JB🍑~9

1K 86 24
                                    

🍑🍑🍑🍑

Dunia ternyata sangat sempit.

Seperti dada Jimin, rasanya, jantungnya terhimpit hingga ia merasakan sesak yang luar biasa. Pun juga air mata yang tanpa permisi terus berjatuhan hanya karena sosok yang berdiri di sana. Bahkan pria itu, Cha Eunwoo tidak berani membuka lagi mulutnya setelah mengucap sebuah nama, Jimin.

Eunwoo pun tak kalah shock bertemu dengan Jimin. Mata Eunwoo kini memerah. Kedua tangan mengepal kuat, Eunwoo tidak mampu merealisasikan hasratnya atas Pria cantik yang berderai air mata.

Hati Eunwoo di antara dua rasa, sakit dan bimbang.

Jimin masih membisu seperti patung di samping Jungkook, walau tetangganya itu terus bertanya perihal keadaannya namun Jimin enggan menanggapi. Membuat Jungkook seperti pria idiot yang terus memberondong pertanyaan namun tidak mendapati jawaban.

"Hey, Jimin. Apa kamu juga mengenal sahabatku, Eunwoo ?" Jimin masih tidak bergeming. "Apa kalian saling mengenal ? Apa yang sebenarnya terjadi,  tolong jelaskan padaku !" Jungkook kini beralih menatap Eunwoo dengan suara yang lebih tinggi, Namun bibir lelaki itu juga bungkam.

Keadaan terasa mencekam seperti sedang uji nyali. Jungkook mengusap wajahnya nampak frustasi.

Lalu suara kecil membawa Jimin pada kesadarannya "Mama, Eunha mau pipis !" si kecil berjalan terhuyung-huyung dari arah ruang tengah seperti sedang menahan bobot tubuhnya sendiri, tangan kecilnya mengucek mata. Eunha mungkin mengantuk membuat keseimbangan  kaki kecilnya hilang sampai tidak menyadari keberadaan tubuh besar Eunwoo. Eunha menabraknya hingga tubuh kecilnya terjerembab. Eunha mendongak setelah tersadar, wajahnya yang polos bertemu tatap dengan pria dewasa asing, sorot mata tajam membuat Eunha ciut, juga rasa perih mulai menjalar di pantat kecilnya. Gadis kecil itu akhirnya mulai mencebik.

"Hiks.. Mama, sakit hiks.."

Jimin setengah berlari menghampiri putrinya, membawa Eunha dalam gendonganya tanpa melirik Eunwoo sedikitpun walau pria jangkung itu menunduk mengamati wajah ayu Jimin dari tempatnya berdiri. Jimin bergegas meninggalkan dapur dengan membawa Putrinya yang merengek pantatnya sakit.

Panggilan Jungkook juga ia abaikan. Namun bukan Jungkook jika mudah menyerah. Ia memutuskan mengejar Jimin sampai teras rumah lalu Jungkook menahannya.

"Jimin kamu kenapa ?" Jungkook menahan lengan kecilnya, namun Jimin hanya menatap dengan binar yang tidak Jungkook mengerti. Air mata menggenang di kedua sudut mata, sisa lelahan juga nampak jelas di kedua pipi gembilnya.

Apa yang terjadi ?

Hati Jungkook tiba-tiba terasa nyeri, sakit dan perih melihat pujaan hatinya seperti ini. Ingin sekali Jungkook memeluk tubuh yang terlihat ringkih, menghapus lelehan kesakitan yang merusak wajah cantik Jimin. Tapi lengannya terasa berat untuk terangkat, merengkuh tubuh lemah Jimin lalu memberi pria cantik itu sandaran yang nyaman di dadanya. Jungkook cukup tau diri akan posisinya yang bukan siapa-siapa.


"Jimin..." Jemarinya merosot perlahan dari pergelangan lalu menggenggam jemari kecil Jimin.

Tapi, pria catik itu menolaknya lalu Jimin pergi begitu saja, meninggalkan Jungkook dengan rasa kebingungan yang total menguasai pria itu. Jungkook ingin mengejar Jimin, tapi ia khawatir Jimin akan semakin menghindarinya. Ia memilih memastikan pria mungil yang ia inginkan itu masuk kedalam rumahnya, setelah itu Jungkook juga masuk ke dalam rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Janda Bohay [KOOKMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang