Dia hanya diam.
Sorot matanya tajam dan penuh dendam.
Bibirnya menyeringai tajam.
Dua kancing kemeja putih bagian atas yang ia kenakan terbuka, bagian lengan bajunya di lipat sampai siku. Arloji hitam, gelang rantai, dan dua cincin berwarna silver menjadi pelengkap aksesoris tangannya.
Dan satu gelas Vodka berada di genggaman tangan kekarnya.
Laki-laki itu diam di atas balkon kamarnya. Kemudian, mata tajamnya tak sengaja menangkap seorang gadis yang baru saja sampai di pekarangan rumahnya.
Dia datang dengan ekspresi penuh amarah.
Laki-laki itu kemudian menyambar topeng Anonymous Vector berwarna putih-hitam yang tergeletak di atas meja. Dia memakainya sebelum turun ke bawah untuk menyambut gadis kecil yang menjadi pujaan hatinya.
Laki-laki bertopeng itu duduk di sofa single berwarna merah, sebelah kakinya terangkat satu dan bertumpu pada kaki yang lain. Sementara tangannya masih menggenggam segelas minuman beralkohol.
BRAK!
Pintu jati tersebut di dobrak secara paksa dari arah luar, lalu menampilkan seorang gadis yang wajahnya sembab dipenuhi air mata.
“COWOK BRENGSEK!”
Satu tamparan keras berhasil mendarat di sebelah kanan pipi laki-laki berkemeja putih itu.
“LO ADALAH COWOK PALING BRENGSEK YANG PERNAH GUE KENAL, SIALAN!”
Satu tamparan keras mengenai pipi laki-laki itu, lagi. Meskipun terkesan sia-sia karena ada topeng yang menghalangi wajahnya.
Laki-laki itu tidak marah, tidak juga bergerak untuk membalas. Ia hanya menyeringai tajam di balik topengnya.
Senja Aurora.
Sosok gadis yang tampak kacau itu menarik kerah kemeja yang laki-laki itu kenakan.
“LIHAT, APA YANG UDAH LO PERBUAT SAMA GUE! TINDAKAN KRIMINAL LO ITU LEBIH MENJIJIKAN DARIPADA LIUR ANJING!”
“LO ITU COWOK YANG NGGAK PUNYA OTAK! KELAKUAN LO SAMA PERSIS DENGAN BINATANG YANG NGGAK PUNYA AKAL SEHAT!”
Senja melempar satu benda berukuran kecil pada laki-laki itu. Suatu benda yang menunjukkan dua garis merah didalamnya.
“PUAS LO, HAH?! GUE BENCI SAMA LO! KENAPA COWOK BRENGSEK SEPERTI LO HARUS HADIR DI HIDUP GUE?!”
Laki-laki itu berdiri, tersenyum penuh kemenangan.
“Kemarilah, sayang... tenangkan dirimu dulu.” Laki-laki itu mendekap tubuh Senja secara paksa.
Senja memberontak dalam dekapan tersebut, ia menyerang dada bidang dengan tinjuan-tinjuan kecilnya. Aroma alkohol dari napas laki-laki yang ada di dekatnya itu tercium begitu pekat.
Senja terlalu lemah.
Senja terlalu lelah.
Senja terlalu payah.
Air mata kembali mengalir deras di pipi mulusnya. “Gue benci sama lo, Kak...” lirihnya pilu. “Kenapa lo jahat sama gue?”
“Gue nggak mau kehilangan lo, Senja.”
“Gue nggak akan pernah rela, jika lo dimiliki oleh orang lain.”
“Kalau gue nggak bisa mendapatkan lo, maka orang lain juga nggak akan bisa memiliki lo.”
—TO BE CONTINUE—
Mr. Anonymous
KAMU SEDANG MEMBACA
DERMAGA: Kekasih Dalam Ilusi
Teen Fiction"Barangkali semesta berbaik hati, untuk menghadirkanmu sekali lagi." -Dermaga Aksa Devantara Karena kehilangan yang ia alami, Dermaga menjadi sosok yang pendiam, tertutup, dan tak lagi bisa menikmati keceriaan hidupnya. Jiwa Dermaga hancur berantaka...