Spesial imlek

458 26 7
                                    

Suara ponsel berdering.

Haechan sedang duduk di lantai ruang tamu. Sedang fokus pada permainan di depannya, matanya tertuju pada layar televisi tanpa perduli dengan sekitar.

“Haechan, angkat teleponnya!!” Mark di dapur berteriak.

“Aku akan segera menemui Messi!” Haechan sedang bertarung dengan Winning dalam permainan. Dia tidak terlalu memperhatikan apa yang dikatakan pacarnya.

Tiba-tiba, Haechan merasakan sensasi kesemutan di punggungnya.

“Lee Donghyuck....” begitu mendengar nama aslinya, Haechan langsung menghentikan semuanya. Kemudian dia berbalik untuk melihat ke dapur dan menemukan Mark berdiri di sana, menatapnya dengan mata tajam.

“Aku mengerti, kamu tidak perlu memasang wajah jelek seperti itu.” Gumam Haechan dan dengan cepat meraih ponselnya.

“Hallo Pa, apa yang terjadi?”

Ketika melihat jika penelepon adalah ayahnya. Haechan langsung mengangkatnya.

“Ya, dia sedang memasak. Apakah Pa ingin berbicara dengannya? Aku akan memberikan ponselnya... Oh... tidak. Aku tidak mau pergi, Pa... Karena... ah... Aku tidak ingin pergi ini... ayah bicaralah.... Bicaralah sendiri” kata Haechan kesal, sambil berjalan menuju Mark di dapur.

“Ayah ingin bicara denganmu” kata Haechan datar sebelum menyerahkan telepon kepada Mark.Sosok jangkung itu sedang mencicipi kari, dan berbalik untuk menjawab telepon.

Haechan dengan cepat meraih lengan Mark dan berbisik.

“Mark apapun yang Pa minta, tolak saja.” Haechan berbisik cepat.

Mark mengangkat alisnya sedikit.

“Iya Pa.” Kata Mark.

..

..

..

“Ayolah, kenapa kamu duduk di sana dengan wajah cemberut?” ucap Mark pada sosok yang sedang duduk dengan wajah cemberut, dia mengambil sendok dan menaruh nasi di piring.

“Aku sudah bilang padamu untuk menolak Ayah. Kenapa kamu mengiyakan ajakan Ayah?” Haechan berteriak dengan ketidakpuasan.

“Kenapa harus menolak? Itu tradisi kan? Ayahmu bilang keluarga besarmu akan berkumpul. Kalau kamu tidak pergi, bukankah itu jelek, Haechan?,” kata Mark dengan suara tegas.

“Karena semua sedang berkumpul makanya aku tidak mau pergi” ucap Haechan pelan.

Mark menatap kosong ke arah Haechan.

“Mengapa?” Mark bertanya.

Biasanya, Mark melihat Haechan bersemangat menyambut liburan, tapi sekarang dia tidak ingin ikut merayakan Tahun Baru Imlek bersama keluarganya.

“.....” Haechan tetap diam, menolak berbicara.

Mark berhenti makan dan duduk di kursi di sebelah Haechan.

“Ada apa? Katakan padaku sekarang, jangan biarkan aku bersikap brutal” kata Mark dengan Haechan

“Yah… jika semuanya berkumpul, mereka akan bertanya siapa kamu, bagaimana aku harus memberi tahu mereka?” Haechan bertanya pelan.

Hal inilah yang selalu membuat Haechan khawatir, walaupun orang tuanya menerimanya, dia tidak tahu bagaimana sikap kerabatnya yang lain, dia tidak tahu apakah orang tuanya akan dikritik oleh kerabatnya atau tidak dengan cerita yang dimiliki putra satu-satunya.

“Katakan pada mereka aku suamimu,” jawab Mark singkat.

Haechan berbalik untuk melihatnya.

“Mark, tidak mudah untuk berbicara seperti yang kamu pikirkan” jawab Haechan cepat.

Aku Mencintaimu Sangat... Sangat Brutal 1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang