Bab 13

42 12 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, mereka sudah mulai mengantuk dan memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing, sementara Alicya sedari tadi memang sudah tertidur.

Rea hendak membangunkan Alicya tetapi di cegah oleh Aksara, "Biar saya aja yang bawa dia ke kamar," ujarnya, dan Rea menyetujuinya.

Aksara membawa Alicya ke kamarnya, meletakkannya secara perlahan dan menyelimutinya, tidak lupa Aksara mencium kening Alicya dengan penuh cinta. Karena juga sudah mengantuk, Aksara juga memutuskan untuk kembali ke kamarnya.

Hari berlalu begitu cepat, dan tidak terasa mereka berada di Bali sudah seminggu, dan hanya tersisa seminggu lagi, banyak hal yang terjadi selama seminggu ini.

Seperti kemarin, Arini yang mengetahui Aksara berada di Bali dengan segera menyusulnya, sementara Aksara yang mengetahui kedatangan Arini menjadi sangat marah.

Dan hari ini Arini membuat keributan di Villa, yang menjadi korbannya adalah Alicya.

"Lo apaan sih anjir, baru juga kemarin datang udah buat masalah aja, mau lo apa!?" Rea sudah sangat marah saat ini, ingin sekali rasanya dia membunuh perempuan menjijikan yang ada didepannya ini.

"Kamu itu yang apaan, bilangin sama teman kamu ini jangan pernah dekati Aksara, karena Aksara itu milik aku, masih kecil kok jadi pelakor" ujar Arini
Alicya yang tidak terima sedari tadi dihina, melayangkan tangannya untuk menampar Arini.

PLAKK
Semua orang yang menyaksikan merasa sangat terkejut, terutama Rea, Rea sangat mengetahui bahwa Alicya bukanlah orang yang kasar dan suka melakukan kekerasan, dan Aksara menatap penuh kagum kepada Alicya.

"Maaf ya Tante, Cya bukan pelakor, lagian Cya gak dekati Om kok, Om nya aja yang dekati Cya, karena Cya itu cantik," ujar Alicya dengan nada sombongnya.

"Kamu berani nampar aku!" ujar Arini marah, dan ingin membalasnya, tetapi dengan sigap Aksara menahan tangan Arini.

"Jangan berani-berani sentuh dia dengan tangan kotor kamu," ujar Aksara sembari menatap tajam Arini lalu menghempaskan tangannya begitu saja.

"Aksara! Kamu apaan sih, aku ini calon istri kamu!."

"Mimpi kamu," balas Aksara.

"Hahaha... Dengar tuh, mimpi lo tinggi-tinggi, tapi hati-hati nanti jatuh," ujar Rea sambil tertawa.

Dengan kesal sekaligus malu, Arini pergi dari Villa tersebut, tidak ada yang mengetahui Arini akan pergi kemana, karena sama sekali tidak ada yang peduli.

"Pergi juga tuh setan," ujar Rea.

"Lagian kok bisa sih lo punya calon istri modelan nenek lampir."

"Dia bukan calon istri saya," balas Aksara.

"Masa sih," ujar Rea kurang percaya, sementara Aksara hanya menatapnya datar.

BRAKK

Semuanya terkejut, karena seseorang telah mendobrak pintu Villa mereka.

"Ayolah, apalagi sekarang!" ujar Rea kesal.

"ALICYA!"

Rea membulatkan matanya setelah mengetahui yang datang ada Alexander dan anak buahnya secara tiba-tiba.

"Papa," gumam Alicya.

Aksara sedari tadi sudah berdiri di samping Alicya, dan menatap tajam Alexander Wiranata.

"Ternyata kamu di sini, ayo pulang," ujar Alexander, tetapi Alicya menggeleng menolak ajakan papanya.

"Alicya, kamu mau jadi anak durhaka gak dengarin Papa!" ujar Alexander yang mulai kesal.

Aksara |END| (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang