Rasa pusing yang menusuk membuat seorang pemuda yang sedang terbaring di ranjang tersentak. Kening dan badannya di basahi keringat yang tanpa sadar mengalir selama ia terpejam.
"Dimana gue anjir?" Pikirnya sembari mata ambernya menatap buram, menjalar liar mencoba melihat sekelilingnya. Nafasnya berderu dan detak jantungnya berdegup tak karuan. Ia mulai panik sambil meraba-raba sekitarnya.
Pemuda itu terkejut mendapati bahwa ia berada di kasur empuk dengan sprei satin yang lembut. Matanya masih buram, namun ia mengenali beberapa objek seperti nakas elegan dengan desain yang terkesan kuno. Ia makin heran ketika melihat betapa luas ruangan tempat ia berada.
Bagaimana tidak. Rasanya beberapa saat lalu ia baru saja terlibat kecelakaan beruntun bersama rekan grupnya saat hendak pulang ke dorm selepas pulang dari sesi photoshoot. Normalnya, ia akan berada di rumah sakit sekarang.
Ia juga masih tak habis pikir dengan truk tronton yang bisa-bisanya beroperasi menggunakan jalan utama di tengah hari. Bukankah itu ilegal?!
Dadanya menjadi berat mengingat kejadian itu. Terlebih lagi sebelum memasuki mobil, ia samar-samar mengingat bahwa ia sempat berdebat dengan Ni-ki. Meskipun ia tidak mengingat jelas apa yang mereka perdebatkan, rasa mengganjal tetap tertinggal di hatinya.
Hubungan mereka memang sedang tak baik-baik saja belakangan ini. Sunoo menyalahkannya pada jadwal yang padat, tekanan dari agensi, serta fans fanatik yang membuat hubungan keduanya menjadi canggung.
Ya, dia adalah Kim Sunoo. Member dari grup boyband terkenal yang sedang menanjak ke starlight dunia entertainment.
Entah bagaimana, hubungan hangat keduanya menjadi dingin, yang jelas Sunoo menyesali semuanya. Benar kata kakaknya. Seharusnya ia tidak se blak-blak-an itu menunjukkan kedekatan keduanya di layar kaca. Kini hubungannya dengan member termuda tersebut terasa dipenuhi dengan jarum yang menusuk.
Bahkan setelah mereka berdamai dan terbuka dalam membicarakan segala permasalahan yang terjadi, rasa canggung dan dingin masih saja ada sampai Sunoo mulai terbiasa dengan rasa tersebut.
Ditengah lamunan dan kebingungannya, suara putaran gagang pintu terdengar. Seorang pria dengan pakaian ala butler zaman kerajaan pun melangkah masuk dengan badan tegap dan pandangan tertunduk.
Segera, Sunoo yang terpenjat mengangkat selimut, mencoba untuk menutupi badan dan setengah wajahnya.
"Tuan muda, Headmaster Charlestein mengingatkan anda untuk tidak terlambat ke ruang makan untuk sarapan bersama." Kata pria paruh baya dengan pandangan yang masih tertunduk sopan.
"Headmaster?" pikir Sunoo heran. "Udah gila kali ini ya?! Dimana gue anjir."
"Tuan muda, William?" pria itu kembali bertanya, kali ini pandangannya sekilas tertuju ke Sunoo yang masih panik.
"Eh, iya. Tolong panggilkan maid aja, ya." Cicit Sunoo sambil mencoba untuk mengikuti alur main tempat ia berada sekarang.
Ia hanya bisa berharap apa yang ia katakan tidak terlalu aneh atau out of character. Entah bagaimana ia bisa berada disini, tapi satu hal yang pasti adalah Sunoo tidak bisa bertindak gegabah.
Sunoo tidak bodoh. Ia sadar bahwa jiwanya telah berpindah.
Satu hal yang membuat ia khawatir adalah bahwa ia tidak tau dimana dia berada dan sedang menjalani hidup siapa.
"Baik, tuan muda. Biar saya panggilkan Ethel untuk membantu anda bersiap." Butler tersebut berkata setelah terdiam beberapa saat. Raut wajahnya sekilas menunjukkan bahwa ia sedikit bingung dengan sikap tuan mudanya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reverie | Jaynoo
FantasyAlih-alih mati, kecelakaan yang dialami Sunoo sepulang kegiatan bersama para member malah membawa jiwanya berpindah pada kehidupan lain. Melalui kehendak surgawi, jiwa Sunoo berpindah untuk mengisi raga seorang pemuda di lain dunia dengan garis takd...