Karina dengan semangat menunggu kedua putrinya. Hari ini mereka pulang dari acara camping. 3 hari tidak bertemu sudah membuatnya merindukan kedua gadisnya.
Senyumnya semakin lebar ketika melihat kedua gadisnya. Bersyukur mereka pulang dalam kondisi yang baik dan sehat.
"Mama.."
"Sayang-sayangku, mama kangen sama kalian." Karina ingin mencium keduanya namun tidak jadi.
Ekpresinya mendadak berubah."Kalian kok jadi dekil sih, jelek banget," ucapnya yang membuat Becca langsung cemberut sementara Freen hanya memutar bola matanya.
"Kalian panas-panasan atau gimana?" tanya Karina yang membuat Freen menjadi gemas.
"Ma, kita camping di alam terbuka bukan di hotel, kalau kita jadi glowing itu mencurigakan," ucap Freen dengan malas.
Dia membuka pintu mobil dan memilih untuk segera masuk. Becca juga mengikuti, dia kesal dikatain dekil ya walaupun kenyataannya memang begitu.
"Duh duh mukanya kok ditekuk gitu sih, udah muka dekil tambah ditekuk, jadi jelek kuadrat dong," ucap Karina ketika dia sudah menempati kursinya.
"Dapat pesenan kue banyak ya ma, girang banget keknya dari tadi ngledekin mulu," sahut Freen yang curiga dengan sikap mamanya yang tiba-tiba jadi random.
"Rahasia," sahut Karina dengan ekpresi yang semakin cerah.
Nahkan mencurigakan. Freen bergidik."Lho ma, kita mau kemana dulu?" tanya Becca yang menyadari ini bukan jalan arah rumah mereka.
Karina tidak menjawab hanya memberikan senyum lebar yang mencurigakan.
Freen mengerutkan keningnya ketika menyadari ini adalah jalan ke rumah Becca. Mungkinkah?
Freen kembali melihat mamanya yang tampak sangat bahagia hari ini, Freen berharap apa yang dia pikirkan adalah kenyataan.Seperti dugaan Freen, mereka memang ke rumah besar milik Heru.
"Ma?" Becca memanggil mamanya penuh dengan tanya.
"Ayo anak-anak," seru Karina mengabaikam ekpresi bingung kedua gadisnya.
Karina turun dari mobil di ikuti Freen lalu Becca.
Karina membimbing kedua gadis itu masuk ke rumah. Rumah itu sudah tidak disegel lagi.Becca tampak gugup, dia bahkan sudah meremas jemarinya sendiri dengan keras.
Karina membuka pintunya dan di sana sudah berdiri seseorang yang amat Becca rindukan.
Gadis itu langsung berlari ke arahnya."Papa." Becca memeluk sang papa dengan air mata yang tidak bisa dia bendung. Hatinya gembira.
Freen yang melihat dua orang beda usia didepannya ikut merasa senang dan lega. Berarti kasusnya sudah berakhir.
"Adek kangen pa," desah Becca.
"Papa juga."
Setelah puas memeluk putrinya, Heru mendekati Freen.
"Freen, terimakasih sudah menjaga mama dan Becca dengan baik. Papa mohon, jangan mukul, papa izin meluk kamu sebagai ucapan terimakasih."
"Mukul?" Karina bertanya dengan curiga.
Sadar dengan tanda bahaya, Freen langsung menabrakkan dirinya untuk memeluk pria yang menikahi mamanya. Tangan Freen sudah mode on duty di punggung pria itu siap dengan peringatan ancaman.
"Argghh." Heru menahan ringisannya ketika merasakan punggungnya di cubit dengan keras.
"Jangan sampai keceplosan ya om," bisik Freen.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAFE & SOUND (complete)
FanfictionTidakkah cukup mama memilikiku saja tanpa memasukkan orang lain ke rumah kita. Aku hanya tidak ingin mama terluka lagi _ Freenka Joffani Terimakasih karena mau menjadi mama untukku. Aku mencintaimu mama Karin _ Rebecca Suseno