Chapter 3

2 0 0
                                    

Seorang pria berjalan ke arah Cika duduk. Cika memandang pria tersebut dengan tatapan penuh tanya saat pria tersebut duduk di depannya.

"Selamat malam, maaf saya terlambat" ucap pria tersebut saat duduk di depan Cika 

"Malam, Anda siapa?" tanya Cika terkejut tiba tiba ada orang yang seumuran dengan omnya duduk di depannya 

"Saya Rio" ucap pria tua tersebut

"Ada perlu apa Anda menemui saya?" ucap Cika to the point

"Wah, ternyata kamu lebih cantik ya daripada yang diceritakan" Rio mengamati Cika dengan tatapan ambigu 

"Maksud Anda?" ucap Cika sedikit tidak nyaman dengan tingkah laku Rio 

"Masak kamu enggak paham sih" ucap Rio menatap dengan mata liar ke arah Cika 

"Jangan kurang ajar ya!" ucap Cika sedikit kentus

"Jangan sok jual mahal kamu wanita murahan, saya udah bayar kamu tadi" ucap Rio dengan nada sedikit songong 

"Bayar? Anda pikir saya barang bisa diperjualbelikan" ucap Cika bangkit dari duduknya 

"Iya, saya sudah bayar tubuh kamu, jadi kamu harus melayani saya" ucap Rio menahan tangan Cika

"Maaf saya masih ada urusan lain" ucap Cika menghempaskan tangan Rio 

"Saya sudah pesan mahal mahal masa tidak dapat apa apa!" ucap Rio dengan nada sedikit kesal

"Lepaskan saya, selagi saya masih sopan" ucap Cika menahan emosinya

"Saya akan lepasin kamu setelah kita bermain nanti" ucap Rio semakin nyleneh 

"Dasar gila" ucap Cika menginjak kaki Rio kemudian pergi sesegera mungkin

"Dasar wanita kurang ajar, berhenti kamu!" ucap Rio mengejar Cika

Cika berlari dengan ketakutan, kakinya terasa sakit karena dia menggunakan sepatu hills yang lumayan tinggi. Cika melihat ke belakang orang tersebut masih mengejarnya. Cika berencana naik lift tapi lift tak kunjung terbuka dia merasa gusar kebingungan harus berlari ke mana. Dia berlari mencari tangga darurat dan menemukan tangga darurat tersebut berada di ujung lorong. Cika masuk dan menutup pintu tangga darurat, tiba tiba Cika merasakan pusing yang luar biasa di kepalanya. Cika berdiri bersandar di balik pintu tangga darurat. Samar samar terdengar suara Rio yang semakin mendekat ke arahnya dan sepertinya Rio sedang menelepon seseorang.

"Barang yang saya pesan kabur, kamu harus tanggung jawab" ucap Rio

"Barang yang kamu maksud itu sudah saya pindahkan ke tempat yang sudah Anda tentukan sebelumnya dan dia sedang menunggu di sana. Lokasi yang awalnya di restoran berubah ke tempat eksekusi langsung" ucap orang diseberang telpon

"Oke" jawab Rio kemudian memutuskan sambungan telepon kemudian berlalu meninggalkan Cika 

Tiba tiba pandangan Cika berubah menjadi samar samar. Kepala terasa mau pecah. Cika berusaha untuk mempertahankan kesadarannya tetapi dia jatuh tergeletak di depan pintu  tangga darurat. Suara langkah kaki terdengar mendekat. Langkah kaki terhenti ketika orang tersebut berdiri tepat di depan Cika yang tergeletak di lantai..

"Kamu enggak apa apa?" tanya pria ketika melihat tubuh Cika tergeletak di lantai

"Kami sedang mencari keberadaannya tetapi target sepertinya kabur karena tadi ada kejadian diluar rencana" ucap seseorang yang berasal dari tangga bawah

"Kita berpencar, kita harus menemukan wanita itu sesegera mungkin kalau tidak kita bisa habis dengan bos. Dan kemungkinan wanita itu tidak akan pergi jauh karena minuman yang dia minum sudah saya kasih obat tidur" lanjut pria tersebut.

Cika mendapati seseorang sedang terduduk di sebelahnya, Cika kurang tau siapa orang tersebut karena pandangan Cika kabur, kemudian pandangan Cika berubah menjadi gelap. Langkah kaki semakin mendekat ke arah mereka. Pria tersebut membuka jaketnya untuk menutupi tubuh Cika kemudian digendonglah tubuh Cika ala bridal style. Dia bertemu dengan orang orang mengenakan pakaian serba hitam saat melintas di koridor. Melihat ada seseorang yang mencurigakan pria penolong tersebut menyiasati cara menggendongnya agar wajah Cika tidak terlihat. Pria stelan hitam melihat pria penolong menggendong Cika membuatnya penasaran dengan wanita yang sedang digondong oleh pria penolong tersebut.

"Maaf, bolehkah saya melihat wanita yang sedang Anda gendong?" ucap pria stelan hitam mengamati wanita yang sedang digendong 

"Apa hak Anda melihat pacar saya yang sedang tertidur" jawab pria penolong tersebut dengan datar

"Tapi seseorang yang sedang saya cari memiliki ciri ciri seperti pacar Anda" ucap Rio 

"Itu bukan urusan saya, kalau Anda masih menghalangi jalan saya. Saya akan lapor ke penjaga untuk mengusir Anda" ucap pria penolong tersebut.

Pria stelan hitam tersebut memberikan jalan karena dia tidak mau berurusan dengan penjaga hotel ini. Pria penolong tersebut membenarkan dan mengeratkan gendongnya agar wajah Cika tidak dapat dikenali. Kemudian pria penolong masuk ke dalam kamar hotelnya. Tubuh Cika dibaringkannya di ranjang dan membenarkan selimut untuk menutupi tubuh Cika sampai dada. Tubuh Cika mengeluarkan keringat yang cukup banyak, pria penolong tersebut sesekali menyeka keringat yang ada di wajah Cika.

"Gimana keadaannya?" tanya pria penolong

"Dia sudah lebih stabil, kemungkinan tadi dia diberi obat yang melebihi dosis sehingga tubuhnya bereaksi seperti ini. Reaksi dari sebagian orang berbeda. Nanti kalau terjadi sesuatu Anda bisa langsung hubungi saya tapi sejauh ini keadaannya sudah stabil mungkin sebentar lagi dia sudah bisa sadar" ucap dokter panjang lebar

"Terima kasih, Dok" ucap pria penolong tersebut

"Sama sama, saya permisi dulu" ucap dokter kemudian melenggang pergi.

Tbc...

Be Better? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang