Chapter 25

596 39 0
                                    

“Ummmm,” Haechan mengerang di tenggorokannya saat lidah hangat menempel di lidah mungilnya. Sebuah tangan yang kuat mencengkeram pinggulnya erat-erat. Tangan satunya meluncur masuk kemeja Haechan dari belakang.

“Ahhh..., Mark... Su... dah...,” kata Haechan, saat Mark menjalankan bibirnya dan membenamkan di celah lehernya.

Wajah Haechan terangkat dengan rasa geli di dadanya. Mark membuka kancing kemejanya, memperlihatkan dada yang mulus. Mark membungkukkan wajahnya untuk menghisap kulit lembut itu. Tanpa sadar, lengan ramping melingkari leher Mark.

Knock knock knock

“Mark... Pelanggan yang membuat janji dengan mu sudah datang untuk menata rambutnya... Mark... Buka! kenapa kamu mengunci pintu kantor?” teriak Belle dari depan kantor.

“Ma... Mark... ada pelanggan.”

Haechan dengan cepat mendorong dada keras Mark agar dia berhenti. Mark menjauhkan wajahnya di dada Haechan dengan napas berat. Kemudian dia menurunkan Haechan dari pangkuannya dan bangkit untuk membuka pintu dengan ekspresi kesal di wajahnya.

“Siapa yang ada di sini sekarang, Belle?” Mark bertanya pelan.

Belle melihat sekeliling ruangan dan melihat Haechan sedang tergesa-gesa mengancingkan kemejanya, wajahnya memerah, Belle tersenyum kecil padanya.

“Oh, aku benar-benar menyela itu,” kata Belle dengan santai.

Haechan tidak berani menatap Belle karena malu.

“Diam, jangan katakan apa-apa, mari kita lihat pelanggan,” kata Mark dengan muram sebelum menjauhkan tubuh besar Belle dari pintu.

Haechan yang merasa malu, berdiam diri di kantor Mark untuk sementara waktu. Samapo dia merasa siap, dia keluar untuk melihat Mark menata rambut para klien.

Haechan menangkap tatapan genit dari Belle. Padahal dia sedang berdiri, menata rambut pelanggan, tapi dia masih sempat berbalik untuk menggoda Haechan.

“Apa yang kamu lihat, Nunna?” Haechan bertanya, berusaha bersikap seolah tidak terjadi apa-apa,

Belle mengulurkan tangan dan menyentuh lehernya. Haechan membeku sebelum buru-buru melihat ke cermin dan melihat lehernya sendiri.

Haechan tidak tua jika Mark meninggalkan bekas karena dia tidak  melihatnya tadi.

Harchan berbalik untuk melihat Belle yang sedang tersenyum menggoda.

Mark menoleh untuk memandangnya dengan bingung.

Haechan tersipu dan pergi menghidari Belle.

“Nunna, berhenti menggodaku.” Kata Haechan dengan cemberut karena malu.

Aku Mencintaimu Sangat... Sangat Brutal 1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang