya Amira
"Dia Asti, adik Saya. Yang kamu tempati sekarang ini kamar dia, jadi gak apa-apa ya kamu tidur berdua sama dia?" Ucap Asep
"Engga apa-apa memangnya? Dia gak akan marah?" Tanya Amira tak enak hati
"Engga kok. Dia anak yang baik." Jawab Asep sambil tersenyum.
"Oya, Saya ga tau nama kamu. Nama kamu siapa? Biar enak manggilnya."
"Amira, namaku Amira. Panggil saja Ami, Mas."
"Saya Asep. Oya jangan panggil Mas. Saya bukan orang jawa, Saya orang sunda. Panggil saya Aa Asep atau Kang Asep, atau Asep aja juga boleh. Hehe ...."
(Aa = abang)Amira tersenyum. Asep jadi salah tingkah.
"Hmm ... Kalo gitu kamu istirahat aja dulu ya? Saya mau ngobrol dulu sama Asti sama Emak, kalo ada apa-apa panggil aja ya?"
"Iya Mas, eh ... Asep, eh ... Aa. Aduh." Amira bingung
"Panggil senyamannya kamu ajalah, yasudah saya keluar dulu, ya?" pamit Asep yang di tanggapi anggukan oleh Ami.
Ami tersenyum selepas Asep menutup pintu.
"Ternyata dia memang lelaki yang baik." Ucap Ami, lalu merebahkan dirinya kembali ke atas ranjang besi yang nampaknya sudah sangat lama itu.
•••
"Neng, kok main kabur aja tadi?" Tanya Asep menghampiri adiknya yang tengah duduk sambil menumpu wajahnya diatas meja makan.
"Engga enak atuh A. Oya, Kapan Aa dateng?Memang itu teh siapa a?"
"Nanyanya satu-satu atuh. Datang dari dua jam yang lalu. Dia itu temen Aa kok."
"Temen beneran apa bohongan?" Asti menatap serius pada sang kakak.
"Kepo amat sih neng geulis?" Jawab Asep lalu mengacak rambut adiknya.
"Ih ... Si Aa mah, di tanya serius malah Jawabnya begitu."
"Terus Aa kudu jawab gimana?"
"Ya Jawab yang di kamar eneng itu siapa?"
Belum sempat Asep menjawab, Emak Irah datang.
"Eh Neng udah pulang? Emak cari-cari tadi ke rumah si Minah engga ada." Emak Irah tiba-tiba datang sambil menenteng kantong kresek hitam berisi sayuran dan bahan lauk lainnya dan meletakkannya di meja dekat kompor.
"Asti ga main di rumah Minah Mak. Tadi Asti sama Anjar abis ngerjain tugas kelompok di rumahnya si Tati." Jawab Asti
"Pantesan Emak cari kesana ga ada. Kamu nya ga bilang tadi."
"Apa itu Mak?" Tanya Asep pada Mak Irah.
"Bahan masakan, Kan emak ga masak tadi. Abis kamu ga bilang kalo mau pulang." Jawab Mak Irah sambil mengeluarkan ikan layang, kangkung dan tempe dari dalam plastik.
"Mau Asti bantuin Mak?"
"Gak usah, kamu temenin teh Ami aja di dalem ya?" Ujar Emak Irah
"Iya neng, sementara kamarnya barengan dulu gak apa-apa ya?" Sambung Asep
"Iyah A. Memangnya itu teh siapa sih Mak?" Asti kembali bertanya namun tidak pada Asep tapi pada Emaknya.
"Calon teteh Ipar kamu." Jawab Mak Irah.
"EMAK ...?" Protes Asep. Emak Irah terkekeh.
"Beneran, Mak?"
Emak Irah mengangguk sambil tersenyum.
"Geulis pisan ya Mak? Kayak artis di tipi-tipi." Ujar Asti
"Iya Neng. Kamu seneng, neng?"
" Seneng atuh, mak. Yey ... Asti mau punya kakak ipar yang cantik kayak artis." Girang Asti sambil berjalan ke arah kamar meninggalkan Asep yang melongo di meja makan.
"Emak ...?"
•••
Bersambung...
Jangan lupa vote-nya ya🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Jadi Jodohku [ END✓ ]
Novela JuvenilPikiran kalut yang dirasakan oleh Amira membuat dirinya asal masuk bis, entah kemana tujuan langkah yang akan membawanya, Amira sendiri pun tak tahu akan hal itu. Berada di kota asing membuat Amira tak memiliki tempat dan tujuan untuk melindungi dir...