10. Stiker Kenikmatan

1 0 0
                                    

Pemandangan udara sore hari di taman kota sangat segar untuk dinikmati, sebuah taman dengan nuansa hijau yang masih terjaga, di berbagai sudut taman terdapat permainan untuk anak kecil, pedagang pun sangat teratur dan tersusun di setiap pinggir taman, pada waktu sore di hari sabtu ini merupakan waktu yang sangat ramai dan padat pengunjung.

Pada waktu ini pula merupakan momen bagi para orang tua membawa anaknya untuk menghabiskan waktu sore dengan bermain dan tertawa, para pemuda dan pemudi menghabiskan waktunya untuk menenangkan pikiran dari berbagai tugas dan aktivitas sekolah yang cukup melelahkan. Begitupun dengan Kiara dan Yudha yang kini tengah duduk di bangku taman seraya menengok kiri dan kaanan menunggu kedatangan Nobi.

Zodiak 🖤🤍💙

Kak Nobi, lo di mana?😡

Kak Nobi
Gue masih otw dari sekolah

Lama banget dari tadi😒

Kak Nobi
Sabar😁

Kak Yudha
Cepetan!

Kak Nobi
Iya, Yudha.

Kiara menatap ponselnya kesal. "Lama banget, sih!"

Yudha melirik ke arah adiknya itu. "Sekanen itu, ya?" Tersenyum jahil.

"Ih, enggak ya."

"Yakin?"

"Udah, ah diam!" Memajukan bibir bawahnya beberapa senti.

Setelah beberapa waktu akhirnya sosok yang mereka tunggu pun datang, dengan seragam pramuka pria berambut hitam itu berjalan seraya melambaikan tangannya. Nobi belum menyapa sama sekali. Namun, seketika Yudha langsung memegang pundak Nobi seraya memperhatikan wajah Nobi yang kini sedikit membiru.

"Kenapa?"

Nobi menatap Yudha penuh keheranan. "Apa?"

"Kenapa! Gue bilang kenapa?!" Meninggikan suaranya yang membuat sebagian pengunjung taman memeprhatikan.

"Kak, udah. Yuk kita duduk dulu." Kiara yang pada awalnya ingin marah kepada Nobi pun langsung diam dan berusaha menenangkan Yudha deengan mengusap lembut pundak Kakaknya itu. "Malu, Kak."

Yudha melepskan genggamannya lalu pergi ke tempat tujuan mereka yang langsung diikuti oleh Nobi dan Kiara. Kini mereka bertiga sudah berada di sebuah tempat yang sangat indah, untuk sampai ke tempat ini mereka harus menaiki 50 anak tangga, itulah yang membuat tempat ini tidak terlalu ramai.

Di pinggir pagar pembatas yang ditemani dengan awan senja dan langit sore ketiga sahabat itu masih diam tanpa kata, tidak ada yang ingjn membuka pembicaraan. Sosok Nobi yang sedang berpikir alasan dibalik wajah lebamnya, Yudha yang sudah dipenuhi amarah, dan Kiara yang tidak bisa meredam emosi Yudha pun ikut terdiam.

Nobi kini maju beberapa langkah, lalu berdiri di samping Yudha, tangannya menggenggam kuat sisi celana jeans hitam. Seraya mengatur napas yang mengahsilkan sebuah senyuman. "Ini kecelakaan dikit."

Yudha tersenyum tipis. "Cih, sejak kapan lo bohong?"

"Bener, Dha."

"Bangsat!" Yudha menggenggam kerah baju Nobi. "Semenjak lo kelas 11 lo udah beda banget. Lo sadar gak?!"

"Maksud lo apa, Dha?"

SANG LIBRA TANPA WARNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang