CH 9

6.9K 480 10
                                    

Cerita Ini Hanya Fiktif Belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Aku mohon maaf jika cerita terlihat aneh atau absurd. Karena aku pun masih belajar menulis dengan baik dan benar. Semoga kalian suka ya.

.
.
.
.
.
Selamat membaca

"Ayo, temui kedua orang tuaku dan katakan kalau kita akan segera menikah."

Daniel yang sedang menikmati makanan yang ada di hadapannya tersedak mendengar kalimat yang keluar dari mulut Chika tersebut. Ia segera mengambil minum dan meneguknya sampai habis.

"Aku tidak bisa melakukannya." Daniel menarik napas dalam lalu melanjutkan, "Usia kandungan Luna saat ini baru saja menginjak 6 bulan dan aku tidak mungkin meninggalkannya. Seperti yang aku janjikan sebelumnya, tunggu Luna melahirkan setelahnya kita akan menikah."

"Aku tidak menyuruhmu menikahiku hari itu juga, hanya bertemu dan jelaskan semuanya. Aku ingin hubungan ini jelas untuk kedepannya."

"Tapi, aku belum siap untuk bertemu dengan kedua orang tuamu, lagi." Ujar Daniel ragu.

Chika tidak ingin menjalani hubungan tanpa harapan seperti ini terus-menerus. Ia sudah menjadi tokoh jahat di kehidupan dua orang sekaligus, Christy dan juga Luna. Mendengar perkataan Daniel barusan, membuatnya sadar kalau hubungan mereka tidak akan berjalan dengan baik.

"Aku rasa lebih baik kita sudahi hubungan ini" Ujar Chika setelah lama diam.

Daniel mengeutkan alisnya, "Kamu sedang becanda?"

"Aku serius. Seharusnya dari awal kita tidak perlu bertemu lagi. Tolong jaga Luna dan bayi yang akan lahir, jadilah kepala keluarga yang bertanggung jawab." Ujar Chika. Ia berdiri hendak pergi namun tangannya di tahan oleh Daniel.

"Apa semua ini karena Christy? Kamu berubah semenjak ia sakit."

"Ini tidak ada hubungannya dengan Christy. Aku lelah dengan hubungan ini, aku tidak ingin menyakiti lebih banyak orang lagi. Lebih baik kita berhenti disini."

"Aku mencintaimu, Chika." Daniel berdiri mensejajarkan tubuhnya dengan Chika. "Jangan pergi, aku tidak ingin kehilanganmu untuk yang kedua kalinya."

Chika melepas pelan genggaman Daniel di tangannya, "Aku tidak bisa. Mungkin, dari awal rasa cintaku padamu sudah hilang tapi aku belum bisa merelakanmu karena banyak hal yang belum kita lakukan bersama. Tapi sekarang aku sadar hidupku bukan tentang kamu lagi."

Chika pergi meninggalkan Daniel. Belum jauh melangkah, ia berbalik menatap Daniel sambil tersenyum untuk yang terakhir kalinya. "Aku minta maaf dan juga terima kasih untuk semuanya. Selamat tinggal."

Langit seolah mewakili perasaan sedih Chika, ia meneteskan hujan yang semakin lama semakin deras.

Tangisannya menyatu dengan suara hujan, ia menutup mata sambil meremas rok yang ia gunakan, membayangan semua kenangan saat ia bersama Daniel, berharap hujan dapat membawa pergi semua kenangan tersebut.

Sesaat Chika tidak lagi merasakan air hujan mengenainya padahal suara derasnya masih terdengar di telinganya. Ia membuka mata dan melihat Christy berdiri di hadapannya dengan memegang payung.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Chika memalingkan wajahnya tidak ingin Christy melihat keadaannya saat ini.

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu." Ujar Christy lembut.

Chika berdiri, setengah mati ia melawan arah mata Christy, juga tangisannya yang ia tahan agar tidak mengeluarkan suara. Hanya air mata yang mengalir membasahi pipinya.

SOMEBODY TO YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang