Bagian 13

411 70 13
                                    

"Mau kemana, Nak?"

Zier menghentikan langkahnya. "Aku ada urusan. Aku harus pergi sekarang."

"Tidak bisa. Sepuluh menit lagi kita ada rapat. Kamu harus bersiap sekarang juga."

"Ayah...."

"Zier, Ayah tidak ingin mendengar apa pun alasanmu. Rapat ini sangat penting."

Rasanya tubuh Zier lemas, ia tidak bisa melawan perintah ayahnya. Professional adalah hal paling utama, ia harus menyampingkan urusan pribadinya sementara.

"Kamu pasti bisa, Nak." Baron tersenyum pada Zier lalu mengajaknya ke tempat rapat.

Sebenarnya Baron tahu apa yang baru saja terjadi karena saat ia akan masuk ke ruang Zier, ia mendengar percakapan Zier dan Dimas. Ia bisa saja menangani rapat itu sendiri tapi ia tak ingin ada keributan antara Zier dan Dimas. Sehingga ia terpaksa menghalangi Zier pergi.

Mungkin terdengar tidak adil, seharusnya Dimas yang ia halangi tapi Baron berpikir, anak pertamanya butuh waktu untuk bertemu dengan Delia dan menyelesaikan masalah mereka.

Baron berharap, Delia tidak memutuskan hubungannya dengan Zier dan sadar kalau saat ini, Zier adalah suaminya. Namun, jika akhirnya Delia tetap memilih Dimas, mau tak mau ia harus menarik Zier keluar dari kehidupan mereka supaya Zier tidak semakin terluka.

"Ayah, aku ingin...." Zier mencobanya sekali lagi. Berharap ayahnya mengerti dan mengizinkan dirinya pergi.

"Tidak, Nak. Urusan pribadi tidak bisa menghalangi pekerjaanmu."

"Aku ingin menyelamatkan rumah tanggaku."

Ucapan Zier membuat Baron menghentikan langkahnya. "Ayah tahu."

Ziar menatap wajah ayahnya. Ia terkejut. Ayahnya tahu dan dia melarangnya pergi. Sungguh semua itu di luar pemikirannya. "Kenapa Ayah menahanku?"

"Ayah tidak ingin ada perkelahian diantara kalian."

"Ayah, ada sesuatu yang penting selain perkelahian itu. Rumah tanggaku sedang terancam."

"Percayalah, Nak. Tidak ada yang bisa mengancam suatu rumah tangga jika semua didasari dengan cinta dan kesetiaan."

Rasanya Zier ingin tertawa. Cinta dan kesetiaan semua terdengar omong kosong mengingat fakta di balik pernikahan dirinya dan Delia. Tak ada cinta apalagi sebuah kesetiaan. Semua di dasari dengan keterpaksaan dan keterpaksaan pada dirinya kini berubah menjadi rasa takut kehilangan.

"Jika Delia memilih Dimas, maka kamu harus melepaskan dia."

Zier kali ini tak bisa menahan tawanya. Namun, tawa itu terdengar getir. "Aku tak menyangka, Ayah bisa berbicara seperti itu dengan mudah."

"Zier, sadarlah. Kamu memang seharusnya tidak berada di posisi itu. Kamu harusnya melanjutkan sekolah seperti impianmu. Semua yang terjadi adalah kesalahan. Kami harus memperbaikinya."

"Aku mencintainya, Ayah."

Zier ingin ayahnya mengerti. Ia adalah seorang manusia yang memiliki hati dan perasaan.

"Tidak, Zier. Buang semua rasa cintamu. Kamu penerusku. Buang semua rasa cinta, buang semua urusan pribadimu. Pekerjaan adalah hal paling utama. Saat kamu sudah memiliki semuanya, wanita mana pun akan mendekatimu dan kamu bisa memilih salah satu dari mereka."

"Kenapa itu tidak berlaku untuk Kak Dimas?"

"Dimas sudah bekerja sejak dulu."

"Bukan tentang pekerjaan tapi tentang buang rasa cinta. Rasa cintanya pada Delia membuat dia kabur. Apa itu layak? Dia sudah mempermalukan keluarga."

"Zier, tutup mulutmu!"

"Lalu sekarang dia mengejar Delia yang artinya dia lalai dalam bekerja. Dia memilih mengurus urusan pribadinya. Kenapa kamu tidak melarangnya, Ayah. Kenapa kamu hanya melarang dan menahanku?!"

Rasa ketidakadilan begitu jelas. Membuat Zier marah. Ia sudah berkorban terlalu banyak dan ia tidak mau semua menjadi sia-sia. Ia sudah merelakan impiannya untuk bersekolah di luar negeri. Sekarang ia sudah memiliki mimpi baru, yaitu menjalani hidup bersama Delia. Apa ia harus hancurkan mimpinya lagi?

"Zier, Ayah mohon, mengertilah."

Baron hendak meraih Zier dalam pelukannya tapi Zier mundur dan itu rasanya menyakitkan baginya.

"Aku tidak ingin mengerti apa pun. Aku akan bekerja sesuai kemauan Ayah tapi aku tidak akan pernah melepaskan Delia."

Zier melangkah melewati ayahnya menuju ruang rapat. Meski hatinya kacau balau, ia akan tetap pada pendiriannya. Mempertahankan Delia, apa pun yang terjadi.

"Zier." Baron berkata lirih. Ia melihat perubahan kuat pada diri Zier. Ia tidak pernah melihat Zier yang seperti itu. Keras dan dingin.

❄️❄️❄️

Menikahi Calon Kakak Ipar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang