One

419 25 0
                                    

Happy Reading..
.

.

.

.

"Berapa nilai ujianmu hari ini?" Tanya Hanbin kepada Haruto.

Haruto merasa terkejut karena langsung disuguhi oleh pertanyaan ayahnya tentang nilai.
Bahkan ia baru memasuki pintu utama mansion. Haruto juga merasa bingung karena tak biasanya sang ayah menanyakan nilainya...., ya kecuali ketika ia sedang melaksanakan ujian sekolah.

"Aku mendapatkan nilai.."

Haruto merasa ragu untuk menjawab. Ia tahu, pasti nilainya kali ini tidak sesuai ekspetasi sang ayah.
Dan yang pasti akan mengecewakan ayahnya, dan berakhir menyiksanya.

"...92, ayah."

"Bodoh! Kenapa tidak mendapat nilai 96 keatas?!"

Haruto menunduk dan enggan menjawab pertanyaan dari Hanbin.
Ia sudah siap menerima caci maki dari sang ayah.

"Kali ini saya tidak akan memberimu hukuman atau menyiksamu. Tapi saya akan mengawasi kegiatan yang kamu lakukan dalam 1 bulan ke depan."

"Haahh... baiklah, ayah.." Ujar Haruto dengan sedikit lesu.

Haruto tak ingin menunjukkan betapa lelahnya Haruto pada saat ini di depan sang ayah. Bagaimana tidak lelah? Selama sehari, Haruto menjalankan semuanya karena keterpaksaan. Di pagi hari biasanya ia menghabiskan waktunya di sekolah hinggal pukul 13.25, lalu ia akan bersiap untuk latihan lomba taekwondo di sekolah hingga pukul 17.10.  selanjutnya ia akan pulang ke rumah untuk membersihkan diri dan   berangkat ke tempat les bahasa dan matematika hingga pukul 21.00, lalu setelah itu ia pulang ke rumah untuk belajar.. lagi.

Itupun Haruto selesai belajar dan mengerjakan tugas sekolah hingga pukul 00.45, dan baru mengistirahatkan tubuhnya selama 4 jam yang artinya ia bangun pada pukul 04.45. Setelah bersiap di pagi hari, ia biasanya menyiapkan sarapan untuk keluarganya  dan langsung berangkat ke sekolah bersama Jeongwoo.

Sungguh melelahkan, bukan?

****

Sekarang adalah hari libur.

Haruto memutuskan untuk pergi ke toko buku karena stok buku kosongnya sudah mulai menipis.

Entah seberapa rajin anak itu. Bahkan seisi kamarnya lebih didominasi oleh buku, medali dan piala.

Semua bukunya ia taruh di meja belajarnya, dan rak buku. Tetapi ada 1 buku yang ia selalu sembunyikan di laci nakas. Itu adalah buku rahasia, dan hanya dirinya yang tahu.

Setelah membeli buku, Haruto kembali mendudukkan dirinya di kursi meja belajar. Ia melamun sebentar, dan kembali melanjutkan membaca buku.

Haruto sungguh tak berani melakukan hal lain, karena ia tahu bahwa saat ini ia sedang diawasi oleh sang ayah melewati cctv yang ada di kamarnya, dan bagian rumah yang lain.

"Bosan banget baca buku. Merangkum buku aja deh." Ucap Haruto kepada dirinya sendiri.

Saat sedang asik merangkum, Haruto tersadar ia telah melewatkan makan siangnya.

"Hah?! Sudah jam 2 siang? Matilah aku lupa makan siang dan meminum vitaminku!"

Haruto segera turun ke dapur dan membuat makanan untuk ia makan seorang diri.
Haruto tidak boleh melewatkan jadwalnya untuk makan dalam sehari, karena ia harus mengonsumsi vitamin yang diracikkan oleh dokter.

Karena jadwal yang padat, membuat waktu istirahat Haruto berkurang. Membuat imun tubuhnya menjadi sedikit lemah, dan rentan sakit. Hingga pada saat itu, Haruto memberanikan dirinya untuk pergi ke rumah sakit dan memeriksa kondisi tubuhnya. Kata dokter, ia hanya kelelahan saja karena kurangnya istirahat dan terus memaksa tubuh agar terus bekerja. Jadilah pada saat itupun dokter meracikkan vitamin khusus untuk Haruto.

***

Setelah makan siang dan dan meminum vitaminnya, Haruto kembali ke kamar dan mendudukkan dirinya di atas kasur. Ia sedang memikirkan hal apalagi yang ia harus lakukan.

Dan terlintas 1 hal dipikirannya untuk melalukan sesuatu yang mungkin sangat membosankan bagi beberapa orang.

"Heum.., apa aku membersihkan  rumah ini saja ya? Rasanya aku ingin merapikan barang barang di seluruh sudut rumah ini." Ujar Haruto sembari memegang dagunya.

Haruto beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah keluar dari kamar tidurnya. Haruto menaiki tangga menuju lantai paling atas di rumahnya, yaitu lantai 4.

(By the way, kamar haruto berada di lantai 3.)

Setelah sampai di lantai 4, Haruto masuk ke dalam sebuah ruangan, yaitu gudang untuk mengambil alat kebersihan.

Pertama-tama, Haruto membersihkan gudang tersebut karena gudang tersebut sudah 2 minggu tidak digunakan. Haruto mulai membersihkan debu barang-barang yang ada di gudang tersebut dan menatanya ke tempat masing masing.

Haruto keluar dari gudang tersebut dengan membawa alat-alat kebersihan lainnya dan membersihkan setiap sudut rumah hingga ke lantai 1.
Membersihkan rumah sebesar itu menghabiskan waktu selama 3 jam.

Selesai membersihkan rumah, Haruto menaruh alat kebersihan tersebut, dan mendudukkan dirinya di kursi halaman depan rumah untuk mencari angin.

"Panas sekali sih! Tapi aku senang melihat rumah ini bersih dan rapi."

"Ternyata sekarang sudah pukul 5 sore toh? Sebentar lagi ayah dan kakak- kakak pulang. Aku memasak dulu lalu aku membersihkan tubuh!"

Haruto segera berlari ke dalam rumah, dan memasuki area dapur tempat memasak. Haru terdiam sejenak untuk memikirkan ia akan memasak apa kali ini.

Setelah terpikirkan 4 menu, Harugo segera mengambil alat-alatnya untuk bertempur di dapur.

Setiap Haruto memasak makanan, pasti ia selalu memasak sepiring sayur. Karena ia tahu, anggota keluarganya menyukai beberapa sayur tertentu.

Dua jam telah ia habiskan untuk memasak 4 menu. Setelah menyajikannya di atas meja makan, Haruto mengeluarkan beberapa buah yang ada di kulkas untuk mencuci dan mengupasnya.




"Sudah jam 7 malam. Haru harus segera mandi dan belajar!! Semoga masakan Haru dimakan ya sama ayah dan kakak.."











***
Haii!!

Maaf ya kalau ceritanya garing plus gak nyambung. Soalnya aku hanya masukin apa yang ada di otakku.

Oh iya..

Jangan lupa voment ya.., kakak kakak yang cantik/ganteng !!





Anak BungsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang