6

6.3K 286 7
                                    

Cerita ini hasil pikiran dan buatan saya!

Kalau ada kesamaan tokoh, alur, latar, dll itu murni ketidaksengajaan.

Follow Instagram Tara juga yaa @Bumantara18

Happy Reading!!

🐒

Hari ini, Ken berada di rumah peninggalan Nasyta untuk membantu Sheina beres-beres.

"Udah selesai marahnya?" Tanya Sheina tanpa menoleh ke arah Ken.

Ken diam tak menjawab, rasa kesal masih hinggap di hatinya. Namun, dia tidak bisa membiarkan Sheina membereskan ini semua sendirian dan kebetulan juga Mommynya sedang ada acara yang tidak bisa ditinggal.

Lelaki itu sibuk memasukkan baju Sheina ke dalam lemari. Sedangkan Sheina menyapu lantai yang kotor akibat sarang laba-laba yang tadi dibersihkan.

Selesai memasukkan pakaian Sheina, pandangan Ken menangkap sebuah foto yang menyembul dibawah tumpukan baju Nasyta. Foto tersebut mencuri perhatiannya, rasa penasaran mulai muncul. Dia menoleh ke arah Sheina yang masih sibuk menyapu lantai.

Tangan Ken terulur untuk mengambil foto tersebut. Walau warna foto itu sudah mulai pudar ia bisa tau siapa yang ada di dalamnya.

"Itu Ayah gue kalo lo mau tau," Celetuk Sheina yang mengintip dari balik punggung Ken.

"Hah?" Ken memutar tubuhnya menatap Sheina tak percaya.

"Sorry, Ini alasan gue gak bilang ke lo sejak dulu, lo pasti gak bakal percaya dan anggap gue halu aja," Jelas Sheina.

"Ucapan lo waktu kita masih kecil itu bener Ken, gue dibuang sama Ayah dan bahkan gak dianggap," Lanjut gadis itu.

"Tapi kenapa lo bisa yakin dia Ayah lo?" Tanya Ken.

"Bunda yang bilang sehari sebelum kecelakaan itu. Bunda bilang Ayah mau ketemu sama gue sambil tunjukin foto ini, nyatanya apa? Sampe Bunda dimakamkan dia gak muncul walau cuma batang hidungnya," Tutur Sheina.

Sheina tertawa melihat Ken menatap kasihan dirinya. "Biasa aja ngeliatinnya, toh sekarang gue gak berharap dia datang buat jenguk atau ngajak tinggal bareng."

"Mau coba temuin dia gak? Gue temenin," Tawar Ken. Lelaki itu tau kalau sejak dulu Sheina sangat ingin bertemu dengan ayahnya.

Sheina terkekeh pelan, matanya menatap sendu foto di tangan Ken. "Buat apa? Sejak awal dia gak mengharapkan gue, makanya gak pernah cari gue. Kalau gue tetep maksa buat temuin dia, yang ada nanti gue malah merusak kebahagiaan keluarga dia."

"Lo bisa liat sendiri kan betapa bahagianya mereka di sorotan media? Gue mah sadar diri Ken, gue siapa mau muncul di tengah-tengah mereka?"

"Lo kan anaknya," Celetuk Ken.

"Anak yang gak dianggap lebih tepatnya," Timpal Sheina lalu berjalan mendekati ranjang dan duduk di sana.

Ken berjalan mengikuti Sheina. "Tapi seandainya ada kesempatan lo mau kan ketemu sama dia?"

"Dulu lo sendiri yang bilang gak sabar buat ketemu sama Ayah lo, terus lo bakal bilang ke dia kalo gue suka bikin lo nangis. Walau sekali, lo pasti mau kan dipeluk sama Ayah lo sendiri?"

Sheina diam tak menjawab, pikirannya menerawang jauh ke depan. Dalam lubuk hatinya, ia tentu mengharapkan itu semua. Bohong jika dia tidak merasa iri dengan anak-anak yang lain. Ia juga ingin duduk di samping Ayahnya untuk menceritakan apa yang dialaminya selama ini, ia juga ingin kepalanya diusap oleh sang Ayah, makan dan pergi berlibur bersama, bukankah itu menyenangkan? Namun, apa Ayahnya juga mengharapkan hal yang sama?

SheinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang