Chapter 9

0 0 0
                                    

Suasana tenang menyelimuti mereka yang masih terlelap dalam tidurnya, hanya terdapat sedikit pergerakan dari mereka, saling membenarkan posisi agar nyaman. Hingga mulai terdengar gema suara azan subuh yang saling bersaut sautan. Reno perlahan membuka matanya dan mengumpulkan kesadarannya. Menatap lama wanita yang sedang tidur disampingnya dengan tatapan bingung. Setelah semua kesadarannya terkumpul akhirnya dia ingat bahwa dia baru menikah kemaren.
"Cika… " suara parau Reno membangunkan Cika
Tidak ada jawaban dari Cika, hanya sedikit bergerak
"Bangun udah subuh" menyentuh pelan pipi cabi Cika
"Hmm" jawab Cika masih setengah sadar.
"Ayok sholat dulu, nanti lanjut tidur lagi kalau masih capek" ucap Reno kemudian pergi menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Setelah Reno pergi, Cika mendudukan dirinya dengan mengumpulkan nyawanya yang masih beterbangan ke sana kemari.
“kamu lagi engga sholat?” tanya Reno yang sudah mengenakan sarung
“Sholat” jawab Cika masih linglung
“Kamu ambil air wudhu dulu, aku tunggu di sini. Kita sholat bareng” ucap Reno
Mendengar hal tersebut Cika langsung bangkit menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Kemudian mereka sholat bersama, jama’ah.

Suasana di luar cukup mendung, terlihat dari awan hitam yang menutupi sinar matahari. Cika harus segera berangkat ke kantor, tetapi mobil yang biasanya digunakan sedang berada di rumah orang tuanya dan yang tersisa hanyalah motor saja. Cika harus segera ke kantor sehingga tidak sempat untuk sarapan bahkan lupa untuk berpamitan dengan Reno karena Reno sedang mandi.
Sesampainya di parkiran ternyata benar hujan turun dengan sangat derasnya sehingga apabila Cika nekat berangkat ke kantor sekarang maka akan basah kuyup. Tiba tiba terdengar suara klakson dari belakang.
“Mau berangkat bareng?” ucap Kleo.
“Siapa?” ucap Cika mengarah pada Kleo.
“Lo” ucap Kleo
“Ohh, maksud lo gue, tenang gue engga perlu tebengan lo, gue bisa pesen taksi sendiri” jawab Cika acuh kemudian meninggalkan Kleo.
Tiba tiba terdengar lagi suara klakson mobil dan berhenti di sebelah Cika.
“Udah gue bilang engga mau!” ucap Cika sedikit teriak, tetapi setelah melihat model mobilnya beda dari yang tadi.
Sang pemilik mobil keluar “Mau bareng saya ke kantornya?”.
Cika melotot, ternyata dia salah orang. Bukan Kleo melainkan Reno suaminya.
“Maaf, sudah teriak sama kamu. Aku kira laki laki garong tadi” ucap Cika merasa bersalah.
“Engga masalah. Buruan naik aku anterin kamu ke kantor” ucap Reno sembari membukakan pintu mobil.

"Sembari jalan kamu sarapan dulu, ya" ucap Reno pandangan fokus ke depan.
"Kamu udah sarapan?" ucap Cika ketika membuka bekal makan.
"Aku nanti gampang" jawab Reno
"Buka mulut kamu aa…." Cika menyodorkan sandwich ke arah Reno.
"Makasih. Oh iya di situ juga terdapat kartu kredit aku, bisa kamu gunakan untuk belanja bulanan" ucap Reno sambil menunjuk ke arah paper bagnya.
“Aku ada uang kok” ucap Cika
“Ini bukan masalah kamu ada uang atau tidak tapi ini tentang kewajiban aku sebagai suami kamu. Entah kamu mau belanja menggunakan kartu itu atau tidak yang penting ketika menggunakan uang untuk urusan keluarga kamu harus menggunakan kartu itu” ucap Reno diakhiri dengan senyuman.
“Ohh, oke” jawab Cika menyetujui permintaan Reno.

Cika sampai di kantor jam setengah tujuh, suasana kantor masih sepi. Belum terlalu banyak pekerja yang sudah datang ke kantor jam segitu. Cika langsung menuju ruang rapat, di sana terlihat Kiki dan Dito sedang menyiapkan hal hal untuk rapat nanti.
“Kalian udah sarapan?” tanya Cika sambil menenteng plastik nasi kotak yang dibeli di perjalanan tadi
“Bu Cika. Selamat pagi” ucap Dito
“Belum sarapan kami” jawab Kiki
“Ini kamu bagikan ke teman teman untuk sarapan” ucap Cika menyerahkan makanan tersebut.
“Kira kira perwakilan dari klien datang jam berapa?” tanya Cika
“Menurut informasi yang kemarin mereka berikan kemungkinan untuk mereka sampai sekitar jam 9, Bu” jawab Dito.
“Oke, kamu makan dulu bareng sama yang lain biar ini saya yang lanjutin” ucap Cika
“Terima kasih Bu” Dito kemudian meninggalkan Cika.

Akhirnya klien yang ditunggu tunggu datang juga. Cika beserta staf, berkumpul di lobi kantor untuk menyambut kedatangan klien tersebut. Dengan rapi staff berjalan mengekori Cika. Cika dengan senyum manis menyambut klien tersebut. Sampai di ruang rapat, sorot mata Cika dan para staf berubah. Mata dengan memiliki ambisi besar untuk dapat memenangkan proyek ini.
“Selamat pagi. Terima kasih sudah berkenan hadir untuk mendengarkan pemaparan tentang teknologi yang akan kami berikan untuk dapat membantu penyuburan tanah dalam menyukseskan hasil panen. Baik saya akan segera memulai presentasi hari ini. Pernahkah terpikirkan tentang mengapa ada perbedaan pohon yang ditanam di daerah pegunungan dan daerah dataran rendah? Itu terjadi karena adanya perbedaan unsur tanah yang terkandung didalamnya. Dengan perbedaan tersebut menyebabkan kita harus memikirkan dengan baik tumbuhan apa yang akan kita tanam agar sesuai dengan jenis tanah pada tempat tersebut. Adanya permasalahan tersebut membuat kami untuk mengembangkan pembuatan pupuk semi organik guna meningkatkan kesuburan tanah di semua daerah. Dengan menggunakan pupuk yang kami kembangkan, saudara sekalian dapat menanam padi di dataran tinggi dengan sangat subur. Karena dalam pupuk ini akan memberikan manfaat tentang pengikatan zat hara yang terkandung dalam tanah dan meningkatkan produksi zat hara pada tanah dengan membuat pori tanah menjadi tidak terlalu rapat. Dalam proses pengujian kami sudah melakukan pengujian selama 2 tahun terakhir dan hampir 100% dalam melakukan pengujian laboratorium…” ucapan Cika terpotong
“Maaf sebelumnya kami sudah mendapatkan tawaran yang serupa dari perusahaan green life dan perusahaan tersebut memberikan harga yang hampir setengahnya dari harga yang kalian tawarkan pada kami. Berilah kami keyakinan untuk memberikan proyek ini kepada perusahaan kalian” ucap salah satu klien
“Baik terima kasih atas tanggapannya. Dalam pupuk yang perusahaan yang kami tawarkan memang lumayan mahal, tetapi penggunaan dari pupuk yang kami produksi dapat menjaga kesuburan tanah hampir satu tahun. Dengan manfaat yang kami berikan tersebut sama halnya dengan pengeluaran yang kalian 10% lebih murah daripada kalian menggunakan pupuk dari perusahaan green life tersebut” jawab Cika dengan percaya diri.
"Baiklah jika seperti itu saya akan berunding terlebih dahulu, Terima kasih untuk hari ini" ucap klien.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be Better? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang