Malam harinya Fabi tengah bersantai sambil mendengarkan musik. Ia tengah asik memainkan ponsel nya. Lalu notifikasi pesan masuk dari Kaluna.
"Akhirnya punya alasan untuk ketemu Kaluna." Ucapnya pelan.
Fabi melihat jam, ternyata sudah pukul 9 malam. Dia harus istirahat karena sejak tadi ia belum istirahat sama sekali. Apalagi badannya sudah mulai pegel kembali.
Pagi harinya sekitar pukul setengah 10 Fabi sudah siap dengan setelan casual khas nya. Yaitu hoodie yang ia padukan ripped jeans. Ia turun ke bawah dan melihat sang Mamah tengah bersiap-siap pergi ke butik.
"Pagi Mah." Sapa Fabi.
"Ini udah jam setengah 10 Fabi, bukan pagi lagi."
Fabi terkekeh pelan "bagi Fabi ini masih pagi mah."
"Kamu mau kemana kok udah rapi?."
"Mau nemenin Kaluna ke perpustakaan kota mah."
"Katanya temen kok di temenin segala."
Fabi terkekeh "temen kok mah tapi Fabi suka."
"Jatuh cinta pada pandangan pertama?."
Fabi mengangguk "kok wajah mamah pucat? Sakit?."
"Engga kok, mamah gak sakit."
"Bohong, ini wajah mamah pucat loh, mending jangan ke butik dulu hari ini."
"Mamah gapapa kok Fabi."
"Beneran gapapa mah?."
"Iya gapapa, Yaudah Mamah ke butik dulu ya."
"Hati-hati Mah, kalo ada apa-apa hubungi Fabi."
"Iya sayang." Setelahnya mobil yang di kendarai mamahnya meninggalkan pekarangan rumah.
"Wajah mamah tadi pucat banget, mending aku hubungi ayah deh nanti di jalan."
Fabi juga pergi menuju mobilnya lalu ia menjalankan mobilnya menuju rumah Kaluna. Di perjalanan menuju rumah Kaluna Fabi menghubungi sang ayah.
"Ayah tau engga kalo mamah sakit?."
"Engga tuh, tadi mamah gak bilang apa-apa ke ayah."
"Serius? Soalnya tadi pas mau berangkat ke butik wajah mamah pucat yah."
"Aduh, pasti dia kecapean banget."
"Coba nanti ayah cek ke butik, Fabi takut mamah kenapa-kenapa."
"Loh emang kamu mau kemana?."
"Aku mau nemenin Kaluna yah, nanti kalo udah selesai baru ke butik mamah aku."
"Ah begitu, yasudah ayah kesana sekarang."
"Nanti kalo ada apa-apa kabarin ya yah."
"Iya Fabi." Setelahnya sambungan telfon itu pun terputus.
Fabi kembali fokus ke depan, ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Begitu sampai di pekarangan rumah Kaluna, ia mengirim pesan pada Kaluna jika ia sudah berada didepan rumahnya.
Setelah menunggu sekitar 5 menit, Kaluna keluar dari rumahnya dan langsung masuk ke mobil Fabi. Fabi yang awalnya sibuk dengan ponselnya menoleh ke samping ketika mendengar pintu mobil di buka dari luar. Cantik, manis, imut adalah kata yang pas untuk menggambarkan sosok Kaluna sekarang, bagaimana tidak. Dengan dalaman kaos, serta kemeja hitam kotak-kotak yang membungkus tubuh atasnya yang dipadukan dengan celana jeans dengan sepatu Nike Jordan sangat spesial jika Kaluna yang memakai nya.
Membuat Fabi yang mematung diam menatap wajah Kaluna. "Hey Fabi, kok diam." Ucap Kaluna sambil memegang bahu Fabi. Membuat perempuan bersurai pendek itu terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valaira (END)
ContoDisclaimer!!! 1. Banyak kata kasar 2. Banyak kata 🔞 3. Typo bertebaran. Visual hanya pemanis, jangan disangkut pautkan ke real life. Hidup berdua dengan sang Ayah tidak serta Merta membuat sifat Fabi sapaan akrab nya menjadi dingin dan arogan. Ju...