Minggu pagi... Judith bermalas-malasan di sofa atas lantai 2. Ada ruang tamu mini yang di sulap Judith jadi ruang kerja nyaman baginya.
Ia bisa berbaring di sofa ataupun ambal lembut yang rutin dibersihkan.
Laptopnya diletakkan di meja kaca kecil dan ia berbaring malas di sofa.
Malikh tak pulang semalam. Ia tak berniat bertanya dimana pria itu. Malah ia pikir lebih dari baik pria itu tak di rumah ia merasa nyaman.
Judith memutar musik dari ponselnya dengan volume sedikit kuat. Ia juga bisa menikmati musik di rumah ini, setidaknya musik yang ia putar lebih enak di dengar daripada musik dengan bass tinggi yang cuma bisa jedag-jedug doang.
Sesekali ia bersenandung sambil memakan keripik kentang ber micin yang rasanya gurih.
Ia sedang memeriksa tugas mahasiswa.
Cuma memakai atasan tank top tali satu, dan celana pendek hotpants ia berbaring memeriksa tugas mahasiswa.
Judith memakai kacamata berbingkai hitam karena ia menderita mata silinder dan ada sedikit minus.
Tanpa terasa, angin sepoi-sepoi yang masuk dari balkon lantai dua membuatnya nyaman. Dan ia pun terlelap.
Ga apa-apa deh... Aku ngantuk. Malikh juga nggak akan ke atas. Pikirnya. Karena dalam sebulan ini Malikh baru naik satu kali itupun saat hari pertama mereka tiba di rumah tersebut.
Ia pun membiarkan dirinya lelap.
Entah berapa lama ia terlelap, ia bahkan bermimpi ada kucing yang menjilat area wajahnya sekitar mulut. Sepertinya kucing itu menjilat bekas keripik kentang di area bibirnya.
Antara sadar dan tidak mimpi Judith terasa aneh dan... Ia pun membuka matanya.
Jantung nya seketika berdebar kencang. Ia menoleh ke sekelilingnya dan ia sendirian.
Judith duduk masih dengan debat jantung tak karuan.
Ia sampai bangkit dan melihat ke balkon takutnya ada orang menyelinap atau kucing. Rasanya mimpinya seperti nyata.
Namun ia tak menemukan apapun termasuk hewan kucing.
Judith berjalan ke tangga memeriksa apakah mungkin ada orang.
Entah apa yang ia pikir saat ini. Ia mimpi namun terlalu nyata. Astaga... Mimpi yang aneh. Apa jangan-jangan Malikh sudah pulang? Nggak mungkin Malikh datang dan menjilati bibirnya kan???
---
Malikh pulang saat matahari sudah begitu cerah. Mungkin sekitar pukul 10 pagi lebih.
Ia melihat ada mobil Judith di Garasi artinya perempuan tersebut ada di rumah.
Malikh hendak ke kamarnya dan ia berpapasan dengan pelayan rumah.
"Baru pulang atau baru dari mana sih Mas?" Tanya wanita berusia empat puluh tahunan tersebut.
Malikh mengurungkan niatnya ke kamar. Ia membawa jacket jadi tentu ia baru pulang sejak semalam tapi ia malas ada gosip.
"Tapi subuh keluar sebentar bik, baru pulang. Judith di rumah kan?"
"Iya di atas lagi dengerin musik sambil meriksa tugas kuliah mahasiswa katanya. Cuma bibik baru dari atas mau nawarin Snack risol yang baru bibik masak eh taunya si non ketiduran." Ucapnya lagi.
Malikh mengangguk. Ia meneruskan langkah ke kamarnya tetapi hanya melempar jacket ke atas tempat tidur.
Ia lalu naik ke lantai 2 rumah.
Malikh terdiam di anak tangga terakhir menatap Judith yang terlelap di sofa.
Sebagai pria normal ia tak mungkin biasa saja melihat ini. Kaki putih mulus dengan sedikit bulu halusnya, paha Judith bagaikan paha ayam yang siap di lahap. Ia cuma mengenakan tank top tali satu, dan payudara yang ia kira kecil ternyata cukup sesuai dengan postur tubuh mungil ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malikh & Judith
Roman d'amour(Sudah END ready pdf dan Ebook) Malikh yang sudah 8 tahun kuliah di luar Negeri dan tak kunjung TAMAT dipaksa pulang ke Indonesia oleh orang tuanya. Bukan hanya itu ia diancam di keluarkan dari KK dan jadi gembel jika tak mau menikah dengan gadis pi...