Cerita ini hasil pikiran dan buatan saya!
Kalau ada kesamaan tokoh, alur, latar, dll itu murni ketidaksengajaan.
Follow Instagram Tara juga yaa @Bumantara18
Happy Reading!!
🐒
Setelah menyelesaikan sarapan dan menyuruh Sheina istirahat, kedua orang tuanya pergi menjenguk neneknya yang kebetulan tengah sakit. Ken terus memandangi pesan terakhir yang dikirimkan oleh Vano. Di kepalanya terus memikirkan apa maksud pesan tersebut. Remaja itu mengalihkan pandangannya menatap hujan deras yang turun sejak setengah jam yang lalu. Ah kenapa akhir-akhir ini sering sekali hujan ya? Jika Sheina dalam keadaan sehat, pasti gadis itu akan langsung menarik tangannya dan memaksanya untuk bermain hujan.
Remaja itu bergerak menutup jendela kamarnya, lalu melangkah keluar berniat mengecek keadaan Sheina di kamar sebelah. Namun, begitu ia membuka pitu kamar tersebut, Ken tidak mendapati keberadaan Sheina.
"Shei," panggilnya seraya melangkah masuk.
Hening
Merasa tak ada jawaban Ken mendekat ke arah kamar mandi lalu mengetuk pintunya. "Shei lo di dalem?"
Takut terjadi apa-apa, Ken membuka pintu kamar mandi yang ternyata tak terkunci. Kosong, tak ada siapapun di dalam sana.
Mungkin di dapur? Pikirnya lalu pergi ke dapur.
Namun, belum sampai dapur Ken menghentikan langkahnya melihat pintu yang menghubungkan ke arah taman kecil di belakang rumahnya terbuka.
Eh? Perasaan tadi udah ditutup sebelum gue pergi ke kamar, batin Ken keheranan.
"Bunda... Bunda di mana? Jangan pergi Bun."
Samar-samar Ken mendengar suara yang sangat dikenalinya dari arah pintu yang terbuka itu. Dengan langkah lebar ia mendekat, remaja itu sangat terkejut melihat kondisi Sheina yang sangat kacau di bawah guyuran hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sheina
Teen Fiction"Kamu adalah adik kami, Sheina." ~ Aarav "Sorry, kayaknya kalian salah paham. Gue bukan adik kalian!" ~ Sheina "Walau beda Ayah, kamu tetap adik kami." ~ Anggasta "Tapi, gue gak mau jadi adik kalian. Lupain gue dan jalani hidup kalian seperti biasa...