17 - Cinta Pertama

360 26 10
                                    

Hari yang di tunggu-tunggu pun telah tiba.

Di hari Minggu ini, dimana perlombaan Band antar SMA akan berlangsung. Tentu acara tersebut sangat meriah karena semua Band yang terkenal dan berbakat yang akan menjadi perwakilan mereka.

Narvous? Tentu saja. Adit kini berada dalam kamarnya tengah bersiap-siap, dengan pakaian yang sudah di tentukan oleh Karina---kemeja polos putih sebagai inner di balut outter Sweater Sky Blue. Terkesan oppa-oppa Korea dan untungnya wajah Adit sudah mendukung.

Ting!

Adit mengambil ponselnya dan membaca sebuah pesan semangat dari Raka.

'Semangat buat lomba hari ini! Kamu jangan gugup dan percaya sama diri kamu sendiri. Aku bakal dateng buat liat kamu.' -Raka.

Ya, siapa lagi yang selalu mengirim pesan seperti ini kalau bukan Raka? Terkadang Adit berharap jika pesan seperti ini dari sosok Arven yang dia suka. Nyatanya semakin dia berharap, semakin sesak juga dadanya.

Adit selalu bertanya pada dirinya sendiri, bisakah dia jatuh cinta pada sosok Raka? Yang kapanpun dan dimana pun selalu ada.

Oke, daripada memikirkan sesuatu yang tidak tepat lebih baik dia berangkat sekarang.

Adit mengerutkan dahinya. "Duh, kok sakit gini kepala aku?"

Dia sudah sarapan, dia juga merasa  badannya enak-enak saja.

Hingga hal yang sering terjadi pun terjadi. Adit mengusap hidungnya yang kini sudah mengeluarkan darah segar.

"Aduh, kenapa harus sekarang sih?!" Kesal Adit dan mengambil tissue di samping kasurnya.

Adit berjalan sambil membalut hidungnya dengan tissue. Semoga saat lomba dia tidak mimisan lagi.

*****

Kini Adit telah sampai tempat tujuan. Mimisan itu sudah berhenti dan dia sedikit bernafas lega.

"Dit!"

Adit menoleh dan mendapati teman satu tim Bandnya yang baru saja hadir. Dia salah satu teman satu kelas Karina.

Mereka menuju stage dimana acara berlangsung. Adit bisa melihat Karina yang sudah datang dan kini sibuk mengurus bagian administrasi.

“Hai!” Sapa Karina yang kini berjalan menuju arah mereka bersamaan dua Cowok lainnya yang merupakan gitaris dan drummer Band mereka.

“Ini breakfast buat kalian, dapet dari panitia.” Karina membagikan satu persatu ke mereka.

Adit merasa bahwa Karina sangat berbeda dan Adit harus bertanya secepatnya. Tidak mungkin mereka yang satu grup hanya tersenyum saja saat berinteraksi.

Mereka berjalan menuju ruangan yang telah di siapkan. Adit yang di belakang mereka pun memanggil Karina, mumpung dia sedang sibuk dengan ponselnya.

“Kak Karina!” Sapa Adit terlebih dahulu.

Karina menoleh dan tersenyum singkat, lalu dia kembali menatap lurus ponselnya itu.

“Emm…” Adit menatap Karina ragu, lalu dia menarik nafasnya pelan. “Kak Karina lagi marah sama aku?”

Lalu fokusnya yang berada di ponsel itu terhenti, mendengar penuturan Adit membuat Karina menoleh.

“Emang keliatan kayak orang marah ya?” Balas Karina dengan nada bercanda.

Namun Adit tahu kalau itu bohong.

“Aku minta maaf kalo memang ada salah, Kak. Selepas aku sama Kak Arven tempo hari, sifat Kakak jadi berubah.”

Karina menatap diam sosok Adit, entah mengapa dia menjadi bertingkah kekanak-kanakan seperti ini.

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang