Dua

536 113 6
                                    

Nafas Malikh memburu dengan keringat di pelipis nya. Ia melepas kondom di kejantanan nya yang di penuhi sperma lalu membuangnya ke tong sampah.

Masih telanjang ia berjalan santai menuju kamar mandi melewati benda-benda yang berserakan di apartemennya akibat amukannya beberapa hari lalu.

Ia menerima kabar jika lamaran yang diajukan Papa nya Arsen sudah diterima dan dalam sebulan ke depan ia akan menikahi gadis bernama Judith.

Malikh mengamuk di apartemennya dan ia bersikap kekanak-kanakan dengan menghancurkan semua barang-barangnya.

Malikh menatap cermin dengan kedua tangan bersandar di dinding. Amarah bercampur kesal menyatu dalam hatinya.
Seorang wanita berkulit pucat yang dalam kondisi telanjang memeluknya dari belakang.

"So, you will really return to your country?" Tanya wanita itu memeluk tubuh kekar Malikh sambil mengecup punggungnya dan meraba tubuh Malikh.

"I have to go back because everything I have was blocked by my father." Ucap Malikh.

Ia melepas dekapan dan tangan wanita tersebut. "Rebecca, it's over for us. I'll get married or I'll be homeless."

"But I love you, Malikh. Stay here I will finance all your needs." Rebecca tak mau menyerah. Baginya Malikh pria Asia yang sangat tampan, manis, panas, juga sangat ia cintai. Ia juga bukan seorang gadis pengemis, ia memiliki keluarga yang cukup mapan dan ia bisa mengurus Malikh di New York.

"Sorry, I can't." Ucapnya lalu membersihkan dirinya. Ia mendengar Rebecca menangis di sebelahnya tetapi ia sama sekali tak iba. Yang ia rasakan pada gadis itu cuma gairah. Setahun belakangan ini, Rebecca memang kekasihnya. Tetapi cinta... Ia sudah mati rasa akan hal yang bernama cinta.

Beberapa hari lalu, Papa nya memblokir semua uang masuknya. Pria itu memang sudah sering mengancamnya tetapi tak pernah ia gubris.

Namun kali ini, ia tak bisa tak menurut. Papa nya mengancam mengeluarkan dirinya dari KK, daftar warisan, dan parahnya semua haknya akan di limpahkan pada Kirana, ibu tirinya.

Ia tidak terima, sampai kapanpun tidak akan terima jika Kirana mendapatkan apa yang ia inginkan setelah menghancurkan hidupnya.

"Malikh please... Can we..."

Malikh berbalik menatap Rebbeca dan menaikkan sebelah tangannya tanda ia tak ingin di sanggah. Yah, salah satu yang membuat Rebecca menyukai Malikh dia dingin dalam bersikap dan panas di ranjang. Hah... Rebecca sangat gusar.

---

Malikh menatap fhoto seorang gadis yang di kirim ke ponselnya. Dia cantik, tapi Malikh tak tertarik, gadis cantik tak berguna bagi Malikh. Ia bosan dengan wanita cantik, sebagian besar munafik.

Setelah diancam, akhirnya ia kembali ke Indonesia. Bagaimanapun ia sadar belum mapan secara finansial. Yang ia lakukan selama ini hanya menghabiskan uang dan berfoya-foya.

Malikh tak pernah perduli apapun, termasuk ketika kakak perempuannya menelepon meminta ia pulang karena Papa nya kena serangan jantung dan harus dioperasi ke Penang.

Malikh tak perduli, ia bahkan mengadakan party kala itu dan menghabiskan uang ratusan juta bahkan mungkin mencapai miliaran rupiah.

Dan mau tak mau ancaman jika semua harta akan diberikan atas nama sang ibu tiri membuat ia menyerah. Bagaimana bisa ia merelakan semua harta nya yang notabene berasal dari warisan almarhum Mama nya kepada seorang perempuan licik?

"Hai... Selamat datang, bro!" Sapa seorang pria berpenampilan rapi menyapa Malikh.

Mereka lalu bersalaman dan bersidekap sebentar.

Malikh & JudithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang