15 - Perseteruan

176 20 2
                                    

Waktu terus berlalu tak terasa sudah menuju Ujian Tengah Semester.

Adit merasa waktu berlalu sangatlah cepat, dia yang sudah begitu akrab dengan Arven, lalu Raka yang makin gencar untuk mendekatinya.

Adit kini di ambang rasa bimbang, karena tindakan yang selalu Raka lakukan itu membuat secuil rasa haru itu muncul. Raka yang selalu perhatian padanya, Raka yang tak segan mampir ke Rumahnya karena niat yang benar sungguh-sungguh, dan Raka tak pernah absen untuk muncul di hadapannya.

Namun di sisi lain...

Perasaannya terhadap Arven pun kian kesini kian tumbuh seiring waktu, walaupun hanya mengobrol biasa saja namun efeknya luar biasa bagi Adit. Dia merasa Arven sudah sepenuhnya terbuka tentang dirinya.

Bahkan tentang Karina yang merupakan mantannya.

Kadang Adit merasa bodoh saat dia mendengar semua cerita Arven tentang Karina, semuanya Cowok itu ceritakan. Bahkan rasa cinta yang dia simpan untuk Karina itu masih ada.

Adit kecewa, namun dia tidak memiliki hak apa-apa.

Untuk note yang selalu ada di laci Adit kini sudah tidak ada lagi. Adit bersyukur dan merasa jika secret adminer itu bosan karena tindakannya tidak membuahkan hasil.

"Dit, gue mau ke Perpus bentar nyari buku Biologi. Temenin kuy." Ujar Dandy sembari memasukkan buku-bukunya di dalam Tas.

"Oh, oke. Aku juga mau---"

Ucapan Adit terhenti saat satu bekal berada di atas mejanya. Adit dan Dandy sama-sama menoleh, mendapati Sheina yang tersenyum berlebihan.

"Adit, ini buat elo. Makan ya."

"Hah? O-oh, thanks Na." Adit mengambil bekal tersebut dan membukanya, ternyata salad buah.

"Adit doang gitu? Gue?" Tanya Dandy syok.

"Elo? Makan tutup bekalnya aja."

"Anjir, ini yang katanya teman?"

Adit hanya tertawa karena wajah suram Dandy. "Udah santai, bisa bagi nih." Ujarnya menengahi.

"Ehem, jangan lupa makan yang banyak ya. Gue keluar duluan, bye!" Setelah itu Sheina keluar kelas.

"Aneh tuh Cewek."

"Kamu juga aneh lho." Balas Adit.

"Ish bukan gitu, lo inget gak pas presentasi tugas kemaren? Dia kek maksa satu kelompok sama elo."

Adit berpikir sejenak, memang sih waktu itu Sheina maksa sampai memarahi teman satu kelompok Adit agar mau change.

"Mungkin biar bagian tugas, aku aja yang ngerjain. Dianya nyantai aja." Balas Adit.

"Anjir, jahat banget otaknya. Emang kemaren dia gak kebagian buat tugas?"

"Ya enggak lah, kami bagi sama rata. Udahlah yuk ah ke Perpus." Lalu mereka keluar bersama.

*****

Setelah usai pelajaran akhir, Adit, Dandy, dan Sheina turun ke bawah karena hari ini merupakan Eksul Kesenian. Hari ini juga hari terakhir sebelum Eksul libur karena waktunya Ujian Sekolah.

Setelah sampai, Adit bisa melihat Karina bercengkrama dengan para anggota Band Sekolah. Terlihat raut Wajah Karina yang sedikit gelisah dan kebingungan.

"Itu kenapa ya Kak Karina?" Tanya Dandy.

"Entah." Adit hendak menyapa setelah Karina menoleh dan tersenyum lebar.

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang