Cerita ini hasil pikiran dan buatan saya!
Kalau ada kesamaan tokoh, alur, latar, dll itu murni ketidaksengajaan.
Follow Instagram Tara juga yaa @Bumantara18
Happy Reading!!
🐒
Ken menuruni tangga dengan langkah terburu-buru. Hal itu tentu menarik perhatian Firsya yang tengah menyiapkan sarapan pagi di meja makan.
"Kamu mau ke mana pagi-pagi gini, Ken?" tanya wanita itu penasaran.
Ken menghentikan langkahnya saat mendengar pertanyaan itu. Ia terdiam sebentar memikirkan jawabannya. Sebenarnya ia berniat untuk pergi ke rumah Sheina untuk mengecek keberadaan gadis itu. Sejak kemarin ia dilanda rasa khawatir karena tak menemukan keberadaan Sheina di rumahnya.
"Ke rumah Sheina sebentar," Jawabnya.
"Ah tunggu, ini sekalian bawain makanan buat dia sarapan." Setelah mengatakan itu Firsya berniat pergi ke dapur untuk mengambil kotak makan.
"Mending ajak Sheina sarapan di sini aja," Timpal Vano, Daddy Ken yang baru saja kembali semalam.
Firsya mengurungkan niatnya lalu menyetujui ucapan Vano. "Bener juga, yaudah ajak dia ke sini aja."
Ken mengangguk singkat lalu melangkah pergi menuju rumah Sheina. Sepuluh menit mengendarai motornya, remaja itu tiba di pelataran rumah Sheina yang tampak sepi. Ken terdiam sebentar sembari mengedarkan pandangannya.
"Kasian ya Bu Firsya udah ngerawat anak itu eh malah kelakuannya kayak gitu."
"Emang udah turunan gak sih Bu? Saya dengar-dengar Tantenya kerjaannya gitu."
"Pantesan saya tuh curiga beberapa malam yang lalu saya liat ada mobil mewah parkir di sini. Jangan-jangan dia jadi simpanan orang kaya?"
"Ah gak mungkin Bu. Dia anak baik kok, dia sering bantu saya. Lagipula kalau Tantenya gitu belum tentu dia bakal gitu juga. Kita gak bisa asal ngomong sembarangan."
"Gak sembarangan kok Bu. Tadi pagi-pagi buta saya baru aja pergoki dia baru pulang, keadaannya kayak orang mabuk lagi."
"Stt eh udah-udah, itu ada anaknya Bu Firsya. Gak enak, takut didengar."
Gerombolan ibu-ibu yang tengah bergosip di tukang sayur langsung menoleh ke arah Ken sembari tersenyum canggung. Melihat itu, Ken memutar bola matanya malas.
"Masih pagi Bu, udah ngumpulin dosa aja," Ucapnya sembari menatap mereka sinis. Remaja itu langsung melangkah mendekati pintu rumah Sheina tanpa mempedulikan mereka yang mungkin kini menggosip tentang dirinya.
Tok tok tok
"Shei, udah bangun belum?"
Hening, tak ada suara ataupun tanda-tanda seseorang membuka pintu. Ken mengetuk pintunya lagi sembari memanggil Sheina. Tak kunjung mendapat jawaban, Ken mengusap wajahnya kasar. Kekhawatiran dalam dirinya semakin menjadi. Ia mengambil handphonenya berniat menghubungi orang tuanya.
Baru menekan kontak Firsya, tiba-tiba pintu itu terbuka. Ken sontak mematikan panggilannya lalu mendekat ke arah Sheina.
"Lo kemarin ke mana aja? Pergi gak bilang ke gue," omel Ken.
Sheina terkekeh pelan. "Kenapa? Kangen sama gue?"
Ken mencebikkan bibirnya kesal, lelaki itu memiting leher Sheina sembari menjitak pelan dahinya. "Khawatir Shei, gue khawatir banget sama lo. Lo tau gue sampe bolak-balik ke rumah lo, gue takut lo dibawa lagi sama wanita ular itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sheina
Teen Fiction"Kamu adalah adik kami, Sheina." ~ Aarav "Sorry, kayaknya kalian salah paham. Gue bukan adik kalian!" ~ Sheina "Walau beda Ayah, kamu tetap adik kami." ~ Anggasta "Tapi, gue gak mau jadi adik kalian. Lupain gue dan jalani hidup kalian seperti biasa...