Kejadian di ruang makan pagi tadi membuat William memikirkan ulang mengenai bagaimana sebenarnya hubungan antara William asli dan Ethan.
Ia sempat berburuk sangka dan mengira bahwa kakaknya itu membenci William asli karena beberapa tatapan aneh yang dilayangkan padanya. Namun siapa sangka, kakaknya itu malah mengkhawatirkannya.
"Ah... kenapa aku tidak bisa mengingat apa-apa dari kehidupan William asli?" William yang mulai merasa gelisah tanpa sadar mulai berjalan berputar sambil berkacak pinggang.
"Apakah aku benar-benar harus mengulik sendiri tentang kehidupan si bodoh ini?!" tanyanya dalam hati. Mata ambernya yang sedari tadi ia pejamkan mulai terasa berat seiring dengan pusing yang tiba-tiba menyerang kepalanya.
"Aduh kenapa lagi sih ini." William bergumam pelan. Tangannya menekan sumber sakit di kedua sisi kepalanya.
"Adu duh. Pingsan ini, pingsan."
Merasa bahwa lututnya mulai lemas, William dengan sempoyongan berusaha untuk menggapai kasur yang berjarak beberapa langkah di depannya. Baru saja ia menyentuh selimut, badannya langsung tersungkur ke kasur dan perlahan ia pun mulai kehilangan kesadarannya
~~~~~~~~~~~~
[Flashback kehidupan William asli]
Ethan kecil yang berusia 9 tahun lagi-lagi harus menemani putra mahkota untuk belajar sekaligus menjadi teman bermainnya.
Ethan sendiri sebenarnya enggan untuk mengurus bocah ingusan tersebut. Namun apalah daya, ini merupakan perintah langsung dari sang raja yang terlanjur disanggupi oleh ayahnya. Setiap dua minggu, ia diharuskan untuk menginap di istana kerajaan selama dua hari untuk menemani Benjamin yang pada saat itu berusia 7 tahun.
Ethan paham bahwa ini adalah salah satu upaya untuk mempertahankan persahabatan antara 3 keluarga pendiri kerajaan yang masih tersisa. Meskipun begitu, setiap detiknya ia harus menahan diri untuk tidak mengomel pada Pangeran Benjamin yang sedang berada dalam masa-masa nakalnya.
Anak itu sangat sulit untuk diatur. Yang ia pikirkan hanya bermain dan bermain. Tak henti-hentinya ia mengusik Ethan dengan panggilan 'kakak' yang sangat menganggu. Ia juga tidak pernah mendengarkan apa yang guru kerajaan katakan hingga pada satu waktu Ethan menegurnya dengan keras.
Ditegur oleh salah satu sosok yang Benjamin hormati ternyata sangat ampuh untuk mengontrol sikapnya. Alih-alih tersulut untuk membuat kenakalan lainnya, ia malah mulai serius dalam belajar.
Hal tersebut membuat Ethan dipuji habis-habisan oleh Yang Mulia Raja.
Beruntungnya, ia hanya diharuskan untuk menemani sang putra mahkota selama dua tahun hingga posisinya digantikan oleh adiknya.
Sejujurnya Ethan pun tidak tau apakah ia harus senang atau sedih, karena kejadian ini menjadi awal dari renggangnya hubungan ia dengan sang putra mahkota.
— — — — — — —
William berusia 4 tahun ketika ia pertama kali bertemu dengan Benjamin di istana.
Ia dan ayahnya hendak menjemput sang kakak yang telah menginap selama dua hari untuk menjadi playdate dari sang putra mahkota.
Benjamin kecil yang pada saat itu sangat enggan untuk melepas kepulangan sosok yang ia anggap kakak terus mengenggam tangan Ethan dengan erat.
"Pangeran, ayah dan adikku sudah menjemputku. Anda cukup mengantarku sampai sini saja, ya." ujar Ethan perlahan sambil mencoba melepaskan genggaman tangannya.
"Itu adikmu, kak?" tanya Benjamin ketika melihat sosok kecil yang datang bersama sang Duke. Binar matanya menunjukan ketertarikan dalam sosok manis yang tingginya tidak lebih dari bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reverie | Jaynoo
FantasíaAlih-alih mati, kecelakaan yang dialami Sunoo sepulang kegiatan bersama para member malah membawa jiwanya berpindah pada kehidupan lain. Melalui kehendak surgawi, jiwa Sunoo berpindah untuk mengisi raga seorang pemuda di lain dunia dengan garis takd...