Epilog : Rumah Masa Depan

445 33 2
                                    

Tepat pukul 10 malam Fabi mengantar Kaluna pulang. Mobil yang di kendarai mereka itu sampai di pekarangan rumah Kaluna.

Fabi keluar lebih dahulu, lalu membukakan pintu mobil untuk Kaluna. "Makasih, sayang."

Fabi mengangguk "sama-sama, yang."

"Kamu gak mau mampir dulu?."

"Engga deh ay, udah malam juga."

"Yakin?."

"Yakin sayang."

"Yaudah hati-hati ya, sampek rumah kabarin aku."

"Siap sayang, oh ya besok ikut aku yuk."

"Besok ya?."

"Iya, bisa engga?."

"Bisa ,tapi agak siangan ya, soalnya biasanya pagi toko roti aku rame."

"Oke sayang, nanti kabarin aja jam nya."

"Siap."

"Yaudah aku pergi ya."

"Hati-hati nyetirnya, jangan ngebut-ngebut."

"Siap sayang ku." Fabi agak mencondongkan tubuhnya kedepan lalu mencium bibir Kaluna sekilas.

"Kok cuma sebentar." Keluh Kaluna.

"Ya terus maunya?."

"Yang lama by."

"Kok kamu jadi mesum begini?."

"Salah kah aku mesum ke tunangan sendiri?."

"Engga sih."

"Ih ay...." Ucapan Kaluna terhenti ketika Fabi mencium bibirnya. Kini bukan cuma sebentar, Fabi mencium bahkan melumat bibir Kaluna. Tangan Kaluna ia kalungkan ke leher Fabi, sedangkan kedua tangan Fabi ia taruh di pinggang Kaluna.

Kaluna menangkup kedua rahang tegas milik Fabi, lumatan itu ditambah dengan lidah Fabi yang ia masukkan ke mulut Kaluna, ia mengabsen gigi dan gusi milik perempuan bersurai panjang itu, Setelah dirasa kehabisan nafas Fabi melepaskan ciumannya.

Fabi menyatukan dahinya dengan dahi Kaluna, keduanya sama-sama mengatur nafas. Sama-sama terkekeh pelan "aku gak nyangka, ternyata kamu pinter juga."

"Iya dong."

"Darimana kamu belajarnya?."

"Kepo kamu."

"Sama Devan ya?."

Kaluna merolling eyes "engga ya, aku gak pernah ciuman sama dia."

"Boong."

"Ih beneran, cuma kamu yang cium bibir aku."

"Ini beneran? Kamu gak pernah ciuman selain sama aku?."

Kaluna mengangguk "aku jaga diri aku banget, walaupun dia tunangan aku dulu, aku gak pernah izinin dia untuk nyentuh aku."

"Cuma aku nih yang diizinin buat nyentuh kamu?."

Kaluna mengangguk "iya, cuma kamu yang aku izinin buat nyentuh aku."

"Makasih udah milih aku, diantara milyaran orang yang bisa kamu pilih untuk kamu jadikan teman hidup."

"Aku pernah bilang kan, orang baik, cantik dan sempurna itu banyak. Tapi yang bikin aku nyaman, dan bisa lindungi aku itu cuma kamu."

Fabi tersenyum "I love you to the moon and back, babe."

Kaluna membalas senyuman itu "I love you more, honey."

"Aku pulang ya, sampai besok."

"Iya sayang, hati-hati dijalan."

"Kamu masuk duluan sana."

Valaira (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang