"It was her first time" - Sean, 2005.
Anak laki laki itu mendadak ceria. Lebih ceria daripada awal ia bertemu Seanna.
Ia tampak penuh percaya diri dengan senyuman yang sering kali ia lempar ke sembarang arah, dan tentu semua orang merasakan perubahan positifnya. Termasuk Sean.
Sean itu tergolong laki laki yang super peka dengan sekitarnya. Mungkin jika ia menjadi manusia super, kekuatannya adalah kepekaan. Ah, dan terbang. Karna Sean sering berkata, ia berharap bahwa ia dapat terbang bebas diantara udara sejuk di langit Bandung.
Seperti yang sudah aku, dan kau ketahui, Sean adalah satu satunya saudara kandung Seanna. Wajah keduanya mungkin tidak sama seperti kembaran lainnya, tapi mereka adalah sepasang kembar yang sama sama bersinar!
Si cantik, dan si tampan. Cocok, bukan?
Sama sama lahir di bulan ke 12, pada pukul yang lewat beberapa menit, mereka diberi nama Sean dan Seanna. Nama yang indah, bukan?
Namun, ada sebuah fakta mengejutkan mengenai mereka berdua. Satu fakta yang hanya diketahui salah satu dari mereka berdua. Fakta yang selalu di tutup tutupi oleh sang empu.
Fakta, bahwa mereka berdua tidak tinggal bersama Ibunda dan Ayahanda kandung mereka. Ya, mereka diadopsi.
Ah, entah diadopsi atau bagaimana. Intinya, selama hampir 15 tahun mereka menghirup udara di bumantara ini, mereka tak pernah menemui atau sekedar mengetahui siapa kedua sosok yang membuat mereka hadir di sini.
Sean tak mempermasalahkan mengenai siapa orang tuanya. Ia berpikir logis dan rasional saja - "Kalo orang tua gua sekarang baik baik aja, kenapa gua harus marah? Toh mereka juga sayang sama gua"
Sesimpel itu pemikirannya.
Namun, hal itu akan berputar 360° jika Seanna menjadi orang yang berpikir. Mungkin, ia akan menangis hingga matanya benar benar kering, atau hingga pipinya berkerak karna air mata yang tak kunjung diusap oleh empunya saat jatuh. Mungkin.
Karena, siapapun tahu, bahwa kebanyakan kaum hawa di dunia, berpikir menggunakan hati sebelum otak. Seanna mungkin salah satunya.
Dan oleh karna itu lah, Sean memutuskan untuk tidak mengumbar umbar perihal ini pada adik semata wayangnya.
Sean tidak pernah ingin membuat adik kesayangannya ini menangis tersedu sedu, apalagi karna perbuatannya, dan tentu, ini adalah pilihan terakhirnya.
Dibandingkan itu, mari kita berputar haluan untuk melihat Yufi, si laki laki yang tiba tiba berubah sembilan puluh derajat karna alur kisah kemarin malam. Kekuatan pelukan yang ia rasakan semalam itu benar benar sangat berguna baginya.
Itu membawa perubahan yang cukup besar.
"Lo kenapa deh?"
Tiba tiba saja, suara itu menginterupsi pendengaran Yufi, hingga pemiliknya menoleh - kemudian menaikkan satu alisnya sembari berjalan beriringan dengan Sean.
"Ga kenapa kenapa," Jawab Yufi cepat, namun dengan senyuman manis. "Lo aneh," To the point Sean. Yufi membalasnya hanya dengan kekehan kecil. Ia tak mungkin membicarakan kisah semalam pada Sean, kan?
"Gara gara dipeluk Seanna, ya?"
"Eh?"
Yufi mengerjap beberapa kali, wajahnya memerah padam. Ah, tampaknya Seanna telah bercerita pada kakaknya ini. Tentu saja, tidak heran. Mereka dekat.
Yufi mengangguk, namun langsung menggeleng lagi setelahnya "Bukan dipeluk, tapi aku yang memeluk." Balasnya, dengan percaya diri.
Sean tertawa kencang mendengar itu, Ah, rasanya aneh melihat teman nya yang bercerita mengenai kisah cinta dengan adiknya sendiri. "Gila!" Sean menyeru kencang, ia setengah terkejut dan setengah senang, tapi juga setengah khawatir. "Kok berani?"
Yufi menautkan alisnya, "Aku juga ga tau... tiba tiba aja, badan aku kaya dihipnotis." Jawabnya dengan tatapan polos, dan kosong. Menanggapinya, Sean hanya terkekeh kecil, "It was her first time, maybe"
Yufi diam saat mendengar itu. Hanya diam, dengan tatapan yang masih kosong. Namun dengan seribu pemikiran di dalam kepalanya, "This is also my first time." Sambung Yufi.
Sean hanya menatap Yufi setelah mengetahui hal itu. Ia sedikit terkejut mengenai fakta bahwa ini adalah kali pertama untuk dua belah pihak, sangat menggemaskan. Sean sungguh tak menyangka hal itu, memang agak dramatis - tapi ia bersungguh sungguh.
Sebenarnya, kesan pertamanya kepada Yufi cukup unik dan jauh dari kenyataan. Ia berpikir bahwa Yufi adalah sosok laki laki tangguh dan banyak bicara, memiliki banyak teman serta incaran wanita yang cantik - cantik. Tapi ternyata, wow, kebalikannya.
Hal itu lebih menjadi lebih mengejutkan saat pelukan pertama, serta cinta pertama Yufi adalah adiknya sendiri.
"If so, keep going." Sean mengujar tiba tiba, menimbulkan kerutan bingung di pelipis Yufi. "Apa yang dilanjutkan?" Tanyanya.
"Your feelings."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated, Han Yujin.
FanfictionTentang sebuah takdir yang merengkuh kita dalam hangatnya asmara. highest rank: #9 at seowon #1 at hyj #3 at hyj #2 at hanyujin #1 at tt #8 at seowon #8 at ciipher #2 at yuehua #1 at yuehua #4 at terazonokeita April 2023, ©atmabana