Bunyi bel yang dibunyikan oleh Butler Jensen memecah suasana di ruang makan tempat empat orang anggota keluarga itu berkumpul. Bunyinya yang nyaring menandakan bahwa hidangan akan segera dihidangkan ke meja makan.
Benar saja, beberapa detik kemudian, tiga orang pelayan wanita datang dengan membawa troli berisi hidangan serta kudapan. William yang melihat betapa cantiknya tampilan dari hidangan-hidangan tersebut harus menelan air liurnya agar tidak menetes. Dari sejak bangun tidur di pagi tadi, ia baru sadar bahwa perutnya sangat panas.
William familiar dengan rasa lapar ini.
Kehidupan lalunya sebagai seorang idol mengharuskan ia untuk sangat menjaga pola makan dan sering kali hal tersebut berujung pada perilaku menahan lapar.
Tapi disaat yang sama ia juga merasa aneh. Rasa lapar seperti ini biasanya terasa setelah ia telah sangat lama menahan untuk tidak makan. Sosok asli pemilik tubuh ini adalah seorang tuan muda dari keluarga yang pastinya kaya dan terpandang.
Tapi kenapa ia harus menahan lapar sampai seperti ini?
William melirik ibu dan ayahnya singkat. Raut wajah mereka tidak menunjukkan bahwa mereka melakukan kekerasan pada anaknya. Ibunya terlihat lembut dan penyayang sementara ayahnya terlihat memanjakan William.
William kemudian melirik kakaknya yang ternyata juga sedang memandangnya dengan tatapan aneh.
Kontak mata yang tidak diinginkan itu membuat William segera memalingkan wajahnya. Entah kenapa, ia sedikit takut dengan Ethan.
Atau jangan-jangan... Ethan mem-bully William?!
"Apa yang sedang kamu pikirkan, William. Kenapa wajahmu begitu?" Tanya ayahnya sambil menunggu makanan selesai di tata di meja makan.
"Eh, tidak ayah." William menjawab dengan malu.
Beruntung sekali ia, di dua kehidupannya, ia bisa memiliki sosok orang tua yang baik dan perhatian.
"Will, baju yang kamu pakai bagus kayak gini. Simple dan elegan. Cocok sekali dengan kamu dibandingkan–"
"Hush, Jessa! Will tetap tampan dengan apapun yang ia kenakan." Potong ayahnya ketika ibunya mengomentari pilihan outfitnya pada pagi ini.
Mau tak mau, pipi William memerah karena malu membayangkan seberapa gila outfit yang ia kenakan selama ini.
"William dasar kau bodoh! Tidak akan ku biarkan lagi kau memakai pakaian memalukan itu!" Rutuk William pada William asli dalam hati.
"Hm, semakin kesini aku rasa pakaian yang ku kenakan sangat jelek, bu. Aku mau membeli baju baru yang simple seperti ini saja." dalih William pada kedua orang tuanya.
Ia akan merombak total gaya William asli. Oleh karena itu, ia harus mulai melakukan gimmick dulu agar nanti orang tuanya tidak terlalu curiga padanya.
Tak disangka, ucapan William membuat orang tuanya menatapnya dengan haru. "Untuk apa beli, besok akan ayah panggilkan penjahit baju langganan keluarga kita untuk membuatkan baju untukmu."
William yang mendengarnya pun hanya bisa berdecak kagum dalam hati. Begini ya kehidupan orang kaya di zaman dulu.
"Jika kamu butuh inspirasi, ibu ada beberapa katalog baju simple yang serupa dengan apa yang kamu kenakan sekarang, Will." Saut ibunya dengan nada bahagia.
"Seburuk itu kah selera William asli sampai orang tuanya sebahagia ini?!"
"Iya, bu. Nanti kalau boleh aku mau pinjam" jawab William sambil mengangguk. Ia memang sepertinya membutuhkan katalog fashion untuk menyesuaikan sekaligus memantau pakaian model apa yang sedang trending di era ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reverie | Jaynoo
FantasyAlih-alih mati, kecelakaan yang dialami Sunoo sepulang kegiatan bersama para member malah membawa jiwanya berpindah pada kehidupan lain. Melalui kehendak surgawi, jiwa Sunoo berpindah untuk mengisi raga seorang pemuda di lain dunia dengan garis takd...