Chapter 5

0 0 0
                                    

Cika langsung pergi ke rumah orang tuanya karena setiap hari Sabtu malam minggu ketiga merupakan waktu rutin untuk makan malam bersama. Cika masuk ke dalam rumahnya masih dalam keadaan yang masih lusuh karena dia tidak sempat untuk mengganti bajunya. 

"Selamat siang Nona" ucap pelayan menyambut Cika ramah.

"Siang" jawab Cika langsung berlalu pergi menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

Cika berendam sambil menikmati pemandangan taman belakang, pemandangan yang cantik karena banyak tanaman bunga yang ditanam ibunya dahulu. Sibuk mengamati pemandangan tiba tiba telepon Cika berdering.

"Iya" ucap Cika

"Mohon maaf mengganggu waktunya Bu Cika. Saya ingin menyampaikan bahwa Bu Cika harus segera menandatangani dokumen agar proyek pengembangan dapat segera direalisasikan karena penelitian mendesak kami untuk segera menyetujui persyaratan yang mereka buat" ucap Kiki

"Baik kita ketemuan di kafe Delima nanti jam 2 siang jangan lupa bawa dokumen dan proposal pengembangan tersebut" jawab Cika

"Baik Bu" jawab Kiki 

Cika segera menyelesaikan mandinya kemudian segera bersiap. Dia mengenakan jaket Hoodie dan celana training ditambah kaca mata bacanya dengan rambut kucir kuda. Melihat Cika seperti sedang terburu buru saat menuruni tangga, mama Cika menghampirinya.

"Kamu udah mau pergi lagi?" tanya Mama Cika

"Iya ma, aku ada urusan sebentar nanti aku balik lagi" jawab Cika

"Urusan apa?" tanya mama Cika penasaran 

"Ada pesanan cod dan orangnya mau aku datang ambil sendiri barangnya" jawab Cika

"Ohh, iya tentang tadi malam…" ucap Mama Cika terpotong

"Ceritanya nanti saja, ya ma. Aku takut nanti orangnya kelamaan nunggu. Cika pergi dulu" ucap Cika kemudian berlalu meninggalkan Mamanya 

"Ohh, oke. Hati hati di jalan" ucap mama Cika

Cika langsung bergegas menuju parkiran, mengambil kunci mobil sembarang kemudian langsung melajukan mobilnya karena kalau dia tidak segera pergi bisa terkena macet. Perjalanan menuju ke kafe memakan waktu setengah jam karena jalanan yang sudah mulai padat. 

Cika sampai di kafe agak terlambat karena terjebak macet, merotasikan bola matanya dan mencari keberadaan asistennya tersebut, sampai pada akhirnya melihat Kiki yang sedang duduk di sebelah lukisan bunga matahari.

"Maaf membuat kamu menunggu lama" Cika menarik kursi di depan tempat duduk Kiki 

"Tidak Bu, saya baru saja tiba. Ini berkas yang harus ibu tanda tangani dan ini proposal yang tadi ibu minta" Kiki menyerahkan beberapa map kepada Cika

"Kemungkinan uang yang dapat kita gunakan untuk menganggarkan pengembangan penelitian ini berapa?" Cika membuka map tersebut

"Kemungkinan besar yang dapat kita keluarkan untuk penelitian ini paling banyak sekitar 800 juta, Bu" jawab Kiki melihat data yang ada di tabletnya 

"800? Disini di proposal biaya yang diperlukan sekitar 1,2 M, apakah enggak ada dana darurat yang dapat kita gunakan?" Cika masih membaca proposal dengan seksama

"800 juta tadi sudah merupakan termasuk dana darurat, dana perusahaan banyak diglontorkan untuk pembangunan pusat pembelanjaan yang direncanakan akan selesai tahun depan, atau lebih baik kita mengambil dana dari pembangunan pusat pembelanjaan tersebut namun akan membuat semakin lama proses pembangunannya" ucap Kiki memberikan masukan 

"Jangan! Kalau pengembangan penelitian ini kita tunda dulu bisa enggak,ya" ucap Cika

"Dokumen yang harus ibu tanda tangani itu adalah surat persetujuan untuk memulai kegiatan pengembangan, para peneliti menuntut agar segera dilakukannya pengembangan karena saat ini merupakan waktu yang tepat. Melihat dari segmentasi pasar saat ini teknologi yang dikembangkan akan memiliki potensi yang besar apabila kita dapat meluncurkan produk ini pada dua tahun kedepan. Kebanyakan dari perusahaan besar belum mengembangkan teknologi yang seperti ini. Dan selain itu para peneliti akan menuntut akan meninggalkan perusahaan kita apabila tidak terlaksananya pengembangan teknologi ini dan mereka akan mencari perusahaan lain yang dapat membiayai mereka. Kemungkinan mereka akan berpindah ke perusahaan Green Life karena perusahaan tersebut bergerak pada bidang yang sama dalam teknologi pengembangan ini" ucap Kiki panjang lebar

"Ohh, jadi mereka berusaha menekan kita. Oke. Akan saya setujui surat ini sehingga dapat segera direalisasikan. Untuk kekurangan dananya mungkin akan saya transfer pada hari Selasa minggu ini. Kalau sudah tidak ada yang dilakukan lagi saya permisi dulu. Dan saya meminta maaf karena sudah menyuruh kamu bekerja di hari weekend ini. Nanti ini akan saya masukkan ke gaji lembur dan akan saya tambahkan bonusnya" ucap Cika kemudian beranjak untuk pergi

"Terima kasih Bu Cika" ucap Kiki melihat punggung Cika yang mulai berlalu pergi.

Cika langsung pergi meninggalkan Kiki, sebelum pulang dia pergi menuju ke toko fashion membeli sepasang sepatu yang akan digunakan sebagai alasan dia keluar rumah tadi. Setelah itu Cika langsung bergegas pulang.

"Sepertinya aku pernah lihat mobil ini(?)" ucap Cika turun dari mobil dan melihat mobil yang sangat familiar baginya terpakir di parkiran rumahnya.

Be Better? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang