12. Marahan

461 67 27
                                    

AUTHOR POV













































"Apa kamu...mencintaiku, Irene?"

"Belum tau, ngga tau kalau nanti."

"Hah, maksud kamu?" tanya Egi, raut kekesalan tampak jelas di wajah nya.

"Gi," Irene menggigit bibirnya, "Kalau sedari awal kamu memang sudah mencintaiku, lalu kenapa kamu membawaku dalam hubungan FWB kayak gini?"

"Aku bener-bener ngga ngerti sama jalan pikiran kamu, Egi."

"Karena kita sama-sama punya orang lain, Irene!" teriak Egi dan berhasil mengejutkan Irene.

Egi menghela nafas nya, "Aku udah suka sama kamu, Irene. Dari aku masih jadi anchor tolol dan tiap kita liputan di tempat yang sama, aku selalu curi-curi waktu untuk liat kamu walaupun cuma sebentar."

"Mungkin aku terlalu bucin sama kamu, Rene. Sampe aku nekat deketin istri pejabat demi dapat reputasi dan level yang lebih tinggi di ENT TV."

Egi tersenyum miris, "Aku seneng banget, karena dari situ aku bisa deket dan kenal sama kamu. Tapi kayaknya aku harus berusaha lebih keras lagi karena kamu udah sama Dylan, dan mungkin papa kamu juga ngga suka sama aku."

"Dylan bukan siapa-siapa aku, oke?" ucap Irene, "Jangan bahas dia lagi."

"Selama urusan kamu belum selesai, aku ngga akan mau ikutin apa yang kamu inginkan, Egi."

Irene mengucap nya dalam satu tarikan nafas, apa yang terucap dari bibirnya tentu sangat bertolak belakang sama apa yang ada di dalam hatinya.

"Irene, aku harus bilang berapa kali sih?? Aku sama tante Sonya ngga ada apa-apa!! Sama kayak kamu dan Dylan!!"

"Kalo memang ngga ada apa-apa, terus kenapa kamu belum bisa lepas?" balas Irene, "Apa kamu se desperate itu butuh uang dari dia, Gi?"

"Semakin kamu nurut sama dia, kamu ngga akan bisa lepas dari lingkaran setan itu."

Egi mengepalkan tangan nya, "Aku pasti bisa lepas dari semua ini."

"Then finish it."

Egi melihat sepasang doe eyes yang tengah menatap nya tajam itu, entah lah saat ini pikiran nya sangat berkecamuk dan Irene juga tidak membantu nya sama sekali.

"Aku ingin menyegarkan pikiran ku. Aku pergi dulu."

"Hati-hati," ucap Egi, "Kalo udah di rumah, kabarin ya?"

"Iya, kalo inget."

Egi hanya bisa menghela nafas panjang mendengar jawaban jutek dari Irene, kenapa sih sama si anchor kesayangan nya itu selalu aja mendadak dingin dam mukanya jadi jutek parah kalo nyinggung si sugar mamy??

.





































.

~sore hari di café~

"Dek, mau pulang sekarang?"

"Heemm," Yerika sibuk makan gelato kesukaan nya- hasil dari malak kakak nya, "Iya, kak. Kereta nya bentar lagi, jam 7-an kayaknya."

"Emang dari Gambir ke Gubeng ngga ada yang rada maleman lagi, gitu?"

"Ngapain sih malem-malem kak pulang nya??" omel Yerika, "Aku tuh yaaa ada kelas pagi besok, tolong pengertian ya kak ya."

Irene senyum dan ketawa tiap liat adek nya ngomel-omel kek gitu, "Iya, papa masih ada meeting sama klien ya?"

FWB : Friends With Bae [SEULRENE] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang