5 - Hangout

645 84 31
                                    

Raka datang membawa sebotol Yogurth

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raka datang membawa sebotol Yogurth.

Seketika di meja itu menjadi hening, Dandy menatap bingung mereka berdua sedangkan Adit terdiam sembari menatap botol Yogurth itu.

“Yogurth itu bagus, siapa tau bikin memar lo cepet sembuh.” Ujar Raka yang masih berdiri. “Kalo gitu, gue ke meja sebelah ya.”

Adit tersadar pun langsung menatap Raka. “O-oh, Thanks Kak Yogurthnya.” Balasnya.

“Yoi.” Lalu Raka pergi meninggalkan meja itu.

Tak lama itu, Sheina pun berjalan ke arah mereka bersamaan orang yang yang membawa makanan pesanan mereka. “Eh, tadi siapa ke meja kita?” Tanyanya.

“Penggemar Adit kali, ngasih minuman segala. Wah, baru masuk aja udah ada fans.” Ujar Dandy bermasuk menggoda Adit.

Adit mendengus mendengar itu. “Ya kali penggemar.” Lalu dia membantu orang yang membawa Mie Ayamnya. “Makasih ya, Mbak.” Balas Adit.

“Tapi, kok Cowok? Eh… itu yang buat lo memar kemaren itu ‘kan, Dit?” Tanya Sheina lagi.

Adit mengangguk, lalu ia melahap Mie Ayamnya. Rasanya enak!

Mereka melahap makanan dengan Dandy dan Sheina yang mendominasi obrolan, Adit kalau makan ya makan, tidak mau ngobrol. Takutnya tersedak.

Di sisi lain…

“Oh… itu yang namanya Adit. Ya sih, Cewek di sampingnya aja kalah putih. Korea sih.” Ujar Tommy sembari menatap Adit dari kejauhan.

“Sok tau lo Korea-Korea, rasis nih orang.” Balas Raka sambil menyeruput Es Tehnya. “Eh, yang di samping Adit juga cantik deh.”

“Oi konsisten-konsisten! Bukannya lo mau deketin Adit huh?” Seru Tommy menggoda Raka.

“Siapa yang deketin goblok! Gue masih gak enak sama dia.” Ujar Raka dengan menjitak kepala Tommy.

“Misi gik inik, misi gik inik.”

“Makan oi, rumpi aja lo. Gue habisin nih.” Itu Arven yang memang makan bersama mereka.

*****

Ku suka dirinya... Mungkin aku sayang...

Di hari Sabtu sore itu, Adit sedikit gabut. Dia sedang berada di kamarnya  tengah bernyanyi sambil bermain Gitar. Adit sudah menyelesaikan semua PR Sekolahnya, dan dia baru tahu kalau baru masuk saja sudah ada PR Sekolah. Adit rajin ‘kan?

Aha! Lebih baik dia mengajak Luna hangout saja daripada mati kebosanan. Utungnya Luna sudah sembuh dari sakitnya.

Adit beranjak dari ranjang kasurnya dan mengambil ponselnya yang sedang di charge. Di carinya nama Luna untuk ia telepon.

Halo, napa Dit?” Sapa Luna di seberang sana.

“Na, sibuk gak?”

Gak sih, kenapa? Gabut ‘kan lo?

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang