meet some new friend.

408 88 2
                                    

Elisabeth's P.O.V

Setelah mendapat jadwal kelasku, aku langsung bergegas menuju kelasku yang berada di lantai 3. Karena disekolah ini tidak ada lift atau sebagainya jadi aku dengan sabar harus menaiki tangga yang banyak ini satu per satu.

Setelah aku tiba di depan kelasku, pintunya sudah tertutup. Bagus sekali, sudah pasti aku telat. Aku mengetuk pintu kelas dan segera masuk ke dalam. Semua orang menatapku. Urgh, aku sangat benci situasi ini. Guru yang mungkin sedang menjelaskan sesuatu langsung menatapku.

"Apakah kau Elisabeth Branlyn?" tanyanya.

"Iya" Jawabku.

"Kau telat , young lady. Karena kau baru di sekolah ini, aku tidak akan memberimu hukuman. Tapi jangan melakukannya lagi. Okay?" Ucapnya.

Aku hanya bisa mengangguk kecil mendengar ucapannya. Aku masih berdiri di depan kelas sambil menunggu guru itu menyuruhku duduk.

"Kau bisa duduk di bangku kosong yang tersisa."

Well sir, jelas-jelas bangku kosong yang tersisa disini hanya ada satu. Ucapku dalam hati. Dan apakah kalian tau siapa teman sebangku ku? Harry! Yap, Harry.

"Namaku Mr.Kevin." Ucapnya spontan.

"Baiklah, senang bisa bertemu denganmu, Mr.Kevin." Balasku sambil menuju tempat dudukku.

"Sampai kapan pelajaran ini berakhir?" Tanyaku pada Harry.

"9.00." Jawabnya singkat. Sangat singkat.

Sambil menunggu jam 9, Mr.Kevin menyuruh kami untuk membaca buku pelajaran dulu. Tak lamapun bel berbunyi, Harry langsung meninggalkanku begitu saja. Memangnya apa yang kau harapkan dari orang asing,lis. Gumamku dalam hati. Aku akhirnya berjalan menuju cafetaria sendirian. Setelah mengambil makananku, aku berjalan mencari-cari meja kosong yang tersedia. Tadinya aku mengharapkan Harry mengajakku ke cafetaria bersama, karena bagaimanapun kan kita teman sebangku. Ternyata ekspektasiku tidak sesuai.

"Hey!! Kau!! Murid Baru!!" Suara asing yang kurasa memanggilku. Aku yakin sekali ia memanggilku karena siapa lagi murid baru disini kalau bukan aku. Aku menoleh ke sumber suara, dan kulihat seorang gadis dengan mata abu-abu dan berambut coklat lurus melambaikan tangannya kepadaku. Aku berjalan kearahnya. Mungkin dia mau mengajakku makan bersama atu menjadikanku budaknya.

"Hey." Sapaku dengan senyuman lebar.

"Hey, sini! Duduk bersama kami!" Katanya sambil menepuk-nepuk bangku disebelahnya yang mengartikanku untuk duduk di sebelahnya.

"Namaku Monica."

"Aku Elisabeth Branlyn. Lis for short."

"Ini Louis." She menunjuk pria yang berada didepanku.

"Itu Liam." Dia menunjuk pria dengan rambut bewarna coklat.

"Ini Niall." Dia menunjuk pria berambut pirang dengan mata biru yang menggemaskan.

"Ini Eleanor." Dia menunjuk wanita berambut panjang itu. Eleanor sangat cantik menurutku.

"Dan yang terakhir adalah..."

"Zayn." Seruku semangat.

"Kalian sudah saling kenal?" Tanya Niall bingung.

"Well, aku bertemu dengannya tadi dan aku meminta bantuannya."

"Hey lis, kita bertemu lagi." Ucapnya datar.

"Aku sangat menyukai caramu melawan Melissa." Ucap Eleanor semangat.

"Yes. Kau harusnya melihat mukanya. Sangat lucu sekali." Sambung Louis sambil tertawa.

"Tapi kuharap kau akan baik-baik saja." Ucap Zayn.

"Tentu saja aku akan baik-baik saja. Memangnya kenapa?"

"Dia bisa melakukan apapun yang dia mau,lis." Jelas Niall.

"Oh. Biarkan saja kalau begitu. Lagipula aku tidak membuat masalah dengannya." Ucapku datar.

"Jelas-jelas kau berbicara dengan Harry pagi tadi." Ucap Monica.

"Memangnya kenapa kalau aku berbicara pada Harry?" Tanyaku polos.

"Kau tidak tau? Melissa dari dulu sudah mengincar Harry. Ya walaupun, Harry tidak pernah mau menjadikannya pacar, tapi Melissa tidak menyerah dan terus saja berusaha." Jelas Ele.

"Wow. Kalau begitu aku baru saja membuat satu masalah lagi dengannya."ucapku.

"Kenapa?" Tanya Liam bingung.

"Selama sisa tahunku dipelajaran Mr.Kevin, aku akan duduk disebelah Harry. Tepat disebelahnya."

"Apa kau serius?" Tanya Zayn kaget.

"Yap." Jawabku santai.

"Wou, kau dalam masalah besar." Jelas Liam.

"Bukan hanya Melissa saja yang mengincar Harry tapi hampir seluruh gadis yang berada di sekolah ini ingin mengencani Harry." Jelas Monica.

"Itu gila sekali. Sangat tidak masuk akal." Ucapku masih dengan santainya. Maksudku apa yang kalian kagumi dari seorang Harry. Dia terlihat galak dan cuek dan mungkin tidak asik diajak bicara.

"Apa kau akan memberi tau apa yang kita bicarakan kepada Harry?" Tanya Ele kepada seseorang yang tak kuketahui siapa.

"Untuk apa kuberitahu tentang ini?" Ucap Zayn.

"Kau dekat dengan Harry?" Tanyaku kepada Zayn.

"Bisa dibilang begitu." Jawabnya.

"Benarkah?" Tanyaku terkejut. Tak kusangka saja Zayn bisa berteman dengan Harry.

"Jadi habis ini kau ada kelas apa?" Tanya Zayn.

"Seni." Jawab El.

"Komputer." Ucap Louis.

"Benarkah? Aku juga!" Ucap Liam.

"Inggris." Kata Niall.

"Sama dengan Niall" lanjut Zayn.

"Aku P.E" ucap Monica dengan lesu.

"Benarkah? Akhirnya aku mempunyai teman! YEY!" ucapku senang.

"Kau juga mendapat P.E?" Tanya Monic.

"Iyaa." Ucapku sambil tersenyum lebar. Benar- benar lebar.

Bel berbunyi setelah beberapa menit kemudian. Aku dan Monic berganti baju di ruang ganti. Tiba-tiba orang yang membenciku datang.

"Look who we have here." Seru Melissa.

"Kau mau berteman dengan orang sepertinya Monic? Apa kau gila atau semacamnya?"

Monic yang kuyakin mendengar ucapan Melissa hanya diam. Lalu tak lama kemudian, kami pergi menuju ke ruang gym dan meninggalkan Melissa bersama gengnya.

"Urgh. She is so freaking annoying!" Seru Monica.

"Setuju." Ucapku singkat.

Saat kami sudah memasuki ruangan gym, ternyata semua orang sudah berkumpul. Dan lagi-lagi aku melihat Harry disini.

"Jadi hari ini kita akan bermain volly. Girls vs Boys."

Semua gadis yang ada di ruangan langsung mengeluh karena ketidak adilan ini.

Permainan dimulai ketika guru sudah meniupkan peluitnya. Di grup wanita ada Monica, Melissa, 3 teman Melissa yang tidak kukenal dan tentu saja diriku sendiri sedangkan di grup pria ada Harry dan 4 orang yang tidak kukenal.

Pria yang tidak kukenal dari grup Harry mulai melemparkan bolanya dan hebatnya ia melempar ke arah Melissa dan lebih hebatnya lagi Melissa hanya berteriak bukannya malah melakukan sesuatu. Yah bisa dibilang hanya aku dan Monic yang bermain dalam permainan 'tidak adil' ini. Skor kami melebihi para lelaki di tengah permainan.

Pada akhirnya grup wanita kalah karena si Harry bodoh yang bersemangat terus menerus melempar bola ke Melissa. Mungkin ia sengaja karena ia tau Melissa hanya akan berteriak dan tidak melakukan apapun dengan bola bodoh itu.

ELEANOR CALDER DI MULTIMEDIA YAAA!! XX.

gotta be you // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang