bagian 12

25 3 0
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞


إِذَا غَضَبَ اَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ (رواه إمام احمد)

"Jika di antara kalian marah maka hendaklah ia diam" (HR Imam Ahmad)

لا تغضب ولك الجنة

"Jangan marah, maka bagimu syurga"
(HR.Thabrani)


Selamat membaca

Raya dan Dilya sekarang sedang panik. Tadi, ketika Rauna pulang setoran, mereka terkejut dengan kondisi Rauna yang datang-datang pelipisnya sudah dibanjiri dengan air matanya. Siapa yang tidak kaget?

Sudah hampir sejam, Raya dan Dilya sibuk mengurus Rauna yang dari tadi tak henti-hentinya menangis. Biasanya Rauna tidak se-cengeng ini. Jika memang ada hubungannya dengan para ustazah. Dia selalu cuek sebelum-sebelumnya.

"Nggak mungkin di marahin ustadzah Alya kan?" tak ada jawaban.

Kemarin-kemarin, jika ia dapat masalah atau teguran selalu saja cuek. Tak ambil pusing. Tapi malam ini semuanya berbeda. Raya dan Dilya jadi heran melihatnya.

"Bilang dulu kamu nangis nya kenapa? Gak biasa kamu nangis gini Ra" tanya Dilya.

"Di hukum ustadzah Hanna mungkin, semalam kan dia gak ngafal" kata Raya. Dilya mengangguk berusaha mengerti.

"Tapi kok nangis, biasanya bodoh amat. Mungkin di ejek-ejek sama yang la—"

"Bisa diam gak?!"

Dilya dan Raya mengangguk tertekan. Jika sudah begini Rauna pasti tidak bisa di ajak kerjasama.

Tidak ada yang berani berbicara. Selain, "gak ketemu gus Farhan seharian?" Tanya Alesha menebak.

Rauna mengangguk kecil.

Raya dan Dilya tersenyum kecil. Ternyata Alesha sangat paham dengan keadaan Rauna. Tidak salah mereka bersahabat sejak lama. "Ya udah gak usah nangis, besok kamu kan piket di ndalem. Siapa tau ketemu" Rauna mengangguk pelan.

"Tapi bukan hanya itu"

"Terus?"

"Aku kan cuma setoran dikit. Aku malu, karena... " Rauna memberi jeda. Sedangkan ketiga temannya itu mencondongkan tubuhnya lebih dekat lagi. Penasaran? Tentu.

"Yang bertugas itu Gus Farhan bukan ustadzah Alya. Nanti apa katanya kalau hafalan aku cuma sedikit. Aku malu! Mana tadi gak lancar-lancar amat" Jelasnya.

Adzan Adikhallah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang