"Bunda...Farhan laper, bunda masak apa" ucap Farhan memanggil bunda nya, Farhan berjalan keluar kamar dan menyusuri ruang tamu. "Loh? Masih di sini? Ini udah malam loh, ngga baik perempuan pulang malam-malam. Terus bunda mana? Kok anak orang ngga di suruh pulang aja" Farhan mencari keberadaan Yuyun, Ema hanya bisa menatap Farhan bingung.
'Dia ngga tau kalau aku sekarang numpang di sini? Apa orang tuanya belum ngasih tau? Udah ah biarin aja, palingan nanti di kasih tau sama bunda' batin Ema melanjutkan aktivitas menontonnya yang sempat tertunda.
"Bunda, itu anak orang ngga bunda suruh pulang? Udah malam loh Bun" Farhan akhirnya menemukan Yuyun di luar yang baru saja hendak memasuki rumah.
"Aduh..bantuin bunda dulu. Nih" Yuyun menyodorkan kantong plastik yang berisi makanan.
"Apaan nih Bun?" Farhan mengecek isi kantong tersebut.
"Makan malam kita. Bunda ngga masak, jadi beli di luar aja"
"Bunda pergi sendiri? Kenapa ngga panggil Farhan Bun, biar Farhan anterin"
"Kelamaan kalau manggil kamu. Udah yuk masuk, bunda mau siapin makanannya dulu. Ayahmu juga pasti bentar lagi pulang" Yuyun berjalan memasuki rumah dan berjalan menuju dapur.
"Bunda udah pulang? Oia, tadi di cariin sama anak bunda" ucap Ema menoleh ke arah Yuyun. Ema pun langsung berdiri dan menghampiri yuyun.
"Iya, tadi barusan jumpa di depan rumah. Tuh sekarang lagi bawa belanjaan ke sini" Ema melihat Farhan memasuki rumah dan meletakkan sekantong makanan tersebut di dapur.
"Ema, Lo mau pulang kapan? Habis makan malam ini? Biar nanti gua anterin pulang"
"Ngga usah, tempat aku deket kok"
"Ya ngga papa, walaupun deket juga tetap gua anterin. Bahaya, gimana pas lo baru keluar dari halaman rumah ini..terus di culik orang, kan bahaya" Ema hanya bisa mengusap-usap lehernya dan menatap Yuyun dengan ekspresi berharap agar Yuyun bisa menjelaskan kepada anaknya itu.
'beneran belum di kasih tau ya' batin Ema.
"Farhan..bantu bunda bawain ini semua ke meja ya. Nak Ema, yuk langsung ke meja makan" Yuyun memegang bahu Ema dan mengajaknya ke meja makan.
"Anak bunda belum tau ya?" Tanya Ema sedikit berbisik agar farhan tidak mendengar obrolan mereka.
"Belum, bunda lupa ngasih tau. Tapi nanti juga dia bakal tau kok" Ema hanya bisa tersenyum.
Farhan yang sudah meletakkan semua makanan dan alat makan di meja makan pun ikut duduk di sana. Farhan melirik ke arah Yuyun dan juga Ema, tampak mereka sedang asik mengobrol. "Bun, berasa ngomong sama menantu ya kan? Bunda udah simulasi aja nih"
"Assalamu'alaikum.." ucap seseorang yang memasuki rumah itu.
"Wa'alaikumussalam.." ucap mereka bertiga bersamaan.
"Ayah udah pulang? Yuk makan dulu" ucap Yuyun menghampiri suaminya dan mencium punggung tangan Pikri sambil membantu membawakan jas dan tas kantornya untuk di letakkan di dalam kamar.
"Ayah ke meja makan duluan ya Bun" ucap Pikri sambil mengelus kepala Yuyun. Yuyun mengangguk dan pergi ke kamar untuk meletakkan barang-barang suaminya.
"Eh, anaknya Rumi ya?" Tanya Pikri kepada Ema.
"Iya pak saya anaknya"
"Wah, udah besar ya kamu. Perasaan pas pernah ketemu.. kamu masih SD" ucap Pikri sambil menduduki kursi. Ema hanya menjawab dengan tertawa kecil.
"Ayah kenal sama Ema?"
"Ya kenal dong nak. Mamanya Ema itu temennya ayah" Farhan hanya mengangguk tanda mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku yang Posesif
RomanceEma seorang wanita yang dinikahkan oleh orang tuanya dikarenakan sebuah kesalahpahaman. Diawali dengan tidak saling cinta, membuat mereka harus bersikap romantis di depan orang tua mereka seakan mereka saling mencintai. Hingga kebersamaan, membuat c...