"Maksud kamu apa tadi?" Indra dan Ema sudah berada di dalam kamar. Indra sudah tidak tahan dengan kelakuan Ema.
"Maksud kamu apa?"
"Pura-pura bego ya" Ema hanya memutar matanya tak suka.
"Kan aku udah bilang tadi. Buat terlihat mesra di depan orang tua kita"
"Tapi ngga gitu juga. Lebay banget, terlalu lengket. Terus tadi apaan coba, bilang kalau aku gini lah..gitu lah. Ngga usah aneh-aneh deh"
"Kenapa? Kamu sedih ya..karna cuman ucapan aja? Atau mau langsung di praktekin?"
"Gila..ogah, awas aja kamu masih nyentuh-nyentuh aku di sini. Cukup di depan orang tua kita aja. Ngerti ngga?"
"Serius, kamu ngga mau nyentuh aku? Kamu normal kan? Masa ngga tergiur, kita cuma berduaan loh di sini"
"Di mataku, kamu itu ngga menarik. Paham? Lagian badan kecil terus rata. Apa yang bisa bikin aku tertarik"
"Jadi kamu suka sama wanita dari fisik ya?" Tanya Ema. 'Enak aja badan ku rata. Ini karna pakai baju oblong aja. Kalau pakai baju ketat, nonjol semua nih dada sama pinggul' batin Ema.
"Ya ngga lah, fisik itu terakhir"
"Ooo gitu ya?" Ema melepas ikat rambutnya yang sebelumnya masih terikat. Ikat rambut itu di lempar ke sembarang tempat. Ema berjalan mendekati Indra dengan tatapan nafsunya. Indra yang melihat Ema berjalan mendekatinya hanya bisa mengerutkan kening tanda bingung.
"Mau ngapain?" Ucap Indra waspada.
"Mau makan kamu"
"Dasar gila" Ema dengan cepat menarik tangan Indra dan membawanya ke samping ranjang. Ema pun langsung mendorong Indra hingga terbaring di ranjang. Ema langsung menaiki tubuh Indra. "Sialan ngapain kamu. Minggir ngga"
'Untuk kali ini, aku yang bakal memimpin' batin Ema langsung mencium Indra. Dengan mata yang terbuka lebar Indra terkejut, Ema tiba-tiba mencium dirinya.
"Mm.." Indra mendorong Ema agar terlepas dari ciuman itu. Baru saja terlepas, Ema membuat Indra mendesah. "Nnghh" Ema menyentuh batang Indra. "Ema..sialan, lepas!"
"Ngga mau" ucap Ema sambil tersenyum.
"Jadi ini ya dirimu yang asli. Di luar sok imut, di dalam ternyata nafsuan..nggh, Ema lepas"
"Iya, ini diriku yang asli. Harusnya kamu senang dong, istri mu bisa memuaskan mu" Ema terus menggosokkan tangannya dan meremas batang Indra yang masih tertutup kain celana. 'Keluar juga kan nafsu ku. Tau aja kalau udah ada yang halal, mesum ku langsung aktif' batin Ema.
"Ema..ngh..aku bilang lepas, jangan sampai aku kasar ya!"
"Kalau gitu, sebelum kamu kasar..aku harus selesain ini dulu" Ema membuka resleting celana Indra dan dengan mulusnya membuka kain tersebut hingga milik Indra berdiri keras dengan sempurna. Ema langsung mengocok batang Indra dengan cepat.
"Em..nghh..haa...berh..nghh" Ema terus menggerakkannya hingga sampai ke titik kenikmatan Indra. "Ema..ngghhh" cairan putih itu keluar hingga membasahi tangan Ema. Ema menatap milik Indra dengan tatapan penuh nafsu, tapi seketika Ema menggelengkan kepalanya.
"Enak kan sayang" Ema mencium singkat bibir Indra, Indra dengan nafas terengah-engah tidak bisa berfikir lagi. Ema pergi keluar kamar meninggalkan Indra sendirian.
"Sialan, berani nyentuh tapi ngga mau di selesaikan" ucap Indra melihat miliknya yang masih berdiri. 'Sekilas terlihat, kok dia jadi seksi..haa gila' batin Indra.
Di lain sisi, Ema izin keluar rumah dengan alasan ingin membeli sesuatu. Ema berjalan ketaman untuk menetralkan pikirannya. 'Biasanya kalau tiba-tiba napsuan ngga sampai nyentuh cowok deh. Apa karna dia udah halal, tanpa sadar aku langsung nyentuh dia' Ema berjalan mendekati tempat duduk yang berada di taman dan mendudukinya. 'Aku beneran gila banget. Bisa-bisanya ngga gemetaran pas megang punya Indra' Ema mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. 'Punya dia gede banget, emang bakalan muat di dalam aku?...eh..apa-apaan sih ngawur banget. Itu mikrinya terlalu jauh, udah-udah lupain' Ema terus menggeleng-gelengkan kepalanya. "Hadeh...tapi punya dia masih ngga ilang di kepalaku" Ema sedikit menjambak rambut tanda frustasi. "Aku harus gimana? Ini kesempatan atau sebuah penyesalan karna udah nekat langsung terobos gitu. Gimana kalau nanti dia makin ngejauhin aku? Huf...puyeng ah, di luar bukannya makin lega malah makin stress. Balik aja mending" ucap Ema berjalan menuju rumah Yuyun dan Pikri.
Ema terus berjalan hingga tiba di rumah dan memasukinya.
"Udah pulang nak?""Iya ma..loh mama mau kemana? Papa juga"
"Mau pulang nak"
"Kok bentar banget, di sini lagi aja"
"Iya nanti mama sama papa kapan-kapan kesini lagi. Sekarang mau ngeluangin waktu kamu untuk suami kamu. Mama sama papa pergi ya nak, assalamu'alaikum"
"W-wa'alaikumussalam" Rium dan Garly pun pergi, Ema melanjutkan jalannya hingga sampai di depan pintu kamarnya. 'Aku deg-degan. Takut baru masuk langsung di usir' batin Ema. 'Engga-engga, bersikap cool seolah-olah itu udah terbiasa. Lagian itu juga suami mu Ema, ada hak dong buat nyentuh itunya' Ema pun menghembuskan nafasnya sambil membuka pintu.
"Kesini" panggil Indra yang sedang duduk di tepi ranjang. Ema langsung menelan ludahnya, dengan langkah kaku..Ema berjalan mendekati Indra. "Setelah di pikir lagi, kamu sengaja nyentuh aku terus aku jadi suka sama kamu iya kan" Indra menatap Ema dengan tajam. "Apa yang kamu lakukan tadi, itu semua ngga ampuh. Untuk terangsang, semua laki-laki bisa tegang kalau miliknya di sentuh termasuk aku. Jadi ngga ngaruh soal perasaan" entah kenapa, Ema menyesali perbuatannya. Harusnya Ema tidak melakukan itu. "Besok kita pindah"
"Ha?"
"Budeg ya? Aku bilang pindah"
"Ish aku denger kamu bilang pindah. Tapi pindah apaan? Kalau ngomong tuh yang lengkap..jangan setengah-setengah" ucap Ema dengan tatapan sinis.
"Pindah rumah"
"Kenapa?"
"Supaya ngga di awasi sama orang rumah. Aku ngga mau terus-terus nempel sama orang mesum kayak kamu" ucap Indra dengan jari telunjuk yang menunjuk ke arah Ema. "Untuk kali ini aku maafin, tapi sekali lagi kamu ngelakuin itu...aku ngga bakal maafin kamu. Ngerti ngga"
"Iya ngerti" ucap Ema dengan nada suara pelan tapi masih di dengar oleh Indra. 'Hmm..ngikut suami aja deh. Ya..jujur aku pengen lebih lama lagi di sini' batin Ema.
"Oia untuk ranjang nanti kita pisah"
"Kenapa?"
"Kamu tanya kenapa?" Tanya Indra dengan tatapan tajam melihat Ema. "Aku ngga mau tidur sama wanita nafsuan. Harus nya kamu baik-baik dong karna aku mau tidur seranjang sama kamu. Ini malah ngelakuin hal kayak gitu, mending pisah ranjang aja"
"Oke"
"Oke?" Indra dibuat bingung dengan jawaban Ema. Awalnya Ema yang terus menerus menempelinya tapi sekarang langsung bilang oke?
"Iya, kenapa? Bukannya ini jawaban yang kamu mau? Kok malah heran"
"Ngga heran kok. Justru bagus kamu langsung bilang oke"
'Aku ngga mau lagi nyari cara supaya dia tertarik sama aku. Udah..ngga mau peduli lagi' batin Ema pergi menjauh dari Indra dan terbaring di ranjang sambil memainkan handphonenya.
'Ini Ema si nafsuan yang tadi kan? Kenapa jadi cuek gini' batin Indra yang sedikit terkejut dengan perubahan sifat Ema.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku yang Posesif
Storie d'amoreEma seorang wanita yang dinikahkan oleh orang tuanya dikarenakan sebuah kesalahpahaman. Diawali dengan tidak saling cinta, membuat mereka harus bersikap romantis di depan orang tua mereka seakan mereka saling mencintai. Hingga kebersamaan, membuat c...