JB🍑~5

798 90 60
                                    

🍑🍑🍑

Range rover hitam melaju pelan setelah memasuki pekarangan rumah Jimin,  pukul sepuluh malam. Jungkook menginjak pedal rem tepat saat moncong mobilnya berada di belakang sedan hitam yang lebih dulu parkir di sana.

"Mobil siapa ?" tanya Jungkook sembari membuka sabuk pengaman. Melirik Jimin dengan ekor mata menunggu jawaban dari bibir pria manis itu.

"Sepertinya Bang Namjoon" Jimin fokus mengamati nomer polisi mobil tersebut.

Clik

Bunyi pelan dari sabuk pengamannya yang terbuka membuat Jimin menoleh, wajah Jungkook tepat di depan wajahnya. Netra itu, kelam namun saat bibirnya mengulas senyum membuat sekeliling menjadi hangat dan terasa sangat tulus.

"Terimakasih, Mas" imbalan yang pantas, lebih menyenangkan lawan bicara saat senyum dari plum merah muda itu mengembang tipis.

"Sama-sama" hanya kalimat lumrah dan raut yang biasa saja, tidak sama denagan di dalam dadanya yang gemuruh selayak badai di musim hujan masa ketujuh. Berisik sekali, Jungkook mengumpat dalam hati.

"Tunggu ya, biar saya buka dulu pintunya" ucap Jungkook lagi, hampir meninggalkan kursi pengemudi saat tangan Jimin terulur berani menahan lengan berotot milik Jungkook "saya bisa buka sendiri kok Mas" tolak Jimin, ia merasa perlakuan Jungkook terlalu istimewa untuk dirinya.

Jungkook menoleh, senyum jahil ia kulum. Pandanganya meluncur turun, kancing kemeja Jimin sasaranya "saya lebih suka membantu kamu membukanya"

"Huh ?" Jimin ikut mengarahkan pandangan mata Jungkook, setelah mengerti tujuan bambi gelap itu, ia mengalihkan pandangan ke segala arah. Bergerak gelisah membenahi posisi Eunha diatas pangkuan.

"Membuka pintu buat kamu, Jimin. Kenapa kamu terlihat sangat khawatir ?" suara Jungkook terdengar mengejek, Jimin pun menoleh pelan-pelan. Ejekan itu tidak bisa ia balas karena memang Jimin merasa tidak tenang.

Lalu Jungkook meninggalkan senyum yang lebih lebar sebelum pria itu turun, berjalan mengitari mobilnya kemudian membuka pintu mobil untuk Jimin.

"Saya bantu gendong Eunha" tidak perlu menunggu persetujuan dari Jimin, lengan kekarnya segera menelusup di atara dada Jimin dan putrinya. Mengangkat perlahan tubuh kecil itu lalu menggendongnya. Eunha tentu terusik sebentar namun kembali nyenyak bahkan mengalungkan lengan kecilnya ke leher Jungkook. Wajahnya menduselkan di dada bidang yang nyaman.

Hal kecil, tapi membuat Jimin terpaku akan pemandangan itu. Tidak menyangka kalau tempo hari Jungkook benar-benar membentak Eunha sampai putrinya itu mengalami sedikit trauma.

"Ayo, Jimin"

"Ah-iya.. Mas" Jimin tergagap, serampangan turun dari mobil Jungkook. Sangat ceroboh membuat kakinya saling menikung dan akhirnya tersungkur. Beruntung ada lengan panjang Jungkook yang meraih pinggangnya, Jimin pun selamat dari insiden mencium aspal di halaman rumahnya.

Kecanggungan membentang setelah pandangan begitu lekat dan dekat, telapak lebar di sisi kiri pinggang ramping perlahan melonggar.

"Kamu tidak apa-apa ?" tanya Jungkook seraya membenahi posisi Eunha dalam gendongannya. Jimin mengangguk "Terimakasih, Mas. Pasti bibir saya sudah jontor kalau tidak ada mas Jungkook"

Janda Bohay [KOOKMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang