10. Wherever You Are

402 50 15
                                    

Hiii maaf yaa kalo nunggu lama, belakangan ini males nulis sekaleee aduh parah, ide sih selalu ada tapi males ngetik :-( Kejadian sebelum chapter ini ada di Time To Dance chapter 5 yaa! ya udah mulai aja yaa, enjoy!

Michael's POV

Saat aku pulang dari studio, hatiku terasa ringan kembali setelah tertimbun batu besar yang membuatku gelisah, karena akhirnya aku bertemu Ava dan dia baik-baik saja.

Aku benar-benar khawatir saat aku meninggalkannya bersama Luke di rumah. Yeah, jujur saja selain karena takut hal buruk terjadi pada Ava, aku juga takut dia akan jatuh hati pada Luke. Yah... Kau tahu sendirilah bagaimana Luke. Iya, ganteng.

Aku tak mau berjauh-jauhan dengan Ava malam ini setelah dia mengatakan besok pagi akan pergi kembali ke San Fransisco untuk bertemu Profesor Adam dengan pesawat. Sejujurnya aku tidak setuju, tapi.. Kau tahu sendiri Ava keras kepala, dan sudah pasti aku akan diceramahi habis-habisan olehnya.

Aku mencium punggung tangan Ava. Kugenggam tangannya erat, sementara dia asyik menonton Doctor Who. Kuelus tangannya dan kutempelkan di pipiku, aku sangat mencintainya. Haha, aku tidak akan pernah bosan untuk memberitahumu tentang itu.

Sesekali Ava tertawa karena tontonannya, aku juga tertawa, karena melihat dia tertawa. Begitu lucu, manis, dan cantik. Oh, dia pacarku-dia alienku.

"Berhentilah menontoniku, tontonlah TV." Ucap Ava tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangannya pada TV.

Aku tersenyum dan menggeleng sambil tetap memandangnya, "Tidak mau." Aku terus memandangnya, "Kau cantik."

Ava mendengus, "Ya, aku sudah tahu itu. Tapi kau lebih cantik dariku." Balasnya, tapi pandangannya masih lurus ke depan.

"Aku tidak cantik, aku ganteng. Percayalah." Kataku, "Dan, alihkan lah sebentar padangan matamu."

"Alihkan kemana?"

"Padaku." Kataku. Ava diam, ah kau terlalu serius, Sayang. Aku menggosok-gosok punggung tangannya pada pipiku, lalu kucium lagi. "Ayolah, aku akan merindukanmu, nanti tidak ada alien di rumah ini."

Kulihat Ava melipat bibirnya ke dalam, dia menahan tawa! Hahaha, kena kau!

"Ava Dunivinger?" Tanyaku lembut masih memain-mainkan genggaman tangan kami berdua. Dia masih tidak menoleh tapi dia tersenyum lebar dan bibirnya bergetar, aku tahu dia sedang menahan tawa. "Ava... Dunivinger.." Kataku lagi berbisik.

Ava menggeleng seakan berkata aku-tidak-akan-tergoda.

"Ayolah Ava, malam ini kau sedang bersamaku... Besok pagi? Kau akan bersama pria tua yang terlalu serius... Nanti kau bukan digenggam dan dirayu seperti ini, tapi kau akan diceramahi, diberikan materi yang membosankan, dibawa terlalu tegang dan kau ak-"

"YA AMPUN MICHAEL CLIFFORD, FOR FUCKS SAKE!" Ava berteriak lalu dia menyambar bibirku secepat kilat. Wow, akhirnya dia menyerah juga! Ava menciumku dengan posisi setengah berdiri di sofa, dia memegangi pipiku dengan satu tangan sementara tangan yang lainnya masih saling bertautan dengan punyaku.

Awalnya aku sengaja tidak membalas, malah tertawa. Tapi Ava terus menempelan bibirnya di bibirku, dia menggigit bibir bawahku yang membuat aku membuka mulut dengan refleks-dan mulutnya bersentuhan dengan mulutku. Aku tertawa dalam ciumannya dan akhirnya juga aku membalas ciumannya. Semakin cepat, dan semakin cepat.

Ava mendorong pipiku, melepas genggaman tangan kami, kini kedua tangannya memegangi pipiku. Aku melingkarkan tangaku di pinggangnya. Aku semakin terdorong hingga akhirnya aku terbaring di sofa. Ava menindih tubuhku, mulut kami sangat berisik dengan decakan yang ditimbulkan ciuman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Alien [m.c] • sequelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang