"Pa..Ema tutup dulu ya telfonnya. Engga enak kalau di dalam kamar terus" ucap Ema kepada garly.
"Biasanya juga gitu. Kalau ngga kerja atau ngga ngapa-ngapain..kamu biasanya seharian di dalam kamar"
"Ini rumah orang pa..ya kali Ema santai-santai aja di kamar. Ngga enak sama yang punya rumah pa..papa ngga ngerti ih" ucap Ema yang sudah bersiap-siap untuk keluar kamar.
"Iya iya nak. Papa ngerti, ya udah papa mau lanjut kerja juga. Kamu baik-baik ya di sana, kalau merasa ngga nyaman..atau ada hal lain yang ingin kamu bilang, langsung hubungi papa atau mama ya nak"
"Iya pa..siap.. assalamu'alaikum papa"
"Wa'alaikumussalam nak" panggilan pun di akhiri, Ema memasukkan handphone ke dalam saku celana dan mulai berjalan keluar dari kamar. Ema mendengar suara bising dari arah dapur, Ema pun berjalan ke sana.
'Kayaknya Bunda di sana deh' batin Ema. Sesampainya di sana, Ema sedikit terkejut karna di dapur ada beberapa ibu-ibu yang sedang meracik bumbu. 'Loh, ada ibu-ibu? Bunda mana?' Ema mendekati para ibu-ibu itu dan bertanya tentang keberadaan Yuyun. "Permisi Bu, mau nanya. Bunda Yuyun di mana ya?" Tanya Ema. Ketika sedang meracik, sesaat mereka berhenti dan menatap Ema. Dari ekspresi mereka seperti bertanya-tanya siapa Ema. Karna Ema menyadari tatapan para ibu-ibu itu, Ema pun langsung mengajukan suara. "Saya temen bunda Yuyun Bu, yang kebetulan numpang tinggal di sini" ucap Ema. Ibu-ibu itu langsung mengangguk dan tampak perubahan ekspresi menjadi hangat.
"Jeng Yuyun tadi keluar, mungkin bentar lagi pulang" ucap salah satu ibu di sana. Ema pun mengangguk tanda mengerti.
"Ada yang bisa saya bantu Bu?"
"Ngga usah dek. Ini juga tinggal dikit lagi"
"Mm..kalau gitu saya permisi dulu ya Bu" Ema berjalan menjauh dari dapur, karna bingung mau melakukan apa. Ema pergi ke teras sambil menghirup udara luar. "Nunggu Bunda di sini aja deh, siapa tau bunda habis belanja. Jadi bisa bantuin bawa belanjaannya" ucap Ema. "Hmm..jadi kepikiran omongan si bocah itu deh. Siapa itu namanya..far..Farhan ya? Gara-gara dia nanyain soal aku udah punya pacar atau belum, aku jadi kepikiran..kenapa sampai sekarang belum punya pacar ya?" Ema bingung dan menanyakan tentang status single nya. "Apa aku terlalu kaku? Atau aku yang ngga pandai mengungkap rasa? Tapi serius deh, orang yang langsung blak-blakan ngomong ke aku untuk klaim itu cuma si bocah itu aja. Aku juga sempat kaget sih, ini anak mau main-main apa gimana? Ini loh bersangkutan dengan masa depan" Ema pun mengusap-usap lehernya. "Masalahnya ada satu nih, di perasaan aku sendiri. Aku ngga bisa terima gitu aja perasaan cowok yang rasa suka mereka itu masih ga jelas. Aku itu pengen yang kayak orang Sholeh Sholehah itu..pake ta'aruf gitu..itu pasti rasa sukanya udah jelas. Aku bisa dengan mudah suka sama lelaki yang udah jadi suami aku. Gara-gara temen ku suka sakit hati gara-gara kisah cinta dia, aku jadi takut sakit hati. Belum sanggup ini" Ema mengusap dadanya karna takut merasakan rasa yang benar-benar tidak ingin ia rasakan.
"Nak..lagi ngadem ya?"
"Eh bunda. Iya sekalian ngadem di teras, nyari angin" Yuyun pun akhirnya pulang membawa belanjaannya. "Sini bunda belanjaan nya, biar saya bawain" mereka pun memasuki rumah dan meletakkan belanjaannya di dapur. "Bunda, kok tumben ada ibu-ibu bantu masak. Ada acara ya Bun?"
"Bunda mau buat acara kedatangan anak bunda nak"
"Anak bunda yang di luar kota itu?"
"Iya nak. Udah lama banget anak bunda ngga pulang ke sini. Udah berapa tahun ya..mm bunda lupa. Pokoknya pas anak bunda masuk SMA, dia pengen SMA di luar. Jadi dia ngekos, terus sampai sekarang belum balik-balik. Makanya bunda seneng banget pas dengar kabar dari anak bunda, kalau dia mau balik ke sini"
"Lama juga ya Bun ngerantaunya"
"Iya..Farhan juga senang banget mau ketemu sama abangnya. Tadi pagi dia bilang..ngga mau sekolah. Ya bunda ngga izinin dong, lagian kan sekolahnya ngga sampai malam. Sore juga udah pulang. Jadi akhirnya Farhan bunda suruh sekolah"
'Ciri-ciri adek sayang abang nih' batin Ema. "Bun, Ema mau bantuin. Ada yang perlu Ema lakuin ngga?" Tanya Ema.
"Ngga usah nak. Biar ibu-ibu di sana aja yang ngerjain. Jadi kita nyantai aja, nunggu semuanya siap. Oia kamu ngga kerja?"
"Saya 2 hari izin ngga kerja Bun"
"Kamu kerjanya udah lama ya? Atau baru keterima kerja?"
"Udah lama Bun. Cuma mama sama papa khawatir aja sama sama saya, karna pernah pulang larut malam. Terus karna jaraknya jauh juga, jadi orang tua saya makin khawatir. Baru ini deh di rencanakan buat numpang. Alhamdulillah dapat di rumah bunda"
"Ngga numpang. Bunda seneng kok, mulai kamu masuk ke rumah ini dan tinggal di sini. Bunda udah anggap kamu kayak anak bunda sendiri"
"Makasih banyak ya Bun" ucap Ema sambil tersenyum dengan lembut.
"Iya nak..sama-sama"
"Kalau gitu Ema ke kamar lagi ya Bun"
"Iya nak. Nanti kalau udah waktunya makan siang. Bunda panggilin"
"Oke Bun" Ema pergi menjauh dari dapur dan berjalan menuju kamar. 'Yuhuu..bisa rebahan' batin Ema sambil tersenyum senang. Ema memasuki kamar, membuka bajunya dan mengganti ke pakaian piyama seksi favoritnya. Ema sangat suka memakai pakaian seksi ketika di dalam kamar, baginya tidur menggunakan pakaian tipis atau kurang bahan..membuatnya sangat nyaman. Ema pun langsung menghempaskan dirinya ke ranjang. Menutupi seluruh tubuh dengan selimut tebal. 'Hmm..enaknya. Mari main hp..terus tidur sampai siang' batin Ema. "Jangan sia-siain hari ini. Besok udah mulai kerja lagi, jadi besok bakalan stres lagi" Ema menghabiskan waktu paginya dengan bermain handphone hingga matanya perlahan mengantuk dan tertidur dengan tubuh masih tertutupi selimut.
...
"Assalamu'alaikum.." ucap seorang laki-laki memasuki rumah sambil membawa koper."Wa'alaikumussalam" ucap beberapa orang yang masih berada di ruang tamu dan dapur.
"Anak bunda udah pulang" Yuyun berjalan menghampiri anak tertuanya. "Anak bunda... Alhamdulillah selamat sampai tujuan" Yuyun pun memeluk anak yang sangat ia rindukan.
"Alhamdulillah..perjalanan lancar Bun"
"Bunda kangen banget sama kamu nak" Yuyun mengelus-elus kepala anaknya sambil tersenyum haru.
"Bun..adek mana?"
"Adek kamu sekolah. Tadi pagi dia maksa banget buat izin sekolah. Ya mana bunda izinin" ucap Yuyun, anak tertuanya hanya bisa tertawa melihat tingkah adiknya itu. "Oia nak, mama mau buat acara selamatan buat kedatangan kamu nanti sore"
"Loh, ngga usah sampai segitunya bunda. Kita ngerayain sekeluarga juga udah Alhamdulillah Bun"
"Ngga. Bunda pokoknya mau di rayain. Jadi, kamu istirahat aja ya nak. Nanti kalau semuanya udah siap. Bunda bakalan panggil kamu. Oia, kamu belum makan kan?" Tanya Yuyun yang hanya di jawab gelengan kepala oleh anaknya. "Ya udah, nanti sekitar jam 1an..bunda panggil kamu buat makan siang ya nak. Sekarang kamu istirahat aja, oke anak bunda yang ganteng" ucap Yuyun sambil mengelus bahu anaknya itu.
"Ya udah, anak bunda yang ganteng ini mau istirahat dulu ya Bun. By by bunda ku yang cantik" ucap anak tertuanya sambil berjalan menjauh dari Yuyun.
'Haduh..gantengnya anakku. Lumayan, pas acara selamatan..sekalian nyari jodoh. Siapa tau ibu-ibu yang datang punya anak yang masih single dan lagi nyari pasangan juga' batin Yuyun sambil tersenyum senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku yang Posesif
RomanceEma seorang wanita yang dinikahkan oleh orang tuanya dikarenakan sebuah kesalahpahaman. Diawali dengan tidak saling cinta, membuat mereka harus bersikap romantis di depan orang tua mereka seakan mereka saling mencintai. Hingga kebersamaan, membuat c...