BAB 8 - Jatuh

4 0 0
                                    

" Pak, ini saya tidak dikasih kursi, meja dan peralatan bekerja sendiri?" Kimmy kebingungan saat sampai jam makan siang tiba, ia belum pindah dari tempat duduknya yang berhadapan dengan Jared.

Jujur saja posisi seperti ini membuatnya tidak nyaman. Ingin rasanya mencakar-cakar wajah menyebalkan itu. Kimmy dongkol sekali karena terpaksa menandatangani perjanjian training selama tiga bulan. Bagaimana lagi, ia butuh uang. Yang harus ia lakukan sekarang hanyalah membuktikan jika Kimmy mampu.

" Tadi saya sudah minta ke GA." Lelaki itu menjawab seadanya.

Kimmy mengangguk saja. Mengamati Jared yang membuka sterofoam tempat makan siangnya. Di sana terdapat nasi putih, ayam goreng, tempe, tahu, lalapan dan sambal. Aromanya enak sekali. Di sebelah sterofoam ada espresso ukuran besar dan air segelas besar air putih.

Kimmy mengalihkan pandangannya pada kantong plastik bening di hadapannya. Di dalamnya terdapat sterofoam yang sama dengan milik Jared. Juga ada cokelat dingin di atasnya. Kimmy bingung mau makan dimana, karena ia merasa tidak nyaman makan berhadapan dengan Jared.

" Kim, ambilkan sendok dan garpu di pantry," ucapan Jared. Tanpa meminta tolong.

Kimmy sempat mengamati lelaki itu tampak kebingungan, lalu berdiri dan berjalan keluar ruangan menuju pantry yang letaknya tepat di sebelah ruangan Jared. Ia mengambil sendok dan garpu pesanan Jared, sekaligus mencari tempat yang nyaman untuknya makan.

Kebetulan ia melihat ada meja dan kursi di tengah pantry. Tidak terlalu besar, mungkin disediakan untuk menunggu memanaskan sesuatu. Mungkin Kimmy bisa makan di sini hari ini.

" Mang Radi, biasanya orang-orang kalau makan di mana ya?" tanya Kimmy pada Mang Radi yang kebetulan masuk ke Pantry juga.

" Di ruangan masing-masing, sih Mbak. Emangnya kenapa?"

Kimmy menggeleng, " ah, enggak. Cuma nanya saja. Terimakasih ya mang," ujar Kimmy seraya berlalu. Keluar dari pantry.

Padahal Kimmy pergi ke pantry tidak lama. Tapi, sekambalinya ia ke ruangan, sudah ada sepaket meja-kursi yang ditaruh asal. Perempuan itu memberikan pesanan Jared, lantas mendekati meja-kursi itu.

" Itu bekas. Tapi lumayan sambil nunggu yang baru datang. Mungkin sekitar dua minggu lagi," Jared menjelaskan persis seperti apa yang dikatakan Banu, orang Ga yang barusan kemari.

Tidak apa-apa. Meskipun bekas, kelihatannya masih sangat layak dipakai. Tapi, kaki mejanya tidak rata, mungkin patah. Kimmy harus mengganjalnya dengan sesuatu agar mejanya tidak miring.

" Mejamu taruh di dekat pintu masuk saja ya."

Kimmy tidak tahu apakah Jared memberi perintah atau bertanya. Jika dilihat dari kondisi tempat yang dimaksud Jared, menurut Kimmy cukup nyaman. Oke juga untuk posisi sekretaris.

Wanita itu mengambil plastik yang berisi makan siangnya. Ia lalu keluar lagi menuju pantry. Hari ini, untuk sementara ia makan di pantry dulu. Toh mejanya sudah datang. Tinggal menunggu dibereskan saja, kan?

***

" Ayo kita keliling ke area produksi," Jared sudah berdiri dari kursinya, bersiap keluar dari ruangannya.

Kimmy yang baru saja masuk ke ruangan setelah selesai makan langsung membelalak. Jam masuk masih lima belas menit lagi. Makanan Kimmy pun belum dicerna dengan sempurna. Tapi Jared sudah mengajaknya jalan-jalan keliling area produksi?

" Kamu nunggu apa?" tanya Jared saat jalannya terhalang Kimmy yang berdiri di belakang pintu.

Padahal intonasinya rendah, tapi Kimmy kaget. Ia minggir, memberi jalan Jared untuk keluar. Sedangkan perempuan itu mengekor di belakang Jared.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Mooraty's SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang