10 tahun kemudian...
Becca menunggu video call-nya dengan seseorang diangkat. Dia tidak sabar ingin melihatnya.
Panggilan pertamanya tidak berhasil, tidak dijawab tapi Becca tidak menyerah. Kali ini dia tidak akan membiarkan orang ini memiliki alasan lagi, dia harus menyeretnya pulang setelah 4 tahun tidak pulang.
Gadis itu langsung tersenyum begitu melihat wajah seseorang yang dia rindukan.
"Kak Freen!" teriaknya antusias.
"Aduh Bec bisa nggak sih kalo nelpon itu yang manusiawi."
Orang yang ditelpon malah mengeluh memperlihatkan wajah mengantuk.
Becca terkikik, dia lupa kakaknya ada di Amerika sehingga melupakan perbedaan waktu di Indonesia dan Amerika."Maaf lupa. Terlalu bersemangat.," Jawab Becca tidak menyesal telah mengganggu jam istirahat kakaknya.
"Ada apa?" tanya Freen.
"Kak, buka matanya dan lihat baik-baik."
"Emmm."
"Buka kak." Kali ini Becca merengek terpaksa Freen membuka matanya dan fokus menatap Becca namun dia tidak menemukan apapun.
"Apa?"
"Aku sedang melakukan photo pre-wedding." Becca menjelaskan.
"Emm lo beneran mau nikah. Masih sama Billy atau orang lain?" tanya Freen.
Becca manyun mendengar perkataan kakaknya.
"Aku nggak mau tahu ya kak, pokoknya kakak harus pulang," ucap Becca memaksa.
"Liat jadwal dulu ya, gue tuh sibuk banget."
"Bodoh amat, aku nggak mau tahu pokoknya kakak harus pulang. Titik."
"Mama sama om papa baik-baik aja kan?" tanya Freen mengubah topik.
Becca menggeleng geli, umur sudah 28 Freen masih tetap nggak mau manggil Heru dengan sebutan papa tapi malah om papa, jadi makin aneh didengernya.
"Mereka kangen sama kamu makanya pulang, udah 4 tahun lho kak, mama ngomel-ngomel mulu lama-lama kakak bisa dikutuk jadi patung."
"Bukannya nggak mau pulang tapi sibuk."
"Siapa babe?"
Becca menoleh, ada Billy calon suaminya.
"Kak Freen, kamu mau ngomong?"
Becca mengarahkan layar ponselnya agar Billy bisa tertangkap kamera.
"Woiyy lah kakak ipar apa kabar?" tanya Billy dengan antusias.
"Yaelah males amat punya ipar lo," sahut Freen pura-pura malas.
"Anjing ya lo, udah lama di Amerika tetep nggak ilang songongnya."
"Bawaan lahir susah ilangnya," Freen cekikikan.
"Lo pulang kan? Jadi pager ayu mana tau cepet nyusul."
"Nggak, males banget ketemu lo."
"Kampret."
"Kalian itu kalau ngomong yang sopan kenapa, udah pada dewasa ngomongnya masih kasar aja," celetuk Becca.
"Mampus kena ceramah," ledek Freen.
"Lo juga ya kampret."
Becca segera mendorong Billy agar menjauh. Percuma dia mau nasehatin sampe mulut berbusa kayaknya nggak bakal di dengerin.
"Aku tutup dulu ya kak, jangan lupa pulang. Awas kalau sampai nggak pulang."
"Emm."
"Bye kakak, love you."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAFE & SOUND (complete)
FanfictionTidakkah cukup mama memilikiku saja tanpa memasukkan orang lain ke rumah kita. Aku hanya tidak ingin mama terluka lagi _ Freenka Joffani Terimakasih karena mau menjadi mama untukku. Aku mencintaimu mama Karin _ Rebecca Suseno