bagian 17

21 1 0
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞


Selamat membaca ✨

Alesha kini tengah melepaskan plastik pengamanan makanan yang baru saja mereka pesan. Sedangkan satu orang lainnya tengah asik memainkan ponselnya.

"Kapan Lo nyampenya?" Tanya Ayura selaku teman dekatnya di kota. Ia sering bermain dengannya jika libur pondok.

Mereka berteman hampir 5 tahun lamanya. Awal Alesha masuk ke SMP Jaya, dimana hari pertamanya Ayura lah yang mengajaknya berteman. Sampai detik ini mereka masih berteman dengan baik.

"Tadi siang. Lo kesini pamit kan?" Ayura mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya.

"Alvi baik banget, lagi panik panik nya dia masih sempat minta Gue buat nemenin Lo. Perhatian banget kan?" salut Ayura melihat keunikan Alvi yang jarang diperhatikan orang.

"Iya, baiknya pilih situasi. Kalau Umi nggak sakit mana mungkin dia ajak Lo"

Alesha orang yang gampang beradaptasi. Cara berinteraksi saja dia gampang menyesuaikan. Tapi jangan heran, karena memang ia dulu menyelesaikan pendidikan jenjang SMP nya di sekolah umum.

Setelah lulus SMP, baru ia melanjutkan pendidikannya ke pesantren Al-Istiqomah.

"Udah siap, ayo makan!"

Ayura bangkit, kemudian mendekatkan diri kepada sang Alesha yang suka rela menyiapkan semuanya.

"Bismill—"

"Tunggu Lesh, foto dulu"

Ceklek!

"Lagi makan" meniru kalimat yang ia tulis di caption instagramnya.

"Oke, silahkan dimakan cantik"

⛅⛅⛅

"Alesha? Apa dia perempuan yang Farhan suka? Apa dia juga .... " benak Azan ketika mendengar Alvi menyebutkan nama Alesha.

Azan terus memikirkan itu. Yang mana ketika di pondok, ia pernah menghentikan seorang wanita yang ia yakini itu adalah Alesha. Dan memberitahu padanya kalau Farhan menyukainya.

Ya! Itu adalah Azan.

"Ini makanannya" Azan tersentak kaget ketika Azil menyodorkan plastik besar yang berisikan nasi campur padanya.

Azil tidak tahu selera papa Azan. Tapi kalau untuk Azan, apapun ia sukai terkecuali udang.

"Thanks ya?" Azil mengangguk.

"Jadi gimana Tante Zurri?" tanya Rifal dan Azil bersamaan.

"Alhamdulillah baik. Sebentar lagi dia bakal siuman. Makasih udah datang, makasih juga makannya." Sakha membagikan makanan itu pada Ghani.

Adzan Adikhallah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang