Keep Backstreet

478 34 2
                                    

'Byur!'

Salma melompatkan diri ke kolam itu demi menyelamatkan Rony yang nampak telah melemas di dalam air sana. Meski sempat meledakkan amarah untuk lelaki ini, namun apa yang telah ia lakukan padanya juga membuat ia diam-diam mengutuki dirinya sendiri jika sampai lelaki ini terancam nyawanya. Dan tak lagi hanya menyaksikan di ambang pintu sana, Paul, Nabila, Novia, serta Bunga, akhirnya mereka juga turut menghampiri tatkala melihat bahwa Rony terangkat ke permukaan dengan kondisi tak sadarkan diri lagi.

"Sini gue bantu, Sal!"

Paul dengan sigap mengangkatkan tubuh yang telah dingin itu. Dengan cemas ia meletakkan jari telunjuknya di bawah hidung Rony.

"Gawat ini mah." Ucap Paul yang membuat keadaan semakin memanik.

"Gawat gimana?! Dia baik-baik aja, kan?" Respon Salma panik.

Tak merespon ucapan tersebut, Paul nampak dengan susah payah menekan dada Rony demi mengembalikan kesadaran sahabatnya itu. Beberapa kali ia melakannya namun Rony tak menunjukkan tanda-tanda akan kembalinya kesadarannya. Hingga para mahasiswa lain akhirnya berdatangan ke arah sumber suara kepanikan. Mereka yang juga tak bisa berbuat apa-apa itu hanya dapat menyaksikan dengan kepanikan yang sama.

"Ayo Powl! Berusaha lebih keras lagi!" Pinta Salma. Hanya dengan helaan nafas berat Paul merespon.

"Kok lo gitu sih, mukanya." Sesungguhnya Bunga juga sama paniknya.

"Seharusnya kalian bisa jaga sikap, bikin masalah aja bisanya! Hilang kan sahabat gua!" Dengan amarah Paul membentak dua gadis di hadapannya itu.

"Hilang? Hilang apa?! Maksud lo apa?!" Semakin panik Bunga bereaksi.

"Ma-maaf, kayaknya ini salah gue. Kalau aja tadi..."

"Gak usah nyalahin diri, udah terlambat." Potong Paul.

"Sebenernya gue yang salah."

Tiba-tiba saja Bunga berucap. Kini ia turunkan tubuhnya hingga akhirnya bersimpuh di samping tubuh Rony. Ia pegang salah satu tangan Rony meski memudian melepaskannya kembali.

"Ron... Maafin gue, Ron... Gue tahu gue keterlaluan karena udah mitnah lo... Tapi gue mohon lo bangun dulu biar gue bisa minta maaf..."

Penuturan Bunga membuat semuanya seketika mengarahkan pandangan padanya. Fitnah? Maksud Bunga bagaimana? Sekiranya seperti demikian yang ada di dalam fikiran mereka.

"Fitnah? Maksudnya gimana?"

Salma melancarkan pertanyaannya. Hingga akhirnya Bunga pun beranjak dan kembali berdiri tegak. Ia lihat di sekelilingnya hampir ada seisi kampus yang telah berkumpul menyaksikan mereka. Seketika air matanya berlinang hebat, t'lah sadar jika ia telah mempermalukan Rony di depan ratusan pasang mata. Hingga akhirnya ia angkat bicara dengan suara lantangnya.

"Mungkin dengan berbicara kayak gini, bakal bikin gue kayak orang bego. Tapi agak Rony bisa pergi dengan tenang, gue harus bicara ini sama kalian semua!"

Bunga menjeda ucapan, ia nampak menghela nafas beratnya karena ia akan membongkar sendiri kabar buruk yang tak lama ini ia buat itu.

"Rony sebenernya gak pernah ngelakuin apa-apa sama gue. Dan dia juga tahu batasan kalau mabuk. Foto yang kalian liat di sosmed gue itu sebenernya... Cuman editan."

Seketika seisi kampus agak meriuh. Ia tak menyangka sekali jika Bunga melakukan hal serendah itu. Paul pun seketika bangkit dengan emosi.

"Parah ya lo, kok bisa ada cewek sehina lo. Dasar-"

"Powl!" Seketika Salma menghentikan Paul yang hendak melancarkan satu tamparannya itu. "Tahan Powl, bagaimana pun dia itu cewek."

"Tapi kalo dia gak bikin masalah itu, Rony pasti masih ada!" Paul tetap dengan amarahnya.

Cincin untuk SalmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang