Chapter 7

1 0 0
                                    

Cika sedang mencari cari baju yang akan dikenakan untuk menemui teman papanya. Memilih dress berwarna hitam dan rambut dibiarkan terurai. Setelah selesai dia langsung pergi ke tempat tujuan bersama papanya. Perjalanan memakan waktu setengah jam. Sesampainya di hotel, Cika dan papanya diarahkan di ruang makan private.

Ternyata teman papa sudah menunggu di sana didampingi bersama seorang lelaki yang umurnya tidak jauh berbeda dengan Cika kalau dilihat dari wajahnya.

"Maaf kami datang terlambat, kalian udah nunggu lama ya?" ucap pak Hardi

"Engga kok, kami baru saja sampai. Ini Cika ya?" ucap pak Hartanto

"Iya om, saya Cika" jawab Cika sopan

"Tambah cantik ya kamu, oh iya kenalin ini anak om. Namanya Reno" ucap pak Hartanto

"Terima kasih om, anak om juga ganteng. Kalau masih belum sold out buat saya juga boleh" ucap Cika semakin ngelantur.

"Kamu ngomong apa sih, maaf Cika memang anaknya agresif. Tapi kalau bener belum ada gandengan saya menerima jadi besan pak Hartanto" ucap pak Hardi sama saja seperti Cika

"Kamu mau nggak, Ren?" tanya pak Hartanto kepada Reno.

"Mau ya nak, kalau sepakat hari ini. Sebelum pulang ke rumah saya pastikan kalian bisa langsung jadi suami istri" ucap pak Hardi

"Sebelum saya memutuskan bersedia atau tidak, izinkan saya berbicara terlebih dahulu dengan Cika" ucap Reno sopan

"Ohh gitu oke, sembari kalian berbincang kami berdua akan menyiapkan surat surat untuk pernikahan kalian" ucap pak Hardi
Reno berlalu pergi dan diikuti dengan Cika di belakangnya. Reno mengajak Cika ke salah satu kamar suite hotel untuk berbincang. Mereka berbicara di balkon dengan saling memandang pemandangan hutan belakang hotel.

"Alasan kamu apa?" tanya Reno

"Hmm, alasan ya? Kalau aku bilang alasannya kamu tampan dan kaya, kamu percaya engga?" ucap Cika

"Pernikahan itu bukan sesuatu yang bisa buat kamu mainin" ucap Reno mengalihkan pandangan ke arah Cika

"Aku serius dengan ucapanku" ucap Cika dengan percaya diri.

"Aku sudah pernah menikah" ucap Reno

"Aku tidak peduli dengan masa lalu kamu, karena aku akan membuat kesepakatan dalam pernikahan ini" ucap Cika

"Maksud kamu?" tanya Reno bingung

"Kita akan memulai hubungan sama seperti kita memulai hubungan pacaran, kita akan berkenalan satu sama lain dengan perlahan, apabila di perjalanan kita tidak bisa saling melengkapi satu sama lain atau salah satu dari pihak kita tidak bisa melanjutkan hubungan karena alasan tertentu maka pihak tersebut bisa memutuskan hubungan dengan bercerai. Namun keputusan boleh bercerai adalah setelah menjalin hubungan selama 5 tahun. Dalam lima tahun tidak diperkenankan adanya pihak ketiga. Apabila adanya pihak ketiga maka pihak yang dirugikan boleh menuntut ganti rugi. Dan untuk keuntungan dari pernikahan ini adalah aku bisa membantu hotel kamu ini untuk bisa bekerja sama dengan perusahaan biro perjalanan dari salah satu anak perusahaan papaku. Gimana menurut kamu?" ucap Cika menatap mata Reno.

"Kenapa harus menikah?" tanya Reno

"Karena aset yang akan diwariskan ke aku akan bisa aku miliki setelah aku menikah dan nilai plusnya dengan menggunakan nama keluargaku kamu dapat dengan mudah mengembangkan perusahaan keluarga kamu. Dan kalau engga salah kamu punya adik kan? Kamu bisa membuat hotel ini menjadi lebih besar sehingga ketika pembagian perusahaan kalian dapat mendapatkan jumlah yang besar untuk masing masing" ucap Cika

"Aku tidak bisa menikah dengan kamu" ucap Reno membuang muka.

"Kenapa?" tanya Cika penasaran

"Aku tidak yakin bisa baik baik saja saat menikah denganmu. Kamu memang cantik dan memiliki latar belakang keluarga yang bagus. Tapi aku tidak pantas mendapatkan wanita seperti kamu. Aku sudah pernah menikah sebaiknya kamu memilih laki laki lain yang jauh lebih baik daripada aku" ucap Reno kemudian bergegas pergi meninggalkan Cika

'Apa? Gue ditolak' batin Cika tidak percaya
Cika menyusul Reno. Dan menarik tangan Reno ketika hendak membuka pintu. Menghalangi pintu dengan tubuhnya.

"Aku mau keluar" ucap Reno

"Enggak, sebelum kamu mau menikah denganku" ucap Cika

"Kan aku sudah bilang kalau aku tidak bisa menikah denganmu" ucap Reno

"Walaupun kamu menolak akan aku pastikan kamu akan jadi suamiku hari ini" ucap Cika kemudian mengambil handphonenya dan memperlihatkannya kepada Reno.

"Bagaimana kamu bisa tahu?" Reno terkejut dengan yang diperlihatkan kepadanya.

"Aku akan bantu kamu ambil semua yang seharusnya menjadi milik kamu" ucap Cika

"Bagaimana caranya?" ucap Reno tidak percaya

"Menikahlah denganku" jawab Cika.

Setelah percakapan tadi, mereka kembali ke tempat awal. Mereka bilang kepada pak Hartanto dan pak Hardi bahwa mereka saling setuju untuk menikah. Kemudian mereka langsung pergi ke KUA karena persyaratan tentang surat surat sudah dipersiapkan oleh sekretaris mereka masing masing.

Di sinilah mereka berdua duduk di depan penghulu. Reno masih gugup dengan keadaan yang terjadi sekarang ini. Dia takut menatap mata pak Hardi sedangkan Cika yang di sebelahnya hanya duduk dengan anggun. Reno berusaha untuk menenangkan dirinya dengan segala cara. Setelah tenang Reno menjabat tangan pak Hardi.

"Saya nikahkan Putri saya Cika Kartika Amara binti Herdiyaksya Wicaksono dengan Reno Heksa Rasya Utama bin Heksa Hartanto dengan emas kawin uang sebanyak satu juta dibayar tunai" ucap Pak Hardi dengan suara lantang

"Saya terima nikah dan kawinnya Cika Kartika Amara binti Herdiyaksya Wicaksono dengan Reno Heksa Rasya Utama bin Heksa Hartanto dengan emas kawin tersebut dibayar tunai" ucap Reno dengan satu tarikan napas

"Gimana para saksi?" tanya pak penghulu kepada para saksi

"Sah" ucap saksi berbarengan

"Alhamdulillah…., Kalian sudah sah menikah. Selamat. Jaga istrimu baik baik ya nak" ucap pak penghulu kepada Reno

"Tolong jaga anak saya ya nak" ucap Pak Hardi

"Baik, akan saya jaga anak bapak walaupun tidak sebaik bapak menjaga Cika tetapi saya akan berusaha yang terbaik" ucap Reno

Cika mencium tangan Reno. Reno menatap Cika tidak percaya karena dia masih belum percaya kalau dirinya sudah memiliki istri lagi. Mereka pergi meninggalkan ruang akad karena sudah ada pasangan lain yang menunggu. Pak Hardi langsung pamit karena dia ada rapat yang harus dihadirinya. Sedangkan Pak Hartanto juga pamit karena di hotelnya juga sedang kedatangan tamu kehormatan sehingga harus segera pergi.

Cika dan Reno memutuskan untuk pergi ke supermarket membeli barang barang keperluan rumah tangga dan barang kebutuhan Reno. Saat perjalanan pulang ke apartemen Cika, jalanan macet sehingga Reno menyuruh Cika untuk tidur karena terlihat wajah Cika yang sudah sangat lelah.

Be Better? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang