bagian 13

16 2 0
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞


عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ وَ لٰكِنْ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ. مسلم

“Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”. [HR. Muslim]

Selamat membaca


Raya dan Dilya kini sedang memperhatikan Alesha yang sibuk mencoret bukunya. Dari tadi mereka penasaran, tapi melihat ke seriusan Alesha membuat mereka mengurungkan niat untuk bertanya.

"Bingung kenapa bukunya aku coret?" Tanya Alesha ketika selesai.

Dilya dan Raya terdiam, tak lama mereka mengangguk.

"Buku ini ada yang mau pinjam. Buat jaga-jaga, takut nanti bukunya hilang atau apa, jadi aku tulis surat peringatan disini. Biar laki-laki yang pinjam itu jaga baik-baik bukunya. Bisa jadi barang bukti juga nantinya" jelas Alesha panjang lebar.

Bener juga yang dikatakan Alesha. Mana ada yang tau jika buku itu hilang atau dijual. Bukunya kan termasuk berharga, edisi terakhir. Karena penulisnya sudah meninggal dan filenya entah ia simpan dimana. Jadi tidak akan ada lagi cetakan berikutnya.

Siapa juga yang mau mengcopy, secara semua buku pasti memiliki undang-undang. Apalagi penulisnya terkenal, tidak sulit menemukan penjiplak hasil karya orang yang terkenal.

"Tapi kan kamu nulis hasil perasaan kamu di situ? Sedihnya, senangnya, bahkan emosi marah mu pun kamu tulis di setiap bait yang berhasil mempengaruhi mu"

"Iya juga ya? Tapi kan orang ini gak tau aku, aku juga gak tau dia. Jadi malu gak akan ada. Orang pak Harjono yang jadi perantaranya. Jadi aman!"  Kata Rauna santai.

Dilya dan Raya mengangguk kaku.

"Ini Rauna belum datang dari tadi?" Tanya Alesha tiba-tiba. "Terhipnotis oleh kegantengan Gus Farhan atau santri baru sih? Bisa-bisanya lupa pulang"

"Tadi dia izin. Ummah yang minta izin. Katanya Rauna bantu-bantu di ndalem untuk menyambut kedatangan kyai" papar Dilya membuat Alesha mengangguk.

Ketika Dilya dan Raya tahu, mereka sedikit lega. Ternyata Rauna bukan semena-mena ikut campur, tapi Ummah yang memang butuh bantuannya.

Alesha mengangguk pelan. "Oh syukurlah, jadi gak absen"

Adzan Adikhallah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang