Tok tok tok..
"Nak Ema, bunda udah siapin sarapan nih" ucap Yuyun kepada Ema sambil membuka pintu kamar setelah mengetuknya. Rika yang masih asik terbaring di ranjang langsung menoleh ke sumber suara, Rika pun terbangun dan berjalan ke arah Yuyun.
"Iya Bun" Ema dan Yuyun berjalan ke arah dapur dan mulai sarapan. 'Sebenarnya udah kenyang sih. Tapi mau nolak segan juga. Yah ngga papa deh, masukin aja lagi..masih ada yang kosong kayaknya nih perut bisa di selip-selip' batin Ema sambil memasukkan makanan tersebut ke dalam mulutnya.
"Enak?" Tanya Yuyun kepada Ema.
"Enak Bun" ucap Ema sambil mengangguk. Baru saja mereka menikmati sarapan. Tiba-tiba datang seorang laki-laki yang langsung nyelonong masuk ke dalam rumah. Kebetulan pintu luar berdekatan dengan ruang tamu dan dapur, jadi ketika laki-laki itu berjalan melewati ruang tamu..Ema dan Yuyun bisa melihat lelaki itu.
"Farhan..." Lelaki itu langsung menoleh ke arah dapur ketika namanya di sebut.
"Eh bunda.." Farhan mengubah tujuannya dari yang awalnya ke kamar menjadi ke arah dapur. Farhan mencium punggung tangan bundanya. "Assalamu'alaikum bun.."
"Wa'alaikumussalam nak..kok kamu udah pulang? Ini masih pagi loh. Perasaan baru 2 jam yang lalu kamu berangkat, kenapa sekarang udah balik aja?" Tanya Yuyun kepada Farhan.
"Iya, tadi semua guru tiba-tiba ngasih pengumuman..kalau mereka ada rap.." belum menyelesaikan ucapannya, Farhan baru sadar ada seorang wanita di meja makan selain dirinya dan bundanya. "Cantik" tanpa sadar Farhan memuji Ema sambil menatapnya. Ema yang sadar dirinya baru saja di puji hanya bisa tersenyum tipis.
'Ini pasti anaknya' batin Ema.
"Kamu ya, giliran liat yang bening-bening aja langsung sat set" ucap Yuyun kepada anaknya.
"Hehehe namanya juga udah kodrat laki-laki Bun" Farhan berjalan mendekati Ema dan duduk di sampingnya. "Temen bunda ya?" Ema hanya menggangguk sambil tersenyum untuk menjawab pertanyaan Farhan. "Kenalin gua Farhan, anak bunda Yuyun. Nama lo siapa?"
"Nama saya Ema"
"Ngga usah pake saya, formal banget. Yang informal aja" ucap Farhan.
"Namaku Ema" ucap Ema sekali lagi. 'Ini anak sama emaknya sama aja. Jangan bilang anak yang satunya lagi plek ketuplek juga. Yah..gak papa sih..enaknya itu mereka ramah jadi udah di pastiin aku bakalan betah di sini' batin Ema.
"Umur berapa, terus Lo kelas berapa? Apa seumuran? Atau di bawah gua?" tanya Farhan. Sebelum menjawab Ema memberikan senyum tipis kepada Farhan.
'Emang ya. Kalau udah terlahir baby face...mau setua apapun, bakalan di kira masih anak sekolah' batin Ema. "Umur aku 25" ucap Ema apa adanya. Farhan langsung melebarkan matanya tanda terkejut dengan umur yang di sebutkan oleh Ema.
"Ha? 25 tahun" Farhan pun menatap bundanya untuk memastikan apakah itu benar. Dan ternyata Yuyun pun sama hal nya dengan Farhan. "Bunda juga ngga tau umur dia?"
"Bunda taunya Ema udah kerja, ngga tau umurnya" ucap Bunda masih melongo dan tak menyangka umur anak Rumi sudah 25 tahun, bahkan wajah Ema tak nampak seperti sudah 25. Jadi wajar saja mereka terkejut. "Bunda kira umur kamu 20 atau 21 nak"
"Hehehe Alhamdulillah awet muda Bun" ucap Ema sambil nyengir. 'Bakal dikatain perawan tua ngga ya. Umur 25 masa belum nikah..ya semoga aja ngga keluar dari mulut mereka' batin Ema.
"Ya ampun...bunda jadi iri deh..pengen muka masih keliatan muda walau umur sudah tak mendukung untuk dikatai muda" ucap Yuyun sambil menatap Ema dengan penuh harapan. Ema hanya tersenyum, Ema sudah biasa mendengar kata itu. Bahkan rium saja iri dengan wajah Ema, kenapa bisa wajah anaknya selalu terlihat muda walau umur sudah 25. Bahkan wajah Ema terkesan seperti masih SMK/SMA.
"Boleh juga" ucap Farhan yang membuat Ema langsung menatap ke arah Farhan. Ema melihat Farhan menatap dirinya sambil tersenyum. "Udah punya pacar belum?" Ditanya seperti itu, Ema langsung menggelengkan kepala. Karna memang selama Ema hidup dia belum pernah pacaran..alias masih single. "Bun, boking kakak cantik ini ya satu" ucap Farhan kepada bunda.
"Boking..kamu kira barang di boking"
"Iya maksudnya farhan udah netapin dia jadi milik Farhan Bun" Ema pun terkejut tak habis pikir dengan anak bunda Yuyun ini.
'Buset, baru ketemu..bahkan belum 1 jam udah di klaim jadi milik dia. Emang gendeng banget nih bocah' batin Ema.
"Ema mau kan jadi milik Farhan?" tanya Farhan sambil menyebutkan nama Ema dan nama dirinya.
"He..kamu yang sopan. Panggil kakak, Ema lebih tua dari pada kamu" ucap bunda protes.
"Iya iya Bun, kakak cantik..gimana? Mau?" Ucap Farhan kembali bertanya.
"Ngga" ucap Ema to the point. Yuyun pun tertawa mendengar penolakan dari Ema.
"Tuh nak Ema nya ngga mau. Kamu nya juga, aneh-aneh aja"
"Kenapa ngga mau? Gimana caranya supaya Lo mau sama gua?" Tanya Farhan kepada Ema.
"He..bunda bilang yang sopan Farhan.." ucap bunda memperingati.
"Ngga papa Bun" ucap Ema, karna sepertinya Farhan sudah terbiasa dengan kata lo gua.
"Nah, orangnya udah izinin Bun" ucap Farhan yang hanya dijawab gelengan kepala oleh Yuyun. "Eh..Lo belum jawab tadi" Farhan menunggu jawaban dari Ema.
"Sekolah yang rajin dulu. Bahagiain orang tua. Ngumpulin uang buat nikah biar ngga nyusahin orang tua. Baru kamu boleh datang ke rumah orang tua aku" mendengar itu, Farhan seperti diberikan lampu hijau.
"Setelah semua itu gua lakuin..gua bisa klaim lo kan?" Ema hanya bisa mengangguk tanda membenarkan ucapan Farhan.
'Terserah ni bocah aja deh. Lagian kalau jodoh bakal nyatu juga kan' batin Ema. Farhan berdiri dan mengepalkan tangannya seperti ingin bersorak.
"Gua bakal lakuin itu semua. Dan lo harus janji dengan ucapan lo sendiri"
"Aku ngga janji" Farhan yang sedang menahan kesenangannya pun tiba-tiba berhenti.
"Lo barusan ngangguk loh tadi"
"Aku mengangguk karna membenarkan ucapan kamu. Bukan berarti janji. Jodoh itu ngga ada yang tau, bisa aja di saat kamu sedang berjuang..ternyata aku sudah di klaim oleh lelaki lain. Dan juga, berjuang lah untuk orang tua kamu bukan untuk wanita yang kamu idamkan. Karna seiringnya kamu berjuang, kamu bisa menemukan wanita yang tepat untuk kamu jadikan istri. Jadi untuk masalah kamu mau klaim aku, itu tergantung keputusan Allah..apakah kita berjodoh atau tidak" ucap Ema menjelaskan, Farhan sadar bahwa dirinya tadi ingin berjuang atas wanita yang diidamkan nya bukan karna orang tuanya. Farhan tau kalau dirinya salah.
"Lo bener juga" ucap Farhan. "Bun, maafin Farhan ya. Tadi sempat lupa diri" Farhan memohon maaf kepada bunda karna takut yuyun akan sedih karna ulah Farhan. Farhan sangat menyayangi orang tuanya, Farhan tidak mau membuat mereka sedih.
"Iya, bunda maafin. Bunda maklumin kok, kamu masih muda jadi masih suka blak-blakan kalau bertindak. Tapi lain kali di pikirin dulu ya nak, benar apa kata Ema. Di takuti ketika kamu lagi berjuang dan Ema udah dimilikin sama lelaki lain. Kamu bakalan frustasi dan down karna melihat wanita yang kamu idamkan ternyata sudah direbut oleh lelaki lain"
"Iya bunda..Farhan ngerti. Ya udah Farhan mau masuk ke kamar dulu ya Bun" ucap Farhan kepada Yuyun. "Cantik..gua mau ke dalam dulu ya. Atau lo mau ikut?"
"Farhan..."
"Iya iya Bun, bercanda doang Farhan" Farhan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Bye cantik" Farhan melambaikan tangannya kepada Ema sambil berjalan ke arah kamarnya. Ema hanya bisa tersenyum dan terheran dengan tingkah bocah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku yang Posesif
RomanceEma seorang wanita yang dinikahkan oleh orang tuanya dikarenakan sebuah kesalahpahaman. Diawali dengan tidak saling cinta, membuat mereka harus bersikap romantis di depan orang tua mereka seakan mereka saling mencintai. Hingga kebersamaan, membuat c...