JB🍑~3

749 97 75
                                    

🍑🍑🍑

"Mama.. Eunha takut sama Om galak"

Jimin paham ketakutan putrinya, tapi ia tidak bisa sertamerta mencaci-maki Jungkook juga. Jimin menyadari kesalahannya, satu. Yang kedua entah mengapa Jimin menciut setiap melihat sorot mata bulat milik Jungkook. Benar-benar seperti buah simalakama.

Akhirnya Jimin berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Eunha, jemari kecil putrinya ia genggam erat lalu mengecupnya agar bidadari kecilnya itu lebih tenang.

"Kenalan dulu sama Om-nya ya, namanya Om Jungkook" kata Jimin pelan, ia tersenyum saat Eunha mengabaikannya sebentar untuk menatap Om galak -menurutnya- yang duduk anteng di atas sofa. Tatapan takut bercampur tidak suka terlihat sangat jelas di manik si kecil. Eunha kembali menatap Jimin di sertai gelengan pelan "tidak mau, Eunha takut"

Ya Tuhan, sebenarnya apa yang Jungkook katakan kemarin itu ?

"Om Jungkook tinggal di sebelah rumah kita sayang, nanti kapan-kapan Eunha boleh bermain sama Om Jungkook" Jimin mengalihkan pandangan ke arah Jungkook, hanya beberapa detik lalu kembali pada putrinya.

Eunha menarik wajah Jimin lalu mendekatkan bibirnya di depan telinga "Tapi Om Jungkook galak, Mama" bisiknya pada Jimin.

Pria cantik itu berdehem pelan. Jimin rasa ini akan sulit, Eunha tidak suka pada Namjoon tapi putrinya itu tidak pernah menolak apa-apa yang Namjoon lakukan meski Eunha akan mengeluh atau protes kecil saat pria lesung pipi itu pulang. Sisanya, Eunha selalu ramah pada semua teman Jimin yang berniat mendekati Jimin dengan embel-embel mengambil hati Eunha lebih dulu. Jimin tidak keberatan kalau mereka hanya modus, yang terpenting mereka bersikap baik pada Eunha. Lagipula, Jimin belum menentukan pilihannya. Masih sangat jauh.

Bukan berarti Jimin berharap pada Jungkook, hanya saja ia heran dengan sikap Eunha yang menutup diri, berbeda dengan Eunha yang biasanya. Apa mungkin karena Eunha trauma ?

"Padahal Om kesini mau ajak kamu jalan-jalan, loh"

Jimin terkamjagiya, itu suara Jungkook !

Pria itu sudah berdiri dari sofa, lalu datang menghampiri Jimin dan Eunha yang meringsek bersembunyi di belakang tubuh mungil mamanya "Eunha takut, Mama"

"Maaf Mas Jungkook, sepertinya saya belum bisa menemani Anjing Mas Jungkook pergi ke dokter"

"Anjing punya Mas Jungkook, Jimin !"

"Ah.. Iya maksudnya itu" ingatkan Jimin memberi spasi dan kata 'punya' agar si Om galak itu tidak terus merasa di katai Anjing.

Jungkook mengangguk, ada sorot kecewa di mata nya. Jelas bukan karena Jimin mengatai dirinya Anjing tapi niatnya untuk mengajak Jimin pergi gagal karena Eunha yang tidak mau. Dan rasa kecewa yang lain, rupanya Jimin sudah memiliki seorang anak ?

Oh, Jungkook lebih terkamjagiya. Sebab dalam pikiranya, Jimin masih lajang dengan proporsi tubuhnya yang mungil namun berisi. Paras cantik manis dan juga imut, Jungkook pikir Jimin masih seusia anak sekolah menengah.

Mungkin Jungkook akan mundur  ?

Jungkook mengulurkan tangan, mengusap kepala Eunha lalu tersenyum "Om minta maaf ya, soal yang kemarin itu. lain kali saja kita jalan-jalannya juga tidak apa" Jungkook kembali mengulas senyum saat Eunha mengintip dari balik punggung mamanya. Tatapan mata bocah itu masih sama, takut dan tidak suka.

Jimin merasa pegal lalu ia berdiri membawa serta Eunha di gendonganya. Jungkook ikut berdiri "kalau gitu saya pamit ya, Jimin"

"Sekali lagi maaf ya Mas, terus gimana keadaan Anjing Mas Jungkook ?"

Janda Bohay [KOOKMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang