Pagi harinya, Fabi dan Kaluna masih berada didalam selimut yang sama, dengan lengan Fabi menjadi bantal.
Matahari sudah mulai meninggi, cahaya matahari itu masuk ke celah-celah gorden yang tersingkap. Kaluna mengerjapkan kedua matanya, lalu membuka perlahan matanya.
Ia melihat kesamping dimana seorang perempuan tengah terlelap tidur sambil memeluk pinggang rampingnya. Diam-diam kaluna tersenyum manis.
"Kalo lagi tidur gini dingin sama cueknya hilang."
Tangan kanan Kaluna terulur menyentuh pipi tembem milik Fabi, lalu jarinya mengarah pada bibir Fabi yang tertutup rapat. Fabi yang tidur itu merasa terusik lalu ia membuka matanya perlahan. Terkejut karena jarak wajah nya dengan wajah Kaluna sangat dekat.
"Pagi, sayang." Sapa Kaluna pelan.
"Emm pagi honey." Ucap Fabi dengan suara khas orang bangun tidur.
"Mandi yuk, abis itu aku mau bantuin eyang masak."
"Kamu aja duluan aku masih ngantuk ay."
"Yaudah kalo gitu, tapi abis aku mandi kamu loh yang mandi."
"Iya sayang."
Kaluna bangun, lalu berjalan kearah kamar mandi, sedangkan fabi melanjutkan tidurnya. Setelah kurang lebih 15 menit mandi, Kaluna keluar dengan wajah yang lebih segar dan memakai baju santainya. Pandangan nya beralih pada Fabi yang sudah bangun 100% dan kini sedang duduk sambil menatap dirinya.
"Gih mandi, aku mau turun bantuin eyang."
Fabi mengangguk "iya sayang." Kaluna menaruh handuk nya di tempat cucian lalu berjalan keluar kamar menuju dapur.
Begitu sampai di dapur ternyata Eyang sudah berada disana dan sedang memasak dibantu oleh para maid.
"Eyang, Kaluna bantuin masak ya."
"Gausah nak, kamu duduk aja sama Kakung sana."
"Gapapa eyang, aku mau belajar masak."
Yaudah kalo kamu maksa."
Kaluna akhirnya membangun eyang untuk mamasak sarapan. Kaluna banyak belajar dari eyang bagaimana memasak daging agar cepat matang.
Setelah kurang lebih 35 menit memasak akhirnya semua makanan yang dibuat eyang Kaluna matang. Para maid membantu mereka menyajikan makanan itu di meja makan. Dimana ada Fabi dan juga Kakung disana.
Kaluna yang awalnya ingin mengambil piring Fabi itu pun dicegah oleh tangan Fabi "kamu duduk aja aku bisa sendiri kok ngambilnya."
"Tapi kan...."
"Sttt udah lebih baik aku yang ambilin buat kamu okeh."
"Hemm yaudah deh." Fabi mengambil makanan untuk Kaluna.
"Ini kita kayak nyamuk kalo begini." Celetuk Kakung.
Fabi menoleh "kan ada Eyang Kakung, minta Eyang layani Kakung." Ucap Fabi.
Eyang hanya menggeleng lalu mengambil makanan untuk Kakung, dan setelahnya menaruh nya di depan Kakung. "Tuh udah di layani sama eyang, jadi gausah cemberut. Udah tua Kakung gak cocok."
"Dasar ya kamu Fabi." Fabi hanya terkekeh saja, setelah mengambil makanan untuk Kaluna ia menaruhnya di depan Kaluna. Setelahnya Fabi mengambil makanan untuk eyang dan juga dirinya sendirinya. Mereka makan dengan diam, setelah menghabiskan sarapan, Fabi dan Kaluna mencuci piring dan gelas yang kotor.
Skip sore harinya
Sekitar pukul 3sore Fabi dan Kaluna pamit pulang ke jakarta. "Eyang, Kakung kami pamit pulang dulu ya." Ucap Fabi
KAMU SEDANG MEMBACA
Valaira (END)
Historia CortaDisclaimer!!! 1. Banyak kata kasar 2. Banyak kata 🔞 3. Typo bertebaran. Visual hanya pemanis, jangan disangkut pautkan ke real life. Hidup berdua dengan sang Ayah tidak serta Merta membuat sifat Fabi sapaan akrab nya menjadi dingin dan arogan. Ju...