04. Memaafkan

448 49 0
                                    

Begitu sampai dikelas Fabi langsung di tatap penuh selidik dari kedua sahabatnya. Fabi yang ditatap itu pun hanya menatap dengan datar. Dia duduk di bangkunya, yang bersebelahan dengan Aldara.

"Lo habis ngelakuin kebodohan apa bi? sampek satu sekolah ngomongin Lo sama Kaluna." Tanya Raisa.

"Gue cuma nolongin dia aja." Jawab Fabi.

"Eh emang bener Juan nampar Kaluna?." Tanya Aldara.

Bukannya menjawab Fabi malah balik bertanya pada Aldara "Kok Lo tau?."

"Ye nih anak bukannya jawab malah balik nanyak." Omel Aldara

Fabi yang memutar bola matanya malas "ya dia di tampar sama Juan sampek bibirnya berdarah."

"Wah kurang ajar dia, berani banget nampar cewek dilingkungan sekolah." Raisa bener-bener marah pada Juan karena sebelum menyukai Yasha dia sempet menyukai Kaluna.

"Otaknya emang gada tuh orang, terus gimana udah diobatin belum lukanya?."

Fabi mengangguk "udah kok, gue yang obatin."

Raisa dan Aldara saling memandang satu sama lain ketika mendengar perkataan Fabi. Kedua nya menatap Fabi dengan tatapan yang membuat Fabi geli.

"Lo berdua bisa gak jangan natap gue dengan tatapan itu?."

"Lo gak sakit kan bi, kok aneh begini."

"Aneh gimana maksudnya?."

"Ya aneh, kita tau Lo adalah orang yang paling anti bantuin orang lain apalagi itu orang baru. Kita aja kadang gak Lo bantuin." Jelas Raisa.

"Eh iya juga, gue kan sama Kaluna baru kenal itu pun gak sengaja. Kenapa gue kayak perhatian gitu sama dia. Gue kenapa dah?." Ucap Fabi dalam hati.

"Ya mungkin karena dia temennya crush Lo Rai, gue pengen deket aja, siapa tau dengan cara gue bantuin dia, si Yasha agak kebuka gitu hatinya buat sedikit ngelirik Lo." Ucap Fabi panjang lebar.

"Lo emang temen gue yang paling baik dah bi." Ucap Raisa. Aldara hanya merotasikan bola matanya malas.

"Punya temen agak dongo gini nih, dikasih penjelasannya yang agak gak masuk akal dia mah nurut-nurut aja." Ucap Fabi dan Aldara dalam hati.

"Eh bi, dahi Lo kenapa, kok di plester?." Tanya Aldara

"Kepentuk meja gue kemarin."

"Tapi kok sampek di plester gitu?." Tanya Raisa.

"Lukanya dalam, makanya berdarah."

"Oh gitu." Fabi hanya mengangguk saja.

Di lain sisi Kaluna juga sedang di interogasi oleh kedua temannya, Yasha dan Sahira. "Jelasin ke gue gimana bisa si bangsat itu nampar lo? terus ada Fabi si kulkas itu disana?." Tanya Sahira.

"Haduh Sa bisa gak nanyanya itu satu-satu." Keluh Kaluna.

"Gak nerima komplen gue, buruan jawab."

"Oke-oke, pertama gue berantem sama Juan karena dia ketahuan selingkuh, terus kita sama-sama naik pitam akhirnya dia nampar gue terus disitu ada Fabi yang gak sengaja lewat kayaknya. Jadinya dia mukul wajahnya si Juan."

"Udah selingkuh, terus main tangan lagi. Kita udah bilang kan Kal kalo Juan tuh gak bener. Ngeyel sih, jadi gini kan." Ucap Sahira.

"Ya sorry gue pikir soal dia playboy tuh cuma rumor doang ternyata bener."

"Udah playboy, main tangan, hidup lagi." Marah Yasha.

"Eh tapi gue bingung deh." Ucap Sahira tiba-tiba.

Valaira (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang